Rupanya salah masuk kamar hotel saat liburan membuat Gia Adrian harus rela terjebak dalam sebuah pernikahan konyol dengan pria asing dan begitu juga dengan Gio Hadikusumo terpaksa menerima pernikahan tersebut padahal dirinya merasa tak melakukan apapun.
"Aku tidak mau menikah dengan gadis manja dan liar sepertinya," ucap pria tampan nan macho dengan pandangan sedingin es gunung himalaya tersebut.
"Ck, kamu kira aku juga mau menikah dengan pria dingin dan kolot sepertimu? hidupku pasti akan penuh sial nanti," umpat Gia menolak mentah-mentah pernikahannya. Ia masih sangat muda dan masih ingin bersenang-senang.
"Pokoknya kami tidak ingin menikah, kami hanya salah masuk kamar!" ucap mereka bersamaan saat kedua orangtuanya memaksakan sebuah pernikahan demi menjaga nama baik keluarga masing-masing.
Gia anak gaul metropolitan, kaya raya dan manja serta gemar hang out bisakah bersatu dengan Gio pria kepulauan yang dingin dan serius yang selalu menjunjung tinggi adat istiadat keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabur saja dulu
"Ku-ku pikir kamu sudah tidur,"
Gia langsung tersenyum nyengir ketika melihat suaminya membuka mata, rupanya pria itu belum tidur pikirnya.
"Baiklah kamu bisa tidur lagi," imbuhnya seraya mencoba melepaskan cekalan tangan pria itu di pergelangan tangannya namun tak bisa.
Gia kembali menelan ludahnya, apa suaminya sedang marah karena ia telah mengganggu tidurnya? mengingat tatapan tajam pria itu yang begitu menusuk.
"Bisa lepaskan tanganku!" mohonnya seraya menahan tubuhnya agar tidak jatuh keatas tubuh pria itu, bisa-bisa ia khilaf akan menciumnya kikiknya dalam hati namun tiba-tiba pria itu langsung menarik tangannya hingga membuatnya langsung jatuh diatas tubuhnya dan tak menyisakan jarak diantara mereka kecuali wajahnya yang sebisa mungkin ia tahan.
"A-apa yang kamu lakukan? tolong lepaskan aku," ucapnya kembali memohon namun pria itu hanya menatapnya intens tanpa berniat melepaskannya.
Ya ampun bang jangan buat anak orang meleleh dong karena aku belum siap di hap.
Gia langsung menggeleng cepat ketika pikirannya mulai melayang jauh bagaimana jika tangan besar dan lebar itu mulai menyentuh setiap jengkal tubuhnya dan bibir seksi itu ....
"Tidak ini sudah tidak benar, saraf kepalaku pasti sedang konslet gara-gara makanan jalanan tadi." gumamnya namun tiba-tiba tubuhnya dibalik oleh pria itu hingga kini ia berada dibawahnya dengan kedua tangannya dicekal diatas kepalanya. Astaga, adek pasrah bang.
"Tidurlah dan jangan berisik sebelum aku benar-benar membuatmu tidur dengan cara yang tak biasa!" tegas Gio seraya menatap tajam gadis ting-ting dibawahnya tersebut hingga membuat gadis itu langsung pucat pasi kemudian pria itu pun langsung menjauh dan kembali ke tempat tidurnya, menarik selimutnya lalu memejamkan matanya.
Gia yang masih terlentang di tempatnya nampak berusaha menetralkan napasnya yang naik turun akibat ulah pria itu, hampir saja ia ditelannya hidup-hidup pikirnya kemudian dilihatnya sang suami nampak kembali tidur. Ia harus menunggunya sampai benar-benar terlelap dan segera pergi dari sini.
Keesokan harinya ...
Pagi itu Gia nampak membuka matanya ketika cahaya matahari mengenai wajahnya melalui celah gorden yang sedikit terbuka.
"Aku masih mau tidur," gumamnya seraya berganti posisi membelakangi jendela namun saat mengingat rencananya mau kabur gadis itu pun langsung membuka matanya dan segera beranjak duduk.
"Oh astaga aku ketiduran," ucapnya dengan kesal.
Semalam ia menunggu suaminya tidur lelap dan tanpa sadar ia juga ikutan ketiduran, itu semua pasti gara-gara ia kekenyangan makanan jalanan itu. Kemudian dilihatnya ranjang suaminya telah kosong, kemana pria itu pergi?
Karena penasaran Gia segera beranjak dari ranjangnya, tak ada pria itu di kamar mandi dan seketika ide untuk kabur kembali terlintas di pikirannya.
"Apa aku kabur saja dulu?" gumamnya lantas dilihatnya jam di gawainya, satu jam lagi pesawatnya akan berangkat lalu gadis itu pun segera bersiap-siap semoga saja suaminya belum kembali.
