Jangan pikir cuma orang tua saja yang bisa menjual anak nya. Karena anak pun bisa melakukan hal yang sama.
"Akak cantil! Akak cantil! Mau ndak jadi Mommy kita! Daddy kita duda loh, cekalian dapat anak comel cepelti kami ini."
"Iya! Iya! Nanti daddy akan bayal utang na Mommy! gelatis catu dapat catu. Nikah cama duda dapat anak.. Hehehehe!"
Berharap bertemu jodoh pangeran kuda putih, Larasati Aqela justru bertemu dengan dua anak kembar lucu yang menawarkan Daddy mereka.
Larasati seorang mahasiwi semester akhir yang harus bekerja di sebuah restoran untuk mencukupi kebutuhan nya harus terjebak dengan anak kembar pengusaha paling kaya. Angkara Brawijaya, dia memiliki sikap dan sifat yang sangat aneh bagi Laras.
"20 juta sebulan! Jadi Ibu dari anak saya!"
" Hapaaa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hachichan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MPAD. We Are Back!!
Kedua pria itu mematung di tempat nya, tapi saat suara tangisan Raja dan Bunga semakin kencang, keduanya tersadar dan segera berlari ke area luar. Disana, kelima bodyguard yang mengawal mereka terjatuh dengan penuh luka pada tubuh nya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Angkara panik.
Dirly bangkit dengan tubuh yang ngilu."Maaf Tuan! Kami sudah berusaha, tetapi jumlah mereka lebih dari 20 orang. Kami tidak bisa menyelamatkan Nyonya Laras..."
FLASHBACK ON....
Laras, Santi, Zahira dan dua kembar sedang asik memakan es krim sambil berjalan - jalan di sekitar daerah sana. Kebetulan panti asuhan Kasih Harapan sangat jauh dari pemukiman penduduk. Bahkan tidak ada rumah di sekitar, bisa di bilang wilayah nya sangat terpencil. Tapi suasana nya seperti desa.
Laras mengajak mereka menikmati pemandangan alam di luar sana tanpa tau bahwa bahaya sedang mengintai mereka. Saat sedang asik - asik mengobrol sambil jalan kaki.
Langkah mereka terhenti saat beberapa pria menggunakan topeng menghadang mereka. Raja dan Bunga yang takut bersembunyi di balik tubuh Laras.
"Siapa kalian?" Tanya Laras gemetar.
Mereka tidak menjawab tapi semakin mendekat, mereka tidak punya pilihan lain selain lari. Tapi langkah belakang mereka juga di cegat sama beberapa orang yang muncul dari arah belakang. Laras dan semua terkepung.
Satu tangan menarik Laras dan berusaha membawanya. Tapi Santi tanpa pikir panjang menarik tangan Laras yang satunya. Satu pria dari mereka menarik tubuh Santi dan menangkap kedua tangan nya, membuat tangan Santi terlepas dari Laras. Tangan Santi di kunci ke belakang tubuh nya oleh pria itu.
Laras dan Santi sama - sama memberontak dan meminta tolong. Tapi daerah itu sangat sepih dan tidak ada orang satupun.
BRUK....
Satu dari mereka yang memegang Laras jatuh ke tanah. 5 orang bodyguard yang mengawasi mereka dari jauh atas perintah Angkara datang menolong. Hingga terjadilah perkelahian antara mereka.
Laras dan Santi menjauh sambil memeluk tubuh Raja, Bunga dan Zahira yang gemetar ketakutan. Mereka ingin lari tapi kembali di hadang oleh beberapa pria yang entah muncul dari mana lagi.
Laras berusaha di ambil oleh mereka. Raja dan Bunga yang tidak ingin kehilangan Mommy mereka memukul - mukul kaki orang itu. Tapi tanpa di duga, Raja dan Bunga justru terkena tendangan kaki pria itu. Bahkan Santi yang berusaha mempertahankan Laras di dorong hingga wajah nya membentur batu yang ada disana.
Laras berteriak histeris, sementara kelima bodyguard ( Anak buah) suruhan Angkara masih berusaha mengalahkan mereka tapi jumlah lawan yang lebih membuat mereka kewalahan.
Laras yang ingin menolong Santi, hidung nya malah di bekap oleh sapu tangan yang dalam hitungan detik, Laras jatuh pingsan dan segera di bawa masuk ke dalam mobil.
Raja dan Bunga berusaha menolong. Tapi Zahira memeluk mereka dari belakang untuk menghentikan nya, karena dia takut Raja dan Bunga kenapa - kenapa. Zahira menangis tapi dia mencoba untuk kuat.
Setelah para orang bertopeng itu berhasil mengalahkan semua anak buah Angkara, mereka pergi meninggalkan tempat. Raja dan Bunga langsung berlari ke arah panti asuhan dan di susul oleh Zahira yang membantu Santi dengan kening yang meneteskan darah dan tangan lecet. Dia menopang tubuh Santi untuk berdiri dan berjalan.
FLASHBACK OFF.
"Jumlah mereka terlalu banyak, Tuan! Kami kewalahan!" Kelima bodyguard menundukkan kepala mereka, merasa menyesal karena gagal menolong calon istri dari majikan nya.
Kaki Angkara melemas, dunianya seolah runtuh seketika. Tapi di balik itu, ada amarah di matanya.
"Santi.." Rafael memegang bahu Santi yang hampir pingsan karena rasa sakit di kepalanya.
"Angkara! Hubungi anak - anak! Gue bawa Santi ke dalam dulu!" Rafael berlari membawa Santi ke dalam panti.
"Hiks hiks hiks.. Mommy na Laja cudah hilang, meleka ambil Mommy. Hiks hiks hiks, memang na meleka ndak bica cali Mommy cendili campai halus bawa Mommy na Laja.."
