Amira menikah dengan security sebuah pabrik di pinggiran kota kecil di Jawa Timur. Awalnya orang tua Amira kurang setuju karena perbedaan status sosial diantara keduanya tapi karena Amira sudah terlanjur bucin maka orang tuanya akhirnya merestui dengan syarat Amira harus menyembunyikan identitasnya sebagai anak pengusaha kaya dan Amira harus mandiri dan membangun bisnis sendiri dengan modal yang diberikan oleh orang tuanya.
Amira tidak menyangka kalau keluarga suaminya adalah orang-orang yang toxic tapi ia berusaha bertahan sambil memikirkan bisnis yang harus ia bangun supaya bisa membeli rumah sendiri dan keluar dari lingkungan yang toxic itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
Sebelum pulang ke desa asal Erna mereka melakukan tour yang searah dengan jalan pulang. Daddy belum pernah melihat candi maka hari itu dihabiskan melihat-lihat candi di desa Trowulan.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan setelah makan siang. Erna sengaja tidak membawa baju-baju barunya ke rumahnya karena itu nanti akan dia pakai setelah tiba di negara sugar Daddy nya. Dia hanya membawa oleh-oleh untuk anaknya.
Dinar senang sekali melihat ibunya pulang. Apalagi ibunya membawa banyak oleh-oleh untuknya.
Keesokan harinya dia ribut dengan adik iparnya. Hari itu Amira mengerjakan order kue ulang tahun teman Dinar. Dan Erna mau mempraktekkan ilmunya memasak French bread. Karena Amira memiliki mixer yang besar dan bagus dia ingin menggunakan mixer milik adik iparnya.
“Mbak Erna apa yang kau lakukan dengan mixerku. Awas ya kalau sampai rusak. Mimpi apa kau semalam tiba-tiba mau masak roti. Minggir mbak jangan macam-macam dengan barangku. Sana pulang.” Usir Amira.
“Kamu tidak berhak mengusirku ini rumahku.” Teriak Erna
“Bukan rumahmu mbak tapi rumah orang tuamu. Rumahmu di sebelah.” Sahut Amira tidak mau kalah.
“Aku mau membuat French bread.” Kata Erna.
“CK….sudahlah jangan aneh-aneh. Sana pulang aku tidak mengizinkanmu menyentuh peralatan masak milikku. Kalau ingin belajar memasak beli sendiri peralatannya dan masaklah di rumahmu sendiri. Hari ini aku ada pesanan kue ulang tahun. Aku tidak punya banyak waktu meladenimu, sana pulang mbak.” Usir Amira.
“Kau ini dengan saudara perhitungan sekali sih.” Ketus Erna.
“Masa bodo. Pokoknya aku tidak mau peralatan masak ku kau pakai. Sana pergi.”
“ Ada apa sih ini. Dari tadi ribut saja.” Ibu akhirnya muncul dan menegur mereka berdua.
“Ini lho Bu aku diusir dari rumahku sendiri sama Amira.” Wadul Erna.
“Mbak Erna ingin memakai peralatan masak milikku Bu tentu saja saya tidak akan mengizinkan dan saya usir karena dia ngotot mau pakai mixerku.” Kata Amira.
“Kamu ini kesambet apa sih Er kok tiba-tiba mau masak segala. Nanti kalau rusak siapa yang mau menggantinya? Ini mixer mahal bukan untuk mainan ga jelas. Kamu ini kangen main masak-masakan atau bagaimana?” Dah sana pergi. Selalu saja jadi biang keributan.
Erna menghentakkan kakinya dan meninggalkan rumah ibunya.
Sepeninggal Erna Amira mulai membuat cake coklat tiga loyang dengan ukuran berbeda untuk ulang tahun teman sekolah Dinar.
Setelah kue betul-betul dingin Amira menyiapkan butter cream untuk hiasan kuenya. Lalu menghiasnya loyang per loyang. Besok pagi kue itu akan diantarkan ke rumah yang berulang tahun.
Selama seminggu Amira sudah membuat pizza untuk dijual ke sekolah Ani. Untuk menghindari kebosanan Amira menyelingi dagangannya dengan brownies mini.
Sekarang ibu sering membantu Amira memasak sarapan pagi karena Amira disibukkan dengan dagangan kue
nya.
