Kembali Ke Masa Lalu

Dua minggu berlalu dari kejadian Ciara di ganggu para berandalan pasar, Mariana dan Sania masih menjalani masa hukuman nya.

Abra semakin hari semakin sibuk dengan semua tugas nya, jadi dia tak punya waktu untuk mengawasi Ciara.

Sementara Ciara sendiri, dia kini selalu menikmati masa kebebasan nya, belum lagi secara diam-diam Pangeran Jordan selalu mengirimkan nya makanan yang Ciara sukai.

"Cukup membosankan juga ya Ciko.. " Ciara meminum teh hanya beserta kueh manis dengan malas.

"Bukan kan ini hal yang Nona ingin kan?" kadang Ciko heran karna Ciara selalu mengeluh tentang apapun.

Kita ganti sebutan Ciko ke Ciara jadi Nona ya, sebelum Mak di komen lagi😅.

"Iya aku ingin damai seperti ini.. tapi kalau terlalu damai seperti ini rasanya membosankan sekali, apalagi kalau tak ada hiburan dari badut badut ku" entah kenapa Ciara merindukan kemalangan bibi juga adik nya.

"Nona anda jahat sekali" Ciko tak menyangka jika Ciara menikmati kemalangan orang-orang jahat itu.

"Aku hanya merasa senang melihat raut wajah kekecewaan mereka Ciko, kamu tau sendiri kan.. mereka selalu memasang wajah masam jika rencana mereka gagal" Ciara terkekeh kecil saat membayangkan raut wajahnya penuh kekecewaan Mariana juga Sania.

"Nona ada-ada saja" menurut Ciko kebahagiaan sang Nona nya itu begitu sederhana.

…………………………………………

"Sayang.. kenapa Istri dan Putri mu itu bodoh sekali" kini Selir agung sedang marah besar pada sang Jendral karna dia merasa muak dengan perbuatan anak serta istri kekasih nya itu.

"Maafkan aku Selir.. aku lengah karna sibuk aku jadi tak bisa mengontrol mereka" Jendral takut jikan sang kekasih marah juga padanya.

"Hah.. sudahlah.. yang terpenting bukan anak kita yang bodoh" selir muak jika harus terus memikirkan mereka.

"Sayang aku merindukan mu.. " sang jendral mendekati Selir lalu mengusap lembut paha mulus nya,berharap kemarahan sang kekasih mereda.

"Aku masih marah padamu.. " sang Selir mencoba jual mahal, sayang badan nya tak bisa menolak, sekarang sang Selir malah sedikit melebarkan kaki nya, seolah meminta sang Jendral mengelus lebih ke atas lagi.

"Benarkah kamu masih marah padaku?" bisik sang Jendral dengan tangan tak diam, tangan nya kini sudah menggerayangi bagian inti tubuh sang Selir.

"Aku.. aahh.. ak.. aahhh.. terus sayang" sang Selir tak dapat lagi menahan gejolak hasrat nya, kini dia menikmati setiap usapan lembut dari sang Jendral.

"Dan terjadilah lagi.. hubungan terlarang yang terus-menerus di ulang, mereka tak takut ketahuan mereka hanya terus menikmati kenikmatan yang mereka rasakan.

Desahan demi desahan terus bersahutan, mereka seakan-akan berlomba untuk mendesah paling keras.

Hingga dua jam berlalu desahan itu terhenti, dan kini hanya ada malam larut nan sunyi, seakan meminta mereka untuk mengistirahatkan diri dari rasa lelah mereka setelah mengarungi bahtera kasih yang tak murni.

…………………………………………………

"Apakah aku sehina ini??" seorang pria muda sedang meratapi nasib nya sendiri, dia sudah sering menyaksikan kegilaan sang ibu tercinta kala menjalin cinta dengan kekasih nya.

Dia pun harus menerima kenyataan yang pahit, karna ternyata dirinya bukanlah anak dari ayah yang selama ini selalu di banggakan nya.

Dia tau bahwa dirinya hanyalah anak yang di hasilkan dari benih penghianat.

"Ibu.. kenapa kamu semurahan itu.. " pria itu juga terkadang mengumpat sang ibu.