"Cedih kali hati na Buna.. Hiks hiks hiks!" Zahira memeluk kedua anak itu.
"Tolong bawa mereka ke dalam." Angkara memohon pada Zahira. Gadis itu mengangguk dan membawa kedua bocah itu masuk untuk di tenangkan.
Angkara merogoh saku celananya, mengambil hape dan mengirim pesan pada para sahabat nya. Matanya memerah memancarkan sebuah energi negatif. Mereka telah membangunkan sesuatu yang lebih berbahaya dari sang predator.
Group chat...
Angkara " Kode Merah!!!!
Setelah mengirim pesan itu, Angkara tersenyum smirk."Berani bermain - main denganku! Aku pastikan tidak ada hari esok!"
Di beberapa tempat ponsel mereka berbunyi.
🩵🩵🩵
Di hotel berbintang..
"Ahhh! Lebih cepat sayang.. A ahhh aku nggak kuat." Seorang wanita mendesah di bawah kungkungan seorang pria yang selalu memboking dirinya.
Tapi gerakan pria itu terhenti saat dia melihat cahaya merah berkedip dari ponsel nya. Dengan cepat, pria itu meninggalkan hasrat nya dan mengambil ponsel nya.
Angkara"Kode merah!!!
"Ohhh fuck... Keluar!"
"Tuan Zenath, apa ada masalah???"
"KELUAR SAYA BILANG!!" Bentak nya, wanita itu gemetar ketakutan dan langsung mengambil pakaian nya yang berserakan di lantai dan memakainya. Dengan langkah lebar, dia pergi meninggalkan kamar hotel.
Zenath pun melakukan hal yang sama. Feeling nya mengatakan, sesuatu yang besar akan segera terjadi.
Di tempat lain...
Dalam sebuah ruangan rapat. Dito sedang meeting bersama klien yang sangat penting. Dia berdiri di hadapan semua karyawan dan klien nya, mempresentasikan semua yang sudah dia persiapkan.
Tiba - tiba, layar ponsel yang ada di atas meja mengeluarkan cahaya merah yang berkedip. Dengan cepat dia mengambil ponsel itu. Matanya membelalak saat melihat dua kalimat.
"Maaf! Saya harus pergi!" Dito meninggalkan rapat penting, membuat semua yang ada di ruangan itu bertanya - tanya.
Di tempat lain lagi..
Sebuah restoran mewah. Seorang pria dan wanita sedang duduk saling berhadapan. Sesekali pria itu menghela nafas berat, dia merasa frustasi karena Mamanya selalu saja memaksanya untuk ikut kencan buta. Sudah 10 menit berlalu dan pria itu merasa bosan mendengar cerita gadis di depan nya.
Tiba - tiba, hapenya bergetar di dalam saku. Pria yang tak lain adalah Aditya merogoh dan mengambil ponsel nya. Dia mendapatkan satu pesan yang membuatnya langsung berdiri dengan kasar. Wanita di depan nya bahkan sampai terperanjat.
"Sorry! Gue nggak tertarik!" Aditya langsung berlari keluar meninggalkan wanita itu di tempat dengan tatapan tak percaya.
Di warnet...
Pria dewasa yang merasa mager sedang bermain dengan komputer di depan nya. Dia menatap serius layar komputer yang menampilkan dua toko yang sedang beradu senjata dan kekuatan. ML ( Mobile Lagend) Permainan yang sangat di sukai anak - anak.
"Sial!! Kuat juga dia, tapi jangan salahkan Mr L kalo bermain sedikit kasar." Seru pria yang tak kain adalah Letto.
Beberapa hari ini dia sangat kesal pada orang tuanya.
Karena itu dia sedang melarikan diri dari orang tuanya yang terus memaksa nya menjadi direktur di rumah sakit keluarga nya. Karena perdebatan, Letto memilih untuk kabur. Dia fokus kembali pada permainan nya. Tapi saat hampir menang, ponsel yang ada di samping nya mengganggu konsentrasi nya.
"Arrggg! Sial! Kalahkan gue! Siapa sih, ganggu aja!" Letto membuka ponsel dengan kesal. Tapi saat membaca sebuah pesan. Kekesalan nya hilang dan dia segera lari meninggalkan warnet itu.
Di tempat yang berbeda.
Angkasa yang di temani oleh Sania, sekertaris baru yang di rekrutnya sedang mencicipi beberapa makanan baru, yang akan di keluarkan oleh perusahaan.
"Hhmm.. Enak!" Angkasa mengambil daging dengan garpu dan memberikan nya untuk Sania.
Sania bingung."Ada apa, Pak?"
"Buat kamu! Coba rasakan, apa ada yang kurang!" Senyuman Angkasa membuat Sania menjadi salah tingkah, tapi saat Sania akan membuka mulut nya dan hampir memakan daging itu. kantong saku celananya bergetar, Angkasa kembali meletakkan garpu yang berisi daging di atas piring. Dia bahkan tidak sadar jika mulut Sania sudah terbuka lebar, beberapa orang disana berusaha menahan tawa karena ekspresi Sania. Dengan segera Sania kembali menutup mulut nya, menatap Angkasa dengan kesal.
Angkasa melihat isi pesan nya. Tubuh nya langsung menegang. "Kita lanjutkan nanti!" Angkasa berlarian keluar meninggalkan Sania yang berdiam diri di tempat dengan tatapan bingung.
Di tempat yang berbeda 7 pria itu tersenyum, memancarkan aura yang membuat seluruh lawan nya bergidik ngeri.
" We Are Back!!!"
pak angkara mungkin untuk melindungimu dari anabel
kopi & vote untuk mu