Setelah mengenakan pakaiannya kemarin kini Gia segera keluar meninggalkan penginapan dengan lancar karena ia tak menemukan suaminya disekitar sana dan ia juga berpesan pada security yang kebetulan berpapasan dengannya jika ia hanya ingin jalan-jalan keluar sebentar.
Kini dengan menggunakan taksi gadis itu segera pergi ke bandara, semoga saja tidak terlambat dan berhasil meninggalkan pulau terkutuk ini.
"Ayo pak lebih cepat sedikit!" mohonnya kepada sang sopir taksi tersebut.
"Tolong sedikit bersabarlah non di depan sangat macet," sahut sang sopir sepertinya sedang ada kecelakaan tak jauh di depannya itu.
Gia nampak tak sabar 30 menit lagi pesawatnya akan berangkat jika seperti ini terus ia akan ketinggalan, karena tak ingin terlambat akhirnya gadis itu memutuskan untuk turun dari taksi tersebut dan memilih berjalan kaki karena letak bandara tak jauh dari sana.
Dengan sedikit berlari akhirnya 10 menit kemudian Gia telah sampai dan segera pergi ke ruang check in namun tiba-tiba security menahannya.
"Maaf nona pesawat anda sudah terbang satu jam yang lalu," terang pria berbadan tegap itu setelah melihat tiket miliknya.
"A-apa?" Gia nampak tak percaya, ia sudah berusaha dengan keras agar sampai tepat waktu bahkan ia rela berlari.
"Itu tidak mungkin," ucapnya kemudian.
"Apa sebelumnya kamu tak menerima pemberitahuan?" tanya security itu lagi.
Gia langsung memeriksa ponselnya dan benar saja ada pemberitahuan melalui pesan emailnya semalam, dari kemarin ia memang tak memegang gawainya tersebut karena waktunya ia habiskan untuk jalan-jalan dengan sang suami.
"Apa ada penerbangan lagi hari ini?" tanyanya ingin tahu, ia yang salah jadi tak perlu memperpanjangnya lagi karena hanya akan menghabiskan energi saja.
"Sepertinya masih ada lagi sore nona, mari saya antar untuk mengeceknya!" terang security tersebut lalu mengajak gadis itu ke sebuah penjualan tiket penerbangan dan benar saja masih ada sisa satu tiket untuknya, sepertinya Tuhan sedang berbaik hati dengannya.
"Mau tunai atau debit nona?" tanya seorang wanita saat Gia hendak melalukan pembayaran.
"Debet saja," sahut gadis itu. Selama ini ia memang tak pernah mempunyai uang cash lalu diambilnya sebuah kartu dari dalam dompetnya.
Petugas itu pun segera memprosesnya namun sepertinya tak bisa. "Apa ada kartu lain karena pembayaran anda di tolak?" ucapnya seraya kembali menyerahkan kartunya tersebut.
"A-apa?" Gia nampak tak percaya, petugas itu pasti bercanda.
"Bisa coba lagi?" mohonnya seraya memberikan dua kartu lainnya kepada wanita itu namun ketiga kartunya semua ditolak, sebenarnya apa yang terjadi?
Kemudian di ambilnya ponselnya, mungkin dengan menggunakan barcode atau pembayaran online bisa di proses tapi juga tetap di tolaknya padahal kemarin ia bisa menggunakannya saat Tania meminjam uang.
"Maaf nona kami tak bisa memproses tiket penerbanganmu," terang petugas itu setelah beberapa kali mencobanya.
Gia nampak frustrasi dan segera pergi dari sana, ia akan menghubungi keluarganya maupun teman-temannya untuk membantu namun anehnya mereka semua tak bisa ia hubungi. Sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarganya bahkan nomor kakaknya pun juga tak aktif.
"Sia lan, awas saja jika aku kembali nanti akan ku buat perhitungan pada kalian semua." umpatnya seraya menghentakkan kakinya meninggalkan bandara tersebut, entah ia harus pergi kemana karena uang pun tak punya.
Ia jadi menyesal kenapa pergi dari penginapan karena kini ia benar-benar seperti anak jalanan, tiba-tiba beberapa pria nampak mendekatinya.
"Hei nona, apa ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu dari mereka.
Gia yang sedang melangkah meninggalkan bandara langsung menoleh kearah mereka, ada 4 pria dengan penampilan seperti preman.
"Aku sedang tidak mood bicara," sahutnya lantas kembali melangkah dengan tak bersemangat.
"Tunggu nona, apa kamu sendirian?" salah satu dari pria itu langsung mencekal tangan Gia hingga membuat gadis itu langsung berhenti dan menatap tangannya yang di pegang oleh pria itu.
"Bagaimana jika kamu ikut kami saja?" imbuh mereka lagi.
lucu aja sma mereka😁
tiap baca aku selalu bayangin visualnya kak bara valentino sama esta pramanita
kyak cocok bnget melekat bnget sama mreka visualnya 😊😊😊
semangat upnya tor👍👍👍👍
kalok boleh crazy up lh ya sekali "😊😊😊😊
BOLEH....