"Jika aku tau aku adalah anak hasil dari cinta terlarang mu, sampai mati pun aku tak akan sudi menjadi anak mu, dan akupun akan menolak untuk di lahirkan ke dunia ini" pria itu terus merutuki perilaku sang ibu.

Dia benar-benar merasa kecewa atas takdir dirinya, dia ingin marah namun dia bingung harus marah pada siapa.

"Ayahanda.. aku hanya ingin diri mu saja yang menjadi Ayah ku, tapi.. tapi takdir seakan mempermainkan ku, karna kenyataan nya diriku bukan lah Putra mu.. " dengan rasa sedih yang semakin menusuk hati pria mudah itu meratapi nasib nya sendiri.

Keseharian nya dia terus di hantui dengan rasa bersalah sang ibu, dia pun di hantui bayang-bayang orang-orang yang telah di bunuh oleh sang ibu.

Dia tidak menyangka, jika ibu yang selama ini dia anggap sebagai wanita terbaik.. nyata nya hanyalah wanita murahan yang gila akan kekuasaan.

…………………………………………

"Bagaimana Dru.. apa wanita-wanita itu mendapat hukuman nya?" Pangeran Jordan menanyakan tentang Mariana dan Sania.

"Mereka di hukum kurungan rumah Pangeran, selama satu bulan mereka tak di ijinkan keluar" Dru menjawab pertanyaan Pangeran Jordan seadanya.

"Lalu apa ada kabar lagi tentang orang tua Ciara??" penyelidikan itu terus berlanjut hingga saat ini.

"Ada Pangeran.. dan ada sedikit informasi lain yang bersangkutan dengan masalah itu" Dru sebenarnya ragu, namun dia tetap harus melaporkan semuanya.

"Apa itu??" Pangeran Jordan melihat keraguan pada Dru.

"Nona Ciara.. dia dia.. " Dru benar-benar ragu untuk mengatakan semua nya.

"Katakan" dengan tegas Pangeran Jordan meminta Dru segera memberitahu kan apa yang di ketahui nya.

"Nona Ciara sebenarnya adalah keponakan Selir Agung, namun hal itu di rahasiakan darinya.. karna menurut informasi yang di dapat Ibu nya Nona Ciara adalah Kakak angkat dari Selir Agung" tak ada informasi yang gagal untuk di dapatkan tem nya Dru, bahakan mereka akan mendapatkan kabar dari nyangka tersembunyi.

"Seperti nya.. masalah nya sangat rumit Dru" Pangeran Jordan langsung bisa menebak alur keluarga Ciara seperti apa.

"Anda benar Pangeran.. dan sebenarnya orang tua Nona Ciara masih hidup.. hanya saja ada yang menyembunyikan mereka, entak mereka si culik atau bagaimana, yang pasti mereka belum tiada" pencarian Dru semakin menuju ke titik terang.

Namun Dru terhalang beberapa kendala, Dru merasa ada orang besar yang sengaja menutup semua pencarian nya.

"Terus selidiki masalah ini Dru.. aku ingin tem mu mendapatkan informasi kuat berikut juga dengan bukti-bukti nya, aku yakin hal ini bisa kita gunakan untuk menggulingkan wanita jahat itu" Pangeran Jordan sudah merasa geram pada Selir Agung.

Karma Selir Agung adalah orang kejam, Selir Agung dengan sengaja membunuh permaisuri yaitu ibunda Pangeran Jordan.

Dia menginginkan posisi permaisuri menjadi milik nya, hingga dia dengan segala cara menyingkirkan semua penghalang di sekitar nya.

Sayang nya Kaisar sampai saat ini tak. menganggap nya, dan dia pun masih berdiam diri di kedudukan yang sama.

Lebih parah nya lagi Kaisar sama sekali tak melirik nya, jika pun Kaisar berkunjung ke kediaman nya, Kaisar sama sekali tak pernah melakukan apapun dengan Selir Agung.

Maka dari itu Selir Agung semakin menggila, bahkan tak segan-segan dia pun memberikan racun pada Pangeran Jordan.

"Baik Pangeran.. kami semua akan berjuang dengan segenap jiwa raga kami, dan saya pribadi berjanji.. saya akan segera menemukan semua bukti yang di perlukan Pangeran" di istana ini, hanya Dru yang selalu setia pada Pangeran Jordan.

Yah... bersambung.