Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.
Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.
Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.
Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?
Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Prince Marvell
❤️❤️❤️
Saat ini acara utama sudah di mulai. Raja dan
Ratu naik ke atas panggung kecil di sudut utama ballroom megah itu. Raja dan Ratu memberikan sambutan hangat untuk semua tamu yang hadir
di lanjutkan dengan acara potong kue.
Semua tamu tampak bertepuk tangan meriah
menyambut acara utama ini. Berikut nya ada
sajian hiburan dari beberapa penyanyi kelas
dunia yang di undang dalam acara ini. Di sela-
sela acara hiburan ini para tamu di persilahkan
untuk mencicipi hidangan mewah yang telah
di sediakan sambil berbincang hangat dengan
sesama tamu. Ada pembicaraan bisnis, ada
juga masalah politik dan lain sebagainya.
Aaron tampak berbincang dengan para kolega
bisnis dari beberapa negara. Raya berada di
sebelahnya, mendampingi Bos arogannya itu
yang seperti robot, seolah tidak ada lelahnya.
Kaki Raya mulai terasa pegal karena berdiri
terus dari tadi. Tapi dia tidak boleh mengeluh,
ini adalah tugasnya. Lagipula baru sekitar 1
jam lebih, tapi kok rasanya sudah lelah. Dia
memang belum terbiasa dengan posisi ini.
"Kakak ipar.. apa kau lelah ?"
Ansel yang baru muncul ke tempat itu tampak
berbisik di dekat Raya yang meliriknya sekilas
karena dia sedang fokus pada pembicaraan
bos nya yang tidak peka dengan kelelahannya,
malah terkesan sengaja melakukan semua
pembicaraan itu tiada henti sampai untuk
minum saja tidak sempat.
"Kakiku sedikit pegal An.."
Wajah tampan Ansel langsung tertegun saat
mendengar Raya memanggil nya dengan intim
tadi, An.. Terdengar begitu merdu di telinganya.
Aaron yang sedang berbicara langsung berhenti,
wajahnya tampak bereaksi aneh, rahangnya
mengeras dengan sorot mata yang berbeda.
"Kita akan lanjutkan pembicaraan ini nanti.!"
Aaron berucap dengan suara yang sangat
dingin hingga membuat para relasi bisnisnya
tertegun sejenak, bingung campur tegang.
"Baik Yang Mulya.. kami permisi."
Mereka langsung membungkuk hormat lalu
pergi dari tempat itu. Raya tampak bingung
dengan reaksi Aaron, namun belum sempat
dia mengenali situasi Aaron sudah menarik
paksa tangannya kemudian berjalan cepat
menuju satu area istirahat yang ada di dekat
arena dansa. Ansel hanya bisa tersenyum
tipis, dia sedikit bingung dengan emosi Bos
nya yang selalu saja tidak bisa di tebak itu.
"Aaron.. apa yang kau lakukan.!"
Raya menepis pegangan tangan Aaron yang
cukup kuat hingga menyakitinya. Dengan kasar
Aaron menekan bahu Raya memaksanya untuk
duduk di kursi yang ada di sana. Ada beberapa
pasang mata yang melihat interaksi mereka
berdua namun tidak berani melanjutkan pengamatannya karena Alex dan para pengawal langsung membuat garis batas serta barikade
khusus untuk menjaga privasi sang Putra Mahkota.
"Kau tidak bisa bekerja dengan baik. Baru
sebentar saja sudah mengeluh.!"
Geram Aaron yang terlihat berdiri sembari
melempar pandangan ke sembarang arah
dengan posisi kedua tangan di masukan ke
saku celananya. Dia tampak kesal sedikit
emosi. Raya langsung berdiri, wajahnya kini
tampak memerah, dia mulai di selimuti oleh
kekesalan dan rasa tidak terima.
"Aku memang belum terbiasa berada diposisi
ini, kau tahu benar ini bukan bidang ku.!"
