Anastasya yang sering di sapa Ana selalu mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya akibat kecemburuan saudara tirinya. Elen selalu merasa tersaingi dengan kecerdasan dan kecantikan Ana hingga di sekolah laki-laki yang Elen sukai ternyata menyukai Ana.
Hingga suatu hari Ana di paksa menikah dengan laki-laki yang Ana tidak kenal yang tak lain adalah kekasih Elen, Elen sengaja menyuruh kekasihnya menikahi adik tirinya untuk memajukan perusahaan sang kekasih karena dengan kecerdasan Ana perusahaan kekasih Elen akan maju dan melambung tinggi.
Namun penderitaan Ana bermula saat dirinya menikah dengan Kevin kekasih Elen, selama menikah Kevin selalu bersikap dingin ke Ana dan Kevin tidak segan untuk menunjukkan keromantisan nya terhadap Elen bahkan Kevin sampai berhubungan badan di depan Ana.
Ana yang sakit hati dan tidak terima dia langsung menampar Elen dan itu membuat Kevin murka dan dari situlah Ana di sekap hingga akhirnya meninggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang ke rumah
Setelah seminggu di rumah sakit Ana akhirnya di perbolehkan pulang. Kevin dan orang tuanya datang untuk menjemput Ana sedangkan Hendra dan Lastri tidak datang ke rumah sakit.
"Ayo kita pulang." Ucap Airin.
"Vin kamu jagain dulu Ana ya, Papa sama Mama mau ngurus administrasi dulu." Lanjut Airin.
Kevin hanya mengangguk sedangkan Ana dia hanya diam tanpa melihat ke arah Kevin. Kevin merasa canggung berada dalam satu ruangan dengan Ana apalagi Ana hanya diam saja.
"Ana!" Panggil Kevin.
Namun tidak ada respon dari Ana, Kevin menghela nafas dan kembali melihat ke arah Ana. Kevin berusaha mendapatkan kembali kepercayaan Ana, sebelum berangkat ke rumah sakit Kevin sudah di wanti-wanti oleh Papa dan Mamanya untuk membuat Ana kembali percayalah pada dirinya.
"Ana apa kau mendengar ku?" Tanya Kevin.
Ana menoleh singkat, tatapan datarnya begitu dingin dan menusuk.
"Ya." Jawab Ana datar.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan mu? Selama ini kami semua mencari mu! Namun kamu hilang bak di telan bumi dan tiba-tiba anak buah ku melihat kamu sedang di kejar-kejar preman dalam keadaan luka-luka dan sampai tangan kanan kamu cedera." Jelas Kevin.
"Bukan urusanmu! Kita tidak sedekat itu kalau kamu lupa." Jawab Ana menusuk.
"Aku tunangan mu Ana! Jelas aku harus tahu apa yang terjadi dengan mu di luar sana."Ucap Kevin.
"Tunangan? Apa Anda lupa Tuan Kevin Atmaja kalau pertunangan kita batal." Jawab Ana tegas.
"Sampai kapan pun aku tidak pernah setuju dengan pembatalan pertunangan kita Ana! Setelah kamu sembuh total pernikahan kita akan di gelar, aku harap kamu tidak akan membuat kekacauan." Tegas Kevin.
"Sampai kapanpun aku tidak akan menikah denganmu, Kevin!" Jawab Ana penuh penekanan.
Kevin tertegun sejenak, sorot mata Ana tampak di penuhi kebencian terhadap dirinya. Kevin bahkan tidak bisa mengukur kadar kebencian Ana terhadap dirinya.
"Aku dan Elen sudah lama berakhir, kalau ini tentang Elen. Kamu tidak perlu khawatir Ana, kedepannya dia tidak akan berani mengganggu kamu." Ucap Kevin.
Ana tersenyum sinis mendengar kata-kata Kevin, Kevin pikir dia masih menjadi Ana yang bodoh dan mudah di manfaatkan. Bahkan Ana sendiri juga tahu seberapa intim hubungan keduanya.
"Aku bukan orang bodoh yang bisa dengan mudahnya kalian manfaatkan! Aku bukan Ana yang dulu yang dengan mudah percaya dengan semua kata-kata manis kamu, Vin. Seandainya kita jadi menikah itu bukan karena aku mau melainkan karena paksaan dari keluarga mu dan juga keluarga Elen. Kalian semua tidak akan mendapatkan apapun dari pernikahan ini, jangan kan kekuasaan. Harta saja kalian tidak akan dapatkan." jelas Ana tegas penuh penekanan.
Sorot mata Ana semakin tajam. Sepertinya, Ana sudah mengetahui rencana Kevin dan Elen begitu juga dengan keluarga nya. Apalagi Ana sudah melakukan pemberontakan yang membuat dua keluarga pusing bukan main.
"Kalau aku menawarkan perlindungan, bagaimana? Jika kau setuju untuk menikah dan membantu memajukan perusahaan Atmaja, maka aku berjanji keluarga Hutama tidak akan bisa menyentuh kamu lagi." Ucap Kevin.
"Perlindungan seperti apa yang kamu maksud? Kamu fikir bisa membodohi ku untuk yang kedua kalinya." Jawab Ana tersenyum sinis ke arah Kevin.
Di kehidupan sebelumnya Kevin pernah berjanji untuk melindunginya dan akan merayakan ulang tahun Ana. Namun, Kevin malah asik menemani Elen yang sedang ingin makan sushi langsung di negaranya.
Pernah juga Kevin berjanji akan memberikan Ana hadiah jika penjualan perhiasan yang di desain Ana merajai pasar domestik. Namun, yang mendapatkan hadiah justru Elen dengan alasan karena Elen menginginkan hadiah yang sama seperti punya Ana.
Jadi di kehidupan Ana yang sekarang, Ana sudah bertekad untuk tidak percaya tidak mempercayai semua perkataan yang keluar dari mulut Kevin.
"Ana berhenti marah-marah yang tidak jelas! Aku saja sudah melupakan semua kesalahan tempo hari yang kamu lakukan. Jadi, bisakah kamu juga melupakan soal hubungan ku dengan Elen?" Ucap Kevin.
"Marah-marah tidak jelas kata kamu? Kevin seharusnya kamu sudah tahu saat aku membatalkan pertunangan itu. Aku tegaskan lagi sama kamu! Pernikahan kita tidak akan pernah terjadi, lagi pula aku sama sekali tidak mencintai kamu begitu juga dengan kamu. Aku justru merasa kasihan dengan hubungan kamu dan Elen, bukannya kalian saling mencintai." Jawan Ana terkekeh sinis.
Kevin menghela nafas panjang saat mendengar ucapan Ana. Sepertinya, kali ini Ana benar-benar susah untuk di bujuk. Kevin sampai kehabisan akal untuk merayu dan mengambil kembali kepercayaan Ana.
Tak lama orang tua Kevin masuk ke dalam ruangan Ana dan mengajaknya untuk pulang ke rumah keluarga Atmaja. Ana di gandeng oleh Airin sedangkan Kevin dan Papanya berada di belakang Ana dan Mama Kevin. Mereka khawatir kalau Ana mencoba kabur lagi dan mereka akan gagal mendapatkan suntikan dana dari AB Corporation.
Tak lama mereka sudah sampai di kediaman Atmaja, mereka semua turun dari mobil dan semuanya masuk ke dalam rumah.
"Vin, antarkan Ana ke kamarnya." Titah Bayu.
"Baik Pa." Jawab Kevin.
Kemudian Kevin mengantar Ana ke kamarnya di lantai dua bersebelahan dengan kamar Kevin.
"Ini kamar mu! Kalau kamu butuh sesuatu kamu tinggal ketuk saja pintu kamarku." Ucap Kevin.
"Tidak bisakah kamu beri aku satu kesempatan Ana? Aku janji, aku akan memperlakukan mu dengan baik dan aku akan menebus semua semuanya." Lanjut Kevin.
"Tidak ada! Silahkan kamu keluar, aku ingin istirahat." Tegas Ana.
Untuk saat ini Ana ingin mempermainkan semuanya, Ana akan menarik simpati dari Mama Kevin yang sangat tidak suka terhadap Elen. Ana bisa gunakan itu semua untuk menjatuhkan Elen di mata Airin dan juga Bayu. Ana ingin membuat Kevin dilema.
"Baiklah! Aku akan keluar, cepat sembuh. Sayang." Ucap Kevin.
Kevin berniat mencium kening Ana. Tapi sayangnya, Ana dengan cepat menjauhkan keningnya dari jangkauan bibir Kevin.
"Kenapa kamu terlihat sangat jijik sama aku?" Tanya Kevin dengan tangan terkepal.
Bahkan ciuman di kening pun Ana tidak sudi menerimanya. Kevin merasa terhina dengan tatapan jijik yang di berikan oleh Ana.
"Ya aku memang jijik! Kenapa? Tidak terima?" Jawab Ana menatap sinis ke arah Kevin.
"Aku gak suka barang murahan! Apalagi yang ada pada diri kamu." Lanjut Ana menatap Kevin dari atas sampai bawah.
Kevin mengepalkan tangannya tidak terima, namun dia harus mengalah untuk saat ini. Karena misi kali ini adalah mengambil kembali hati dan kepercayaan Ana supaya dia menjadi gadis penurut lagi.
"Baiklah! Selamat istirahat dan cepat sembuh." Ucap Kevin dengan senyum terpaksa.
Kevin keluar dari kamar Ana dan pergi meninggalkan Ana di kamarnya sendirian. Ana langsung merebahkan tubuhnya di ranjang dan memejamkan matanya sebentar.