Bagaimana jadinya kalau seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, dinyatakan menjadi Narapidana dan di penjara selama 10 tahun lamanya, karena telah menghabisi seseorang demi berusaha untuk menyelamatkan kakaknya dari pemerkosaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda kaya raya. Dan pemuda malang itu bernama Bara Aditama. Bukan hanya penjara saja yang dia dapatkan, tapi banyak ketidakadilan serta penyiksaan yang akan Bara dapatkan. Lalu apakah Bara mampu untuk bertahan? Sedangkan kakaknya yang mengalami Pemerkosaan telah menjadi depresi akibat kejadian yang menimpa dirinya? Lalu apa yang akan Bara lakukan kepada ketiga para penjahat yang masih berkeliaran di luar sana? Akankah Bara berhasil membalaskan dendam nya kepada mereka semua? Dan inilah perjuangan Bara setelah menjadi sang Narapidana.
#bantu like nya kawan dan jngan lupa komennya kasih tau jika ada kesalahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cimde 123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kehilangan alisa
"Papa...! Aku pulang!"
Suara Ferdy menggema di dalam rumah yang terlihat begitu mewah. Dia yang terpaksa pulang bersama ketiga temannya, langsung masuk guna mencari keberadaan dari papanya itu. Hingga tak lama kemudian, langkah kaki dari keempat pemuda itu sudah tiba di ruang keluarga yang begitu megah.
Di sana, terdengar jelas suara isak tangis yang menggema dari mama Amor yang sedang menangisi putrinya yang belum juga ditemukan sampai saat ini.
"Hiks.. Hiks..! Mas, aku gak mau tahu. Pokoknya kau harus menemukan keberadaan dari putriku Alisa!" bentak mama Amor kepada suaminya itu.
"Pasti ma. Pasti aku akan segera menemukan keberadaan putri kita. Begitu juga dengan Ferdy, kami berdua akan mengerahkan seluruh anak buah kami, untuk mencari keberadaan Alisa." jawab tuan Herlambang yang mencoba menenangkan istrinya.
"Pa...! Bagaimana mungkin Alisa bisa hilang? Bukankah beberapa hari lagi dia akan mengikuti acara wisuda di Universitasnya?" tanya Ferdy dengan nada kesal.
Pria itu berdiri tepat di depan kedua orang tuanya, sambil memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celana dan mondar mandir kesana kemari.
Sungguh, rasanya Ferdy benar benar tidak menyangka, kalau adiknya Alisa yang kini sudah menginjak usia 22 tahun, malah berani melakukan perlawanan terhadap mereka berdua. Sedangkan ketiga sahabat Ferdy, hanya berdiri tegak sambil mendengarkan pembicaraan mereka bertiga.
"Papa juga tidak tahu. Sepertinya adikmu sudah menipu kita. Sebab, menurut informasi yang anak buah papa dapatkan, acara wisuda sudah dilakukan seminggu yang lalu. Itu artinya, adikmu telah dinyatakan lulus dan telah resmi menjadi seorang Dokter kejiwaan." jawab Tuan Herlambang menjelaskan.
"Kurang ajar! Berani sekali dia melakukan hal seperti ini kepada kita. Lalu bagaimana dengan nama nama penumpang maskapai penerbangan yang ada di Indonesia? Apakah mereka bisa menemukan nama dari gadis nakal itu?" tanya Ferdy kembali dengan nada semakin kesal.
"Tidak. Mereka tidak menemukan nama Alisa Herlambang, yang menjadi penumpang di maskapai penerbangan Indonesia. Sepertinya, adikmu telah menggunakan identitas orang lain, sehingga kepulangannya tidak bisa tercium oleh kita semua."
"Jika memang benar begitu! Lalu apa alasannya sehingga dia harus melakukan hal seperti ini? Bukankah selama ini dia tidak pernah mendapatkan tekanan apapun dari kita pa?" tanya Ferdy kembali dengan nada meninggi.
Mendengar pertanyaan yang diajukan oleh putranya, Tuan Herlambang hanya terdiam membisu.
Sungguh dia juga tidak mengerti dengan rencana yang ada di benak putrinya itu.
Sedangkan mama Amor terus meneteskan air mata, dia tidak rela kalau putri kesayangannya menghilang dan tidak bisa ditemukan.