"Kau tidak di benarkan untuk membela diri
dengan alasan apapun.!"
"Aku hanyalah manusia biasa, masih harus
belajar menyesuaikan diri dengan posisi ini,
aku juga punya batasan.!"
"Kau tidak boleh mengeluh apalagi saat aku
sedang melakukan pembicaraan.!"
Mata Raya melebar, sebenarnya manusia
ini punya hati atau tidak sih.? kok bisa ada
orang tidak berperasaan seperti ini.
"Ohhh.. jadi kau mau aku seperti robot yang
tidak pernah merasakan lelah begitu.? Aku
ini manusia Tuan..!"
"Belajarlah untuk lebih kuat lagi.!"
Raya benar-benar habis kesabaran, tanpa
sadar dia memukul keras lengan Aaron
meluapkan segala emosi jiwanya.
"Aku memang lelah, lalu kau mau apa.?
Kau mau melemparku keluar dari posisi ini,
lakukan, itu yang aku inginkan.!"
Geram Raya masih dalam posisi memukuli
lengan Aaron yang langsung bereaksi, dia
menangkap kedua tangan Raya kemudian
menarik dan mendekapnya kuat di dada.
Keduanya kini saling menatap kuat, Raya
menatap geram wajah tampan namun
sangat menyebalkan itu hingga yang
tampak di matanya kini hanyalah wajah
monster saja, tidak ada lagi sosok paripurna.
"Lepaskan tanganku ! Kau manusia yang
tidak berperasaan, aku benci sama kamu.!"
Raya menarik tangannya dengan hentakan
keras terbawa emosi yang meluap-luap. Aaron
tampak menyeringai sadis, tangan kanannya
kini beralih mencengkram dagu lonjong Raya
dengan dua jarinya, kemudian menariknya
dengan kuat hingga wajah mereka mendekat
membuat Raya semakin berang tapi juga di
serang ketegangan. Namun emosinya kali ini
memang lebih mendominasi.
"Aku tidak suka dengan orang yang tidak
profesional dalam bekerja.!"
"Terserah.! kalau kau merasa tidak puas
dengan cara kerjaku, cari saja orang lain.!"
Gertak Raya sambil menepis cengkeraman
jari Aaron di dagunya. Kemudian mendorong
keras dada pria itu lalu mendudukkan dirinya,
memalingkan wajah sambil mengatur napas
mencoba meredam emosi nya. Aaron tampak
menatapnya sebentar dengan ekspresi yang
tidak bisa di jabarkan, rumit dan kompleks.
Tidak lama dia melangkah pergi dari tempat
itu meninggalkan Raya yang menarik napas
panjang menenangkan diri nya. Kenapa pria
itu selalu saja membuat jiwanya meledak dan
keluar dari karakter yang sesungguhnya. Dia
benar-benar membenci situasi ini.
Griz datang membawakan minuman untuk
Raya yang langsung meminumnya dalam
satu kali tegukan membuat wanita tomboy
itu tertegun sesaat.
"Mau saya ambilkan makanan atau minuman
yang lain Miss ?"
"Tidak perlu Griz, aku hanya ingin kembali ke
kamar saat ini juga..!"
"Ladies and gentleman..Kita akan segera
memasuki acara yang paling di tunggu.
Mari kita sambut Dance Together..!"
Sang pembawa acara tiba-tiba berseru penuh
dengan semangat di sambut tepuk tangan
meriah seluruh hadirin yang tampak sangat
antusias dengan acara dansa ini. Raya yang
baru saja beranjak dari duduknya kini terdiam.
Dansa bersama.? Jadi sekarang acara spesial
itu akan segera di mulai ? Kini semua tamu
mendekat ke arah arena dansa melingkari
tempat itu dengan wajah-wajah yang terlihat
berbinar senang penuh semangat.