Lagi-lagi Erna menghilang dan anaknya dititipkan di rumah ibunya. Diam-diam dia pergi ke Jakarta untuk interview visa nya di kedutaan Perancis di jakarta dengan didampingi oleh orang dari biro travel yang mengurus visanya.
Dia berangkat diantar Daddy naik pesawat dari bandara internasional Adi Soemarmo Solo. Sebelum memasuki pesawat Erna memvideokan aktivitasnya untuk kenang-kenangan. Ini adalah kali pertama dia naik pesawat. Awalnya dia takut dan berpegangan terus pada Daddy. Dari airport Soekarno Hatta mereka naik bus langsung berhenti di depan gedung kedutaan Perancis di M.H. Thamrin.
Mereka menginap di hotel berbintang lima tidak jauh dari kantor kedutaan itu. Keesokan harinya mereka langsung pulang dengan menggunakan bus kota jurusan bandara.
Erna selalu membuat video proses keberangkatan nya ke eropa untuk kenang-kenangan.
Erna selalu mendapatkan dampratan dari ibunya tiap kali ibunya menanyakan keberadaannya. Jawaban Erna yang selalu seenaknya membuat ibunya naik pitam. Tapi Erna tidak perduli. Dia bahkan menjual scooter matic nya.
Kontrak Daddy Geoff akan berakhir dalam beberapa hari dan akhirnya tiba hari keberangkatan Erna ke Perancis tiba. Erna sudah mempersiapkan segalanya dirumah Daddy. Kopernya dia beli baru dan semua pakaiannya juga baru. Dia hanya perlu membawa pakaian di badan. Mereka berangkat ke Jakarta dengan pesawat dan naik pesawat ke Singapore karena pesawat yang akan membawa mereka ke Paris masih sangat lama mereka memanfaatkan fasilitas city tour yang disediakan oleh bandara Changi.
“Erna terkagum-kagum melihat keindahan kota di Singapore dia menyempatkan diri berfoto di depan patung singa.
City tour sudah berakhir dan mereka boarding di pesawat France airlines dan terbang langsung menuju bandara Charles de Gaulle Paris. Berjam-jam penerbangan pada malam hari tidak terasa karena Erna tertidur pulas selama penerbangan.
Dia duduk di dekat jendela. Dia terbangun saat pramugari menawarinya sarapan. Dia makan dengan lahap dan menghabiskan kopinya. Setelah sarapan nya licin tandas dia melongokkan kepala nya di jendela pesawat dan melihat pemandangan di bawahnya seperti permadani berwarna kuning, hijau, merah, dan ungu.
“Itu sawah tanaman obat dan parfum sweetheart di samping sawah itu ada pabrik farmasi yang mengolah bunga-bunga itu menjadi obat dan sebagian untuk bahan baku parfum.” Daddy menerangkan.
Setelah pesawat landing dan semua penumpang turun Erna kebingungan mengapa semua orang berlarian tergesa-gesa? Dia sering tertabrak orang yang berjalan setengah berlari.
“Erna hurry. Faster….faster. Daddy lupa berbahasa Indonesia. Itu artinya urgent. Erna mengikuti berlarian seperti orang-orang itu dan akhirnya tiba di kereta bawah tanah. Daddy menarik tangannya dan berlari masuk ke dalam kereta bawah tanah itu.
Mereka tiba di gedung kedatangan dan setelah menemukan koper-koper mereka. Daddy bertanya apakah Erna butuh ke toilet. Erna mengiyakan dan Daddy menunggunya di luar toilet wanita.
Erna lagi-lagi menyempatkan membuat video.
Daddy mengajak ke sebuah lorong kereta api yang ada di bandara itu. Daddy menunjukkan cara memasukkan tiket kereta apinya kedalam mesin boarding pass.
“Do it Erna, ayo masukkan tiketmu seperti yang sudah saya tunjukkan.” Perintah Daddy.
Erna memasukkan tiketnya dan mengambil boarding pass nya. Lalu Daddy mengajaknya menunggu kereta api di bawah.
“Kita langsung pulang Erna karena banyak appointment sudah menunggu saya.” Kata Daddy yang direspon dengan anggukan kepala saja oleh Erna.
“Erna be carefull keretanya sudah datang.” Kita harus segera masuk jangan lamban.” Daddy memberi instruksi.
Erna berusaha cekatan mengikuti Daddy dari belakang. Daddy menunjukkan tempat meletakkan barang-barang lalu Erna duduk dibangku yang ditunjuk oleh Daddy.