"Sudah! Jangan banyak bertanya Ferdy! Sekarang juga kamu harus mencari keberadaan adikmu itu. Mama tidak mau tahu, kamu harus melacak keberadaannya! " bentak mama Amor sambil bangkit dari duduknya.
Lalu dia pun melangkah naik ke atas tangga kamarnya, diikuti oleh dua orang pelayan yang bertugas untuk menjaga keselamatan mama Amor di saat dia dalam keadaan kalut seperti ini.
Sedangkan Tuan Herlambang, dia segera menatap tajam ke wajah putranya Ferdy. Sepertinya mereka harus segera mengecek nomor Rekening milik Alisa dan juga nomor Telfonnya melalui GPS yang sudah terpasang di Handphone milik gadis cantik tersebut.
"Dewa! Jimmy! Ayo segera lacak keberadaan putriku. Aku ingat kalau aku telah mengaktifkan GPS di handphone miliknya." titah tuan Herlambang kepada para sahabat Ferdy.
"Baik tuan. Kami akan segera melakukannya."
Lalu mereka pun langsung duduk di atas sofa dan melakukan tugas yang diperintahkan oleh Tuan Herlambang. Namun! Setelah memeriksa GPS tersebut, sangat disayangkan sebab Handphone milik Alisa sudah tidak aktif dan telah di rusak seluruh email dan juga program yang ada di handphone itu.
"Tuan! Sepertinya nona Alisa sudah tidak menggunakan Handphone miliknya lagi."
"Benar tuan. Begitu pula dengan nomor rekeningnya. Setelah kami mengeceknya ternyata nona Alisa sudah mengosongkan saldo di rekening itu saat berada di negara Jepang tepatnya dua Minggu yang lalu. Itu artinya, sampai saat ini nona Alisa tidak lagi menggunakan ATM, dan dia hanya menggunakan uang Cass untuk bertransaksi dan melakukan pembayaran sehari hari. " jelas Dewa membuat Tuan Herlambang dan juga Ferdy menjadi sangat terkejut.
Sungguh mereka berdua tidak menyangka, kalau wanita itu bisa sepintar dan sedetail itu dalam melakukan rencana yang sudah dia susun dengan sangat matang, bahkan dia tidak meninggalkan jejak sedikitpun, sehingga tidak berhasil diselidiki oleh anak buah Ferdy.
"Sial! Kurang ajar sekali anak itu pa. Andai nanti aku menemukan keberadaannya, maka aku akan langsung menikahkan dia dengan putra dari paman Handoko. "
"Kau benar. Papa juga setuju Ferdy. Keluarga Handoko adalah keluarga kaya raya. Jika dia menjadi besan papa, maka sudah dapat dipastikan, kekuasaan kita di negara ini akan semakin bertambah pesat. Begitu juga dengan kekayaan kita yang tidak akan habis walau sampai tujuh turunan."
"Kalau begitu aku akan mencari keberadaannya pa. Papa juga harus membantuku."
"Baik naik. Pergilah dan suruh semua anak buahmu untuk mencari keberadaan Alisa."
"Ayo Dewa, Jimmy dan Rendy. Kalian juga harus membantuku." ajak Ferdy kepada ketiga sahabatnya itu.
"Baik. Kami permisi paman."
Lalu mereka berempat pergi meninggalkan rumah mewah tersebut, dan kembali masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil, mereka berempat saling berbincang. Entah kenapa mereka begitu curiga dengan Bara yang sudah berada di Lapas Nusakambangan.
"Bos! Apakah ini ada sangkut pautnya dengan Bara?" tanya Rendy membuat Ferdy menoleh dan menatap tajam.
"Apa maksud mu! Mana mungkin dia bisa melakukan hal seperti ini.
Bahkan untuk menyelamatkan dirinya sendiri saja dia tidak mampu, lalu bagaimana caranya dia menculik adikku."
"Benar. Kau jangan suka mengada ngada Rendy. Oya, kalau boleh tahu! Apa rencana mu selanjutnya untuk pria itu Ferdy?" tanya Jimmy dengan nada penasaran.
Mendengar pertanyaan yang diajukan Jimmy, senyum jahat langsung terukir di bibir Ferdy. Dia sangat tahu, kalau para napi di dalam lapas Nusakambangan tidak bisa disogok dengan uang. Tapi, para Sipirnya, tetap saja bisa dia sogok dan dia manfaatkan untuk menyiksa Bara di dalam sel tahanan.
"Apa lagi! Tentu saja menyiksa pria itu sampai mati. Kebetulan di dalam lapas Nusakambangan ada seorang napi senior yang sangat terkenal dengan kekejiannya. Dia memang tidak suka di atur oleh seorang penguasa, bahkan tidak ada satupun pejabat yang dapat menyogok dirinya, namun! Dia sangat suka membunuh para napi yang melawan padanya. Dan aku mempunyai rencana untuk mengirim Bara di hadapan pria itu, aku yakin, Bara akan melakukan perlawanan jika di hadapan oleh napi keji itu. Andai apa yang ku katakan ini benar terjadi, itu artinya kematian sudah ada di depan mata. Napi bernama Rodrigues akan menghabisi nyawa Bara hanya dengan satu kali serangaj yang dia miliki.
Hahahaha....! Aku yakin, setelah itu Bara akan mati dengan cara yang begitu menyediakan. " jawab Ferdy dengan sangat bahagia.
Ketiga sahabat Ferdy juga ikut bahagia, mereka tidak menyangka, kalau bos mereka memiliki rencana yang begitu sempurna.. Bahkan tanpa mengeluarkan uang dan susah susah mengotori tangannya sendiri, dia akan berhasil menghabisi Bara dengan cara yang begitu keji.
"Hebat bos! Kau benar-benar hebat. Kalau begitu segera kirim Bara ke dalam sel tahanan milik napi bernama Rodrigues itu bos. Aku juga sudah tidak sabar ingin melihat dia di siksa di dalam sana." timpal Dewa tersenyum menyeringai.
Hingga tak lama kemudian, mereka pun sudah tiba di markas milik Ferdy. Dan sesampainya di sana, Ferdy segera mengumpulkan anak buahnya untuk mencari keberadaan dari adiknya Alisa Herlambang.
Sedangkan di kota Bogor. Terlihat seorang wanita cantik yang tengah berdiri di samping seorang pria paruh baya. Dan wanita itu tak lain adalah Alisa. Sejak pertemuannya bersama dengan pak Mahmud, Alisa memohon kepada pria paruh baya itu, agar dia diizinkan untuk tinggal bersama keluarga mereka.
Awalnya pak Mahmud menolak permintaan yang diajukan oleh Alisa, karena dia takut kalau Tuan Herlambang akan menemukan keberadaan dari putrinya itu dan berbuat jahat kepada keluarganya. Namun, setelah meyakinkan pak Mahmud bahwa dia aman dan Tuam Herlambang tidak akan bisa mengetahui keberadaannya, akhirnya Pak Mahmud mengizinkan Alisa untuk ikut bersama nya.
"Nak! Kenapa kamu terlihat gugup?" tanya pak Mahmud kepada wanita cantik tersebut.
"Pak! Apakah menurut bapak ibu Mirna akan menerima kedatangan saya?" tanya Alisa sambil menundukkan pandangannya.
"Tentu. Kamu adalah tamu di rumah ini. Tentu kami akan menerima kedatangan mu nak."
"Terimakasih banyak pak. Saya janji tidak akan menyusahkan bapak, dan saya akan berusaha keras untuk menyembuhkan kak Nadia."
Pak Mahmud tersenyum bahagia mendengar perkataan Alisa. Hingga tak lama kemudian, pintu pun mulai terbuka, menampilkan seorang wanita yang berdiri tegap di depan rumah tersebut.
Namun, ibu itu sangat terkejut saat melihat siapa wanita yang berdiri di samping suaminya.
"Kau.....!!! Bukankah kau putri dari tuan Herlambang? Kenapa kau bisa ada di sini?" tanya ibu Mirna dengan nada membentak.
Sungguh, saat melihat wanita itu lagi, rasa dendam dan marah di hati ibu Mirna kembali bergemuruh, dia ingat betul kalau berkat kejahatan dari keluarga wanita itu, kedua anaknya menjadi sangat menderita.
"Bawa dia pergi! Bawa dia pergi dari sini!" teriak Ibu Mirna dengan sangat emosi.
Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Akankah Alisa tinggal bersama keluarga Bara? Kasih komen nya ya
Apakah jd musuh atau jd teman