Raya masih berdiri di tempatnya. Dansa..sudah
lama sekali dia tidak pernah melakukannya,
dulu sekali..dia sangat menyukainya sewaktu
kuliah di Amrik dan masih menjalin hubungan
dengan kekasih pertama nya.. Zoe Alexander.
Pembawa acara mulai melakukan pembukaan
dan berbicara singkat sebagai pertanda di
mulainya acara dansa bersama ini.
"Sebagai pembuka..mari kita sambut Yang
Mulya Raja beserta Ratu kita untuk memimpin
acara ini.. Silahkan Yang Mulya.."
Pembawa acara membungkuk dalam kearah kemunculan Raja dan Ratu yang tampak berjalan bergandengan tangan dengan senyum hangat
dan bersahaja. Mereka berdua memang terkenal dengan keharmonisan dan kemesraannya yang
selalu terlihat saat sedang berada di depan publik seperti ini. Keduanya juga sangat di sayangi dan
di puja oleh seluruh rakyatnya.
Raja dan Ratu maju ke tengah arena sudah
dalam keadaan saling bergenggaman tangan
dengan posisi tangan kiri sang Raja berada
di pinggang Sang Ratu, sementara tangan
kanan saling bertautan. Saat ini musik mulai
mengalun dengan lagu pertama Beautiful In
White yang di bawakan oleh salah seorang
penyanyi top yang ada di panggung. Pasangan terhormat itu mulai bergerak seirama penuh
dengan harmonisasi di iringi tatapan kagum
dan tepuk tangan meriah para hadirin.
Setelah setengah lagu berlalu pembawa acara
kembali memanggil pasangan kedua yakni
Princess Arabella dan Prince Arthur yang
langsung maju karena sudah menunggu dari
tadi. Kedua pasangan keluarga kerajaan itu
tampak sangat menikmati dansa mereka
dengan alunan lagu romantis yang begitu
mempesona hingga berakhir nya lagu pertama.
"Mari kita sambut kehadiran pasangan yang
sangat fenomenal dan menjadi harapan kita
semua untuk kelangsungan kemakmuran dan
kejayaan negara kita..ini dia Prince Marvell
bersama pasangannya Lady Catharina.."
Pembawa acara merentangkan tangannya.
Raya yang masih terpana pada penampilan
Raja dan Ratu tampak terkesiap mendengar
kata Prince Marvell..
Semua orang melirik kearah kanan.. Hanya
ada sosok Catharina yang tampak berjalan
anggun dan yakin ke tengah arena dengan
segala pesonanya berbalut gaun pesta yang
terlihat seksi dan elegan. Hadirin menahan
napas menanti kehadiran Sang Pangeran
yang tidak jua muncul ke tengah arena hingga
lagu love me like you do mulai mengalun
indah mengiringi gerakan pembuka dari lady
Catharina yang terkenal sebagai ratu dansa.
Namun setelah beberapa saat.. ke tengah
arena muncul sosok Sang Pangeran yang
membuat mata semua orang menatap
terkesima akan segala ketampanan dan
kegagahannya. Terlebih lagi bagi seorang
Maharaya.. Matanya kini membulat sempurna, terkesima oleh satu keterkejutan luar biasa
seolah tidak bisa mempercayai apa yang ada
di hadapannya. Prince Marvell..adalah Aaron..?
Jadi pria jahat yang berstatus sebagai
suaminya itu Putra Mahkota kerajaan.??
Kaki Raya goyah, pandangan nya kini buram.
Jantungnya saat ini seolah tidak berfungsi.
Matanya menatap syok kearah sosok gagah
mempesona yang saat ini sedang melakukan
gerakan seirama dengan hentakan dinamis
dan beraturan dengan si cantik Catharina.
Tangan kiri Aaron melingkar erat di pinggang
ramping gadis elegan itu, tangan kanan saling
bertaut dengan tatapan saling mengunci satu
sama lain. Tatapan Lady Catharina begitