Pernikahan antara Ayyana Betari dan Prasetya Wiguna berjalan begitu harmonis bahkan keduanya mendapat julukan sebagai couple goals
Namun, pernikahan kedua Prasetya bersama seorang wanita atas permintaan sang ayah menjadi awal dari kehancuran biduk rumah tangga yang sudah berjalan empat tahun itu
Akankah Betari menerima pernikahan kedua suaminya dan menerima Sabrina sebagai madu? ataukah pernikahan atas dasar balas budi itu akhirnya menjadi noda dalam pernikahan antara keduanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
"Udahlah pah, Pras tutup dulu! Pras lagi buru-buru soalnya" Telepon ditutup, Prasetya menghela napas panjang
"Aku akan buat malam ini berkesan untuk kamu sayang, maafkan aku karena sudah mengabaikan kamu selama ini" setiap ucapannya mengandung penyesalan yang mendalam, Prasetya keluar dari kamar tersebut sambil menghubungi seseorang
"Den Pras nggak sarapan dulu?" Tanya Ida saat sang majikan menuruni tangga
"Nanti aja dikantor bik" Prasetya berlalu dari hadapan asisten rumah tangganya
"Gimana kalau kita adu panco! Kalau aku menang kamu harus nikahin aku secepatnya!" Ucap Latifah pada Jefan membuat pria tampan itu terkejut
"Apa? Taruhan seperti apa itu?" Jefan tentu tidak ingin meladeni ide gila wanita itu
"Ini namanya perjuangan, kamunya aja yang nggak ngerti!" Latifah mencibikkan bibirnya
Jefan enggan menanggapi, tatapannya malah tertuju pada gadis manis dengan lesung pipi yang sejak tadi ikut tersenyum
"Gimana kalau kita aja yang adu panco! Kalau aku menang kamu berhenti usik mas Pras dan bilang kalau mas Pras itu punya selingkuhan!" Tari malah menantang Zayyan dan dilakukan demi Prasetya sang suami
"Tapi kalau aku menang, kamu harus setuju untuk makan malam sama aku!" Zayyan tersenyum, membayangkan makan malam romantis bersama wanita pujaan memang sangat menyenangkan
"Deal!" Keduanya bersalaman lalu duduk dikursi, hari ini tidak ada pelanggan karena memang bakery tengah tutup, awalnya Zayyan ingin membayar segala kerugian tapi Tari mencegah, bagaimanapun ia juga bahagia dengan perayaan ini
Tangan sudah saling menggenggam, semua orang bertepuk tangan memberi semangat pada jagoannya masing-masing
"Kamu yakin Tari? Kamu nggak liat tangannya mas ganteng itu otot semua! Sedangkan kamu? Bahkan muka kamu aja cuma selebar telapak tangan mas ganteng" Latifah mencoba memberi pengertian pada sahabatnya yang sepertinya tidak sadar diri
"Enak aja! Kamu jangan meragukan kemampuan wanita Fah" keukeh Tari
"Terserah!"
Zayyan terkekeh, Tari memang keras kepala tapi ia suka
Adu panco dimulai, Zayyan hanya santai saja. Tanpa mengeluarkan tenaga, Betari suda kesulitan untuk membuat tangan kokoh itu tumbang
"Ngeyel!" Gerutu Latifah
"Ayo mbak!" Dewi memberi semangat, sementara Jefan terus memperhatikan gadis manis itu sambil sesekali tersenyum
"Kenapa senyum-senyum sendiri? Jangan bilang kamu naksir Dewi?" Latifah menatap tajam Jefan yang tidak sengaja terlihat olehnya, pria itu jelas tersenyum dan itu kearah Dewi
"Bukan urusan kamu!"
Jika seperti ini terus jelas Tari kalah, bahkan Zayyan tak terlihat melakukan apapun, pria itu hanya menggenggam tangannya saja bahkan sembari menyuapi potongan cake ke mulut
Betari menarik sudut bibirnya, sebuah ide gila terlintas di kepalanya. Wanita itu memperbaiki posisi duduknya, menyikap rambutnya kearah samping lalu dengan tangan satunya membelai lembut pergelangan tangan pria didepannya
Zayyan membulatkan matanya, sentuhan lembut itu mengalihkan perhatiannya, belum lagi senyum menggoda dari wanita itu. Dengan berani Tari menatap Zayyan kemudian mengedipkan sebelah matanya membuat pria itu kehilangan konsentrasi dan Tari menang karena berhasil menjatuhkan tangan pria itu
"Kamu kalah!" Tari berdiri, saling berpelukan dengan para pendukungnya yang sejak tadi berteriak
"Kamu curang!" Zayyan ikut berdiri, dirinya terbuai dan ternyata itu hanyalah strategi. Wanita memang licik
"Itu namanya cerdas" elak Betari, wanita itu menjulurkan lidahnya seolah mengejek kekalahan Zayyan
"Dasar lemah" Jefan menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat sekaligus atasannya itu
"Waah mbak Tari hebat"
"Terima kasih Dewi"
"Sekarang dengar! Kamu nggak boleh lagi bikin mas Pras kesal, dan berhenti cari bukti tentang perselingkuhan mas Pras karena nggak akan pernah ketemu juga" kata Tari dan hanya ditanggapi malas oleh Zayyan
Perayaan ulang tahun itu kembali dilanjutkan, berbagai macam permainan mereka mainkan. Tari benar-benar bahagia, perayaan ini sedikit membuatnya lupa akan rasa kecewa semalam, bahkan sampai saat ini sang suami belum mengucapkan apapun padanya bahkan sekedar permintaan maaf, apa suaminya benar-benar melupakan hari ulang tahunnya? Tari enggan untuk memikirkan hal itu
Tari kembali ke rumah, jam sudah menunjukkan pukul sembilan saat dirinya tiba di rumah. Mobil Prasetya terparkir di beranda rumah, itu artinya sang suami sudah pulang
Betari melangkah menuju kamar, entah dimana pria itu Tari malas untuk bertemu, rasa kecewa dan kesal menjadi satu hari ini
Kamar dibuka, Wanita cantik itu terkejut. Apa ini kejutan yang disiapkan sang suami untuknya? Sebuah meja kecil berada dikamar, dengan taburan kelompok mawar serta lilin aromaterapi diatasnya, disampingnya sebuah kotak berukuran besar berwarna hitam dengan diikat oleh pita
Betari mengulurkan tangan, meraih kotak besar itu dan melihat isinya. Sebuah gaun malam tanpa lengan berwarna maroon
Betari tersenyum, ini memang pemberian suaminya. Prasetya sangat suka jika dirinya mengenakan gaun berwarna maroon, karena itu akan kontras dengan kulitnya yang putih mulus
Betari membawa gaun tersebut kedalam kamar mandi yang tidak luput dari perhatian suaminya, bahkan bathtub sudah diisi dengan air dan taburan kelompok mawar merah, sungguh romantis
Setelah menghabiskan beberapa saat di kamar mandi, Tari keluar dengan tubuh yang jauh lebih segar. Betari melihat sekeliling, kamar yang telah dihias bak kamar pengantin dimana diatas kasur terdapat taburan kelopak bunga mawar berbentuk hati
Tari duduk, menghadap cermin besar didepannya. Wanita cantik itu sedikit merias wajahnya lalu menata rambut panjangnya dengan membuat ujungnya sedikit bergelombang
Pintu dibuka, menampakkan seorang pria tampan yang tersenyum kearahnya. Prasetya berjalan mendekat dengan sebelah tangannya berada dibelakang
"Mas Pras!" Tari berdiri, menatap wajah tampan suaminya
"Untuk kamu" Prasetya menyerahkan buket bunga Camelia pada sang istri dan disambut oleh wanita cantik itu dengan senyum lebarnya
"Ini semua mas yang siapin?" Tanya Betari dengan mata menyapu setiap sudut kamar yang tidak luput dari sentuhan suaminya
"Malam yang istimewa untuk wanita yang istimewa" Prasetya menggenggam tangan sang istri lalu mengecupnya
"Maafkan mas karena sudah membuat kamu menunggu!"
"Mas nggak lupa kan?"
"Ya enggak lah sayang, mas cuma butuh sedikit waktu untuk mempersiapkan ini semua!" Tak ada pilihan lain bagi Prasetya selain berbohong
"Aku mencintai kamu mas" Tari memeluk erat leher suaminya dan Prasetya membelai lembut rambut panjang wanita itu sembari menghirup aroma vanilla dari tubuh sang istri
"Aku lebih mencintai kamu lagi" Prasetya mengurai pelukannya lalu menatap lekat manik hitam nan indah itu lebih dalam
"Selamat ulang tahun Ayyana Betari!" Prasetya mengeluarkan sebuah kotak beludru dari saku jas yang ia kenakan
"Apa ini mas?"
"Ayo buka!"
Tari membuka kotak tersebut, matanya membulat kala melihat sebuah kalung emas putih dengan bandul berwarna merah. Sebuah berlian langkah yang harganya tentu tidak murah. Red Diamond dipilih karena Prasetya tau jika sang istri menyukai warna itu
"Mas ini?"