Evan adalah seorang pemuda miskin yang membangkitkan kekuatan mata api di dalam dirinya. Mata api ini memiliki kemampuan yang luar biasa, mampu menembus pandang, kekuatan medis legendaris, ahli beladiri tidak tanding.
Kehidupan Evan juga seketika mulai berubah, dari yang sebelumnya begitu di remehkan, kini orang yang paling di idamkan.
Istri yang dia nikahi secara tiba-tiba, secara perlahan juga jatuh hati kepadanya dan bahkan banyak gadis-gadis cantik yang mendekatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 29 SIAL SEKALI
Melihat ada seorang wanita yang akan segera kehilangan nyawanya, Evan juga tidak mungkin untuk membiarkannya saja.
Evan segera berjongkok di samping tubuh Yohana dan mulai mengeluarkan kekuatan mata apinya.
Seketika cahaya api terlintas di mata Evan, yang membuat kedua bola mata Evan tampak seperti api yang membara. Pandangan Evan langsung menembus tubuh dari Yohana.
Evan seketika dapat mengetahui bahwa sel kanker payudara di dalam tubuh Yohana sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Bila Yohana tidak segera mendapatkan pertolongan, maka dapat di pastikan dirinya akan kehilangan nyawanya.
"Untung saja kamu bertemu denganku," ucap Evan.
Membawa Yohana ke rumah sakit juga akan percuma, dalam kondisi sudah separah ini, dokter juga tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi.
Evan segera mengeluarkan beberapa jarum perak dari dalam sakunya. Jarum perak itu langsung Evan tusuk ke pembuluh darah yang ada di dua tangan Yohana dengan cepat.
Energi spiritual juga mulai masuk ke dalam tubuh Yohana melalui jarum yang di tusukan. Energi spiritual itu langsung menyerang sel kanker dan mendorongnya berkumpul pada kedua dada Yohana dan menahannya di sana. Energi spiritual juga membuat antibodi sementara untuk menjaga agar Yohana tetap bisa bertahan.
Tidak lama kemudian, Evan juga mulai mencabut semua jarum yang tertancap di kedua tangan Lidia dan menyimpannya.
"Seharusnya sudah tidak apa-apa," ucap Evan sambil menyeka keringat di dahinya.
Evan tidak menyangka pengobatan barusan telah menghabiskan cukup banyak energi spiritual milik Evan. Ha itu juga berefek pada kepala Evan yang mulai terasa sedikit pusing.
"Untuk sementara hanya ini yang bisa aku lakukan," sambung Evan.
Kemudian Yohana juga mulai perlahan tersadar dan bangun. Yohana tampak terkejut mendapati dirinya masih bisa hidup.
"Aku masih hidup," pikir Yohana.
Yohana tampak penasaran dengan apa yang telah terjadi di sini. Apa mungkin pria di hadapannya ini yang telah menolongnya, pikirnya.
"Kanker mu sudah sampai di tahap akhir, untung saja aku berada di sini, jika tidak kamu mungkin sudah mati," ujar Evan.
Seketika Yohana tampak terkejut di karenakan Evan mengetahui bahwa dirinya terkena kanker. Padahal di kota ini tidak ada satupun orang yang mengetahui tentang hal itu, termasuk Demian ayahnya.
Pada saat di luar negeri, Yohana terlambat mengetahui bahwa bahwa dirinya terkena kanker payudara. Alhasil kanker payudaranya sudah sampai di stadium akhir. Dokter juga tidak berbuat apa-apa lagi dan mengatakan hanya keajaiban saja yang dapat menyelamatkan nya.
Dokter bahkan sudah memvonis Yohana tidak akan bertahan lebih dari 1 bulan. Yohana sewaktu-waktu bisa kehilangan nyawanya.
Itulah sebabnya Yohana tampak terkejut karena dirinya masih bisa tersadar barusan. Kejadian ini juga membuat Yohana melupakan masalah sebelumnya terhadap Evan.
"Apa kamu seorang dokter?" tanya Yohana kepada Evan.
"Aku hanya sedikit mengerti tentang pengobatan tradisional saja," jawab Evan.
"Untuk saat ini kamu sudah terlepas dari bahaya," sambung Evan.
Evan mengatakan bahwa dirinya telah menekan sel kanker di dalam tubuh Yohana, namun itu hanya untuk sementara waktu saja. Sewaktu-waktu kanker itu juga akan kambuh lagi dan membahayakan nyawanya. Jika Yohana ingin sembuh sepenuhnya maka Evan masih memiliki satu cara.
Yohana terkejut bukan main mendengar Evan mengatakan dapat menyembuhkan kanker payudaranya. Dia bahkan sudah putus asa sebelumnya, namun seolah Evan telah memberikan harapan baru.
"Apa kamu benar-benar bisa menyembuhkannya, kalau begitu apa caranya?" tanya Yohana.
"Kalau kamu bisa menyembuhkan ku, berapa saja biayanya pasti akan aku bayar," sambung Yohana dengan penuh harap.
"Tentu saja bisa, tapi..." Evan tampak ragu dan susah untuk mengatakannya.
"Cepat katakan!" ujar Yohana.
"Ehem... aku bisa menyembuhkan kanker payudaranya mu, tapi aku harus memijatnya," jawab Evan sambil memandang dada milik Yohana.
Menurut kekuatan mata apinya, Evan hanya perlu memijat dada dari Yohana dan mengalirkan energi spiritual kedalamnya. Melalui pijatan itu Evan mampu untuk menghancurkan seluruh sel kanker tanpa tersisa.
Yohana yang mendengarnya itu, seketika wajahnya tampak memerah. Dirinya baru mendengar cara pengobatan kanker payudara adalah dengan cara memijat nya.
Tidak bisa di bayangkan olehnya, ada seorang pria yang tidak memiliki hubungan denganya, memijat salah satu bagian berharga miliknya.
"Dasar mesum," Yohana langsung memaki Evan dengan emosi.
"Aku rasa kamu hanyalah seorang dukun cabul," sambung Yohana.
"Eh..." Evan tidak menyangka dirinya malah di maki.
Terlepas entah bagaimana dirinya barusan dapat bertahan hidup, Yohana merasa Evan ini hanyalah seorang pria mesum. Mencoba mengambil kesempatan dan keuntungan dari dirinya.
"Memijat... apa dia pikir aku bodoh, jika memang memijat bisa menyembuhkan, aku lebih memilih mati dari pada di pijat oleh nya," pikir Yohana.
"Plak," Yohana tiba-tiba langsung menampar Evan.
Evan tampak terkejut dan tidak bisa menghindarinya. Evan juga memegangi pipinya yang kini terasa panas. Dia hanya mau membantunya, tapi justru malah di tampar.
"Pria mesum seperti mu seharusnya tidak boleh hidup terlalu lama," maki Yohana.
"Entah sudah berapa banyak wanita yang jadi korban mu, benar-benar menjijikan," sambung Yohana.
Yohana langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana. Terlihat Evan yang hanya diam sambil masih memegangi pipinya.
Dirinya berniat baik mau menolongnya, tapi malah tamparan yang dia dapatkan. Sejujurnya untuk sekarang Evan tampak begitu kesal.
"Sial sekali," ucap Evan.
"Mimpi apa semalam," sambung Evan.
Evan juga tidak perduli lagi dengan kondisi dari Yohana. Hidup dan matinya juga tidak ada urusan baginya. Dirinya tidak memiliki hubungan dengannya, kenal juga tidak, hanya pernah bertemu dua kali saja, pikirnya.
Evan juga berjalan meninggalkan tempat itu menuju sebuah restoran untuk makan. Evan berhenti di tempat ini sebelumnya memang untuk makan, tapi tidak di sangka malah terjadi kejadian barusan.
Sementara itu, di sebuah restoran terlihat Lisa istri dari Evan yang sedang mengobrol dengan seorang pria. Pria tersebut adalah teman masa kecil Lisa yang bernama Tomi.
"Terima kasih, kamu sudah mau menerima undangan ku untuk makan bersama," ujar Tomi kepada Lisa sambil tersenyum.
"Kita adalah teman lama dan sudah lama tidak bertemu," balas Lisa.
"Setelah aku kembali dari luar negeri, orang yang pertama ingin aku temui adalah dirimu Lisa," ujar Tomi.
Dapat di lihat di sini bahwa Tomi memiliki perasaan terhadap Lisa. Tomi sendiri baru saja kembali dari luar negeri setelah beberapa tahun lamanya menimba ilmu kedokteran.
"Bagaimana kabar mu sekarang, apa kamu sudah mempunyai kekasih belum?" tanya Tomi.
"Aku sudah menikah," jawab Lisa.
Lisa tidak menyembunyikan tentang pernikahannya kepada Tomi. Tomi dan keluarganya memiliki hubungan cukup dekat, Lisa jadi berpikir juga tidak perlu di sembunyikan tentang statusnya.
"Apa..." Tomi sangat terkejut sekali mendengarnya.
Tomi tidak pernah menyangka ternyata Lisa sudah menikah. Padahal dirinya sudah lama sekali menaruh hati kepada Lisa dan kepulangannya kali ini adalah untuk mengungkapkan perasaannya.
"Kamu kenapa begitu terkejut sekali?" tanya Lisa.
"Kenapa kamu menikah secepat ini?" tanya Tomi.
Lisa tidak mengetahui bahwa Tomi menyukai dirinya. Lisa selama ini menganggap Tomi hanya sebatas teman saja.
"Tidak apa-apa," jawab Lisa.
Untuk masalah ini, tentu saja Lisa tidak bisa menceritakannya kepada siapapun. Namun Tomi dapat melihat ekspresi dari wajah Lisa yang aneh, sehingga di sini pasti ada yang sedang di sembunyikan oleh Lisa.
Tomi juga berpikiran pasti adalah yang tidak beres dengan pernikahan Lisa. Tomi harus menyelidikinya terlebih dahulu, siapa tahu ada masih ada kesempatan.
Walaupun Lisa sudah menikah, tapi tampaknya Tomi harus tetap bisa mendapatkannya. Lisa begitu sangat cantik sekali, tidak masalah jika masih bisa mendapatkan jandanya, pikirnya.