Tengah hari Erna merasa lapar. Daddy mengajaknya menaiki tangga yang ada di kereta api itu. Wow kereta api nya bertingkat. Erna kagum dengan kereta api yang baru pertama kali dia naiki. Daddy memesan sandwich dan cola dingin. Mereka makan di kereta makan yang berada di tingkat atas kereta api itu sambil melihat pemandangan di luar jendela. Sekarang musim semi. Ladang sedang dibajak dan bunga-bunga liar musim semi bermekaran menghiasi Padang rumput di sekeliling ladang petani setempat. Erna membuat video dan beberapa kali selfie didalam kereta itu.
Mereka kembali ke tempat duduk selesai makan siang. Daddy melihat jam tangannya dan berkata “tidurlah saat ini di Indonesia jam 02.00 dinihari. It’s your bedtime.”
“Pantas dari tadi aku sangat mengantuk.” Batin Erna. Dia pun mulai memejamkan matanya.
Dia terbangun saat Daddy menggoyangkan pelan bahunya. Ternyata sudah sampai dan sudah malam.
Daddy mengajak turun dan berdiri didepan halte menunggu trem. Begitu trem datang mereka harus cekatan naik kedalam trem karena pintunya tertutup dengan cepat.
Erna duduk berhadapan dengan Daddy supaya tidak sempit karena barang bawaan mereka banyak.
Daddy mengisyaratkan untuk turun. Erna mengikutinya.
Mereka berjalan di sepanjang trotoar lumayan jauh udara sangat dingin bagi Erna dia merapatkan topi jaketnya. Akhirnya Daddy masuk ke sebuah apartemen bertingkat. Dan mereka naik lift menuju apartemen Daddy.
Begitu Erna masuk ruangannya tidak terlalu luas. Ada dua kamar tidur dan dapur kecil, dua toilet. Ruang tamu merangkap ruang keluarga dan jadi satu dengan ruang makan.
Daddy menunjukkan toilet untuk tamu dan menyuruh Erna mandi. Daddy mandi di toilet utama.
Akhirnya mereka selesai bersamaan dan Daddy mengajak Erna tidur dikamarnya.
Daddy sudah menghidupkan pemanas ruangan sehingga ruangan cukup hangat.
Erna sangat lelah dia tertidur pulas hingga keesokan harinya dia bangun dia tidak menemukan Daddy.
“Good morning sweetheart dia membawa secangkir kopi dan memberikan nya pada Erna yang menerimanya dengan rasa terimakasih.
Erna turun dari bed dan mengikuti Daddy. Ternyata Daddy sudah menyiapkan sarapan berupa susu dan sereal serta buah-buahan yang diiris.
“Maaf aku hanya memiliki ini untuk breakfast kita. Setelah ini kita akan shopping” kata Daddy.
Erna tersenyum “it’s okay Dad.”
Erna menirukan bagaimana Daddy memakan makanan yang baginya aneh tapi mengenyangkan.
Selesai sarapan Daddy mengajak Erna berjalan melalui jalan trotoar di kota itu.
“Mana menara Eiffel nya dad aku ingin melihat menara Eiffel.” Pinta Erna.
“Kita berada di kota Montpellier sangat jauh dari Paris kita tidak sempat melihat-lihat kota Paris karena saya sangat sibuk nanti setelah tidak terlalu sibuk saya pasti mengajakmu kesana” kata Daddy.
Jalanan itu sepi hanya beberapa mobil yang lewat kadang trem. Montpellier ternyata kota kecil. Erna membuat video dan memotret rumah kuno yang dililiti mawar rambat yang penuh bunga mawar berwarna pink.
Mereka tiba di toko grocerry. Daddy menyuruh Erna membeli bumbu, dan apa saja yang diperlukan di toko itu.
Mereka pulang dan Erna mulai memasak. Untunglah dia membawa buku resep masakan sederhana dari Indonesia. Dia memasak sop wortel dengan kubis dan irisan sosis rentengan yang dibeli Daddy dilengkapi dengan perkedel kentang. Untunglah Erna sempat beli beras kemasan 3 kiloan dari Indonesia dan dia mengetim nasi untuk makan siang dan malam.
Hari pertama Erna di Eropa seperti sedang honeymoon dengan suami barunya.
Malam itu Erna memadu kasih dengan Daddy.
Daddy berusia lanjut tapi masih perkasa di ranjang dia juga romantis dan sangat meratukan Erna.