Mafia adalah dunia nya, separuh hidupnya ia habiskan dalam kegelapan dan separuh lainnya dalam bayang-bayang kematian yang selalu mengintai nya. Hingga seorang wanita cantik yang membawa cahaya muncul dan mengubah arah hidup nya, membuatnya mempertanyakan hal-hal apa yang berharga dalam hidupnya.
Mampukah dia mengubah dirinya sendiri, ataukah bayang-bayang masa lalunya akan terus menghantuinya dan membuat wanita cantik itu memilih untuk menjauh darinya?
~ Klan Keluarga Morrigan S2~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 29
"Lepaskan dia!!" Han meneriaki anak buah gangster itu yang menarik dan memegangi kedua lengan Sero dan hendak memukulinya.
Mendengar suara teriakan bariton yang terdengar tegas itu, sontak mereka mengalihkan pandangannya menatap kearah Han.
Lelaki itu, meskipun hanya seorang asisten tapi aura nya juga sama mendominasinya seperti Rakhes. Wibawa dan gagahnya pun sama.
Han berjalan mendekati ketua gangster itu dan berhenti tepat dihadapannya. Disusul para anak buahnya yang berjumlah sekitar 40 orang berbaris dibelakangnya dan siap melaksanakan perintahnya.
Ketua gangster itu memutar tubuhnya berhadapan tepat dengan Han seraya memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Terlihat, ketua gangster itu seperti sudah berusia paruh baya.
Perutnya yang buncit dan rambut yang separuhnya sudah beruban. Wajahnya memang terlihat garang tapi coba diuji keberaniannya, apa dia berani bertarung dengan Han yang masih muda dan gagah.
"Hahaha..." ketua gangster itu menatap Han sambil tertawa sumbang dan terlihat dua gigi atas nya itu sudah diganti dengan gigi palsu berwarna emas.
Han yang melihat itu rasanya ingin muntah saja. Jijik sekali, sudah tua banyak bertingkah. Batinnya
"Wahai anak muda, jangan ikut campur urusan ku". Kata ketua gangster itu dengan sombong nya
Han masih diam dan terus memperhatikan apa yang akan pria tua bangka itu lakukan. Namun, tatapan matanya menatap pria itu dengan dingin dan tajam.
"Menyingkirlah sebelum aku habisi nyawa mu". Sambungnya berucap
Han yang mendengar itu tersenyum tipis menyeringai, ia kemudian melangkah mendekat lalu mengangkat tangannya menyentuh pundak ketua gangster itu dan merematnya kuat.
Pria ketua gangster itu sampai memercing kesakitan saat Han meremat pundaknya semakin kuat, bahkan tulang-tulang nya serasa ingin patah.
"Kau yang harusnya menyingkir!" ucap Han dengan suara yang terdengar dalam namun namun penuh penekanan.
Sedangkan Rakhes, pria itu masih duduk dengan tenang didalam mobil sambil terus memperhatikan apa yang akan terjadi diluar sana. Walaupun sebenarnya, ia ingin sekali keluar dan langsung menghabisi ketua gangster itu karena sudah berani berbuat masalah dengan nya.
"Sialan! Lepaskan tangan mu. Kau menyakiti ku brengsek!" umpat ketua gangster itu pada Han
Han yang mendengar itu bukannya melepaskan tangannya, justru semakin mengeratkan lagi rematan tangannya hingga terdengar suara bunyi.
Krekkk!!!
"Aaahhh...." jerit ketua gangster itu saat merasakan tulang di bahu nya itu patah.
"Kenapa kalian diam saja! cepat bantu tuan Hedo". Teriak Yaron asisten pribadi ketua gangster itu pada para anak buah nya.
"Baik tuan". Anak buah Hedo itu segera mengeluarkan senjata mereka lalu menodongkannya pada Han.
Anak buah Han juga dengan sigap mengeluarkan senjata mereka masing-masing lalu bersiap mengarahkan nya pada anak buah Hedo.
"Serang!" teriak Yaron memberikan perintah
Han dengan cepat langsung mengeluarkan pistol nya dari balik jas nya itu lalu menodongkannya tepat dikening Hedo.
"Berani kalian maju selangkah, peluru pistol ku ini akan langsung meledakkan isi kepala tua bangka ini!" Ucap Han mengancam
Mendengar itu, para anak buah Hedo langsung menghentikan langkah kakinya, menoleh menatap Yaron dan Hedo menunggu aba-aba dari keduanya.
"Kembali mundur!" perintah Hedo
Mereka, anak buah Hedo langsung mundur namun tetap mengarahkan senjata mereka untuk berjaga-jaga.
Jelita yang sedari tadi bersembunyi dikursi bagasi seketika langsung menyembulkan kepalanya, melihat apa yang terjadi. Namun, tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan suara pintu mobil yang terbuka. Sontak saja ia menoleh dan melihat Rakhes masuk kedalam mobil tersebut.
"T-tuan..."
"Ssttt..." Rakhes dengan cepat langsung membungkam mulut Jelita dengan telapak tangannya.
Beruntung, jarak mobil yang ia tumpangi dengan mobil Jelita tadi tidak terlalu jauh. Jadi, Rakhes memanfaatkan situasi untuk keluar dari dalam mobil lalu berpindah ke tempat mobil Jelita dengan cara merangkak.
"Apa kamu bisa menyetir mobil?" tanya Rakhes berbisik
Jelita mengangguk.
"Bagus, sekarang pindah duduk dikursi kemudi. Setelah aku beri kode untuk jalan segera jalan dan jangan banyak bicara". Titah Rakhes lirih
Jelita menganggukkan kepalanya paham dan menurut. Ia kemudian dengan pelan-pelan berpindah tempat duduk dibalik kemudi.
Setelah itu, Rakhes menekan tombol di earbuds yang terpasang ditelinga kirinya untuk memberikan kode pada Han. Beruntung sebelum mobil mereka tiba dijalan Pablos, Rakhes meminta Han untuk mengenakan earbuds juga untuk memudahkan mereka berkomunikasi. Dan, juga agar Rakhes bisa memberikan perintah pada Han.
Kemudian, Rakhes menekan tombol yang terletak disamping kemudi dekat dengan kaca spion untuk membuka moonroof. Tak lama setelah itu, kaca jendela mobil atap itu terbuka, Rakhes langsung berdiri dengan sebelah kakinya yang tidak sakit sebagai tumpuannya, kemudian ia memberikan perintah pada Han untuk sedikit menyingkir.
Han yang paham akan kode itu mengangguk pelan lalu segera menyingkir.
"Nyalakan mesin mobilnya". Perintah Rakhes pada Jelita, tapi matanya fokus membidikkan pistolnya tepat pada Hedo, dan...
Dor...
Rakhes melesatkan tembakan mengenai tepat punggung belakang Hedo. Sontak, saja semua orang langsung mengalihkan atensinya menoleh menatap kearah sumber suara.
"Jalan!" titah nya seraya kembali masuk dan duduk disamping kemudi
Dengan cepat, Jelita langsung menginjak pedal gasnya lalu melajukan mobilnya dengan cepat meninggalkan tempat. Namun, sialnya ada beberapa anak buah Hedo yang mencoba menghalangi laju mobilnya.
Rakhes yang melihat itu menjadi geram, ia meminta Jelita untuk menabrak apa yang saja yang menghalangi jalan mereka.
"Tabrak!"
"Tapi-"
Tin!
Tin!
"CK!" Rakhes berdecak kesal saat Jelita tak menabrak anak buah Hedo justru malah menekan klakson nya dan hendak membanting stir menghindar. Namun, dengan cepat Rakhes langsung mengambil alih kemudi nya, mengarahkannya pada anak buah Hedo yang mencoba menghalangi laju jalan mobilnya itu.
"Jangan!!! Aaa awasss!!!" Jelita berteriak ketakutan, ia melepaskan kedua tangannya dari stir kemudi lalu menutup kedua matanya dengan telapak tangannya.
Braakkk!!!
Rakhes yang mengambil alih kemudi itu tanpa aba-aba langsung menabrak anak buah Hedo, beruntung mereka dengan cepat segera menghindar dan hanya terserempet.
Setelah mobil itu sudah menjauh, baru lah Rakhes meminta Jelita untuk membuka matanya dan kembali mengambil alih mengemudikan mobilnya.
"Buka mata mu Jelita dan kemudikan mobilnya dengan baik". Kata Rakhes
Jelita menggelengkan kepalanya enggan membuka matanya.
Rakhes meliriknya sekilas seraya menghela nafas panjang."Kita sudah berada jauh dari jalan Pablos".
Mendengar itu, barulah Jelita mau membuka kedua matanya. Ia kemudian, kembali mengambil alih mengemudikan mobilnya. Karena bagaimanapun yang duduk dibalik kemudi adalah dia dan Rakhes hanya duduk disamping nya. Tapi, Jelita akui meskipun Rakhes yang bukan menginjak pedal gas dan rem mobilnya tapi pria itu mampu memainkan stir kemudinya dengan baik.
Melihat ekspresi wajah Jelita yang masih terlihat pucat ketakutan, Rakhes tersenyum miring menyeringai.
"Aku baru tau jika cucu dari ketua mafia juga punya rasa takut untuk melenyapkan nyawa seseorang". Ucap Rakhes mengejek
Jelita yang mendengar itu, menoleh menatap Rakhes dengan mata yang memicing tajam.
"Yang mafia itu kakek ku bukan aku. Maklum jika aku punya rasa takut, aku juga hanya manusia biasa".
.
.
.
Haii, jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komen. Jangan lupa subscribe agar gak ketinggalan update.an nya, makasih 🙏🏻🥰
lanjut semangaaaat
ini pasti ada kaitanya dgn jerry
dobel up
bagaimana nantinya tentang Rainer semua dia tau
keluarga adalah kelemahanya
Kan harus di jadikan saksi
yg dgn sengaja membuat rem blong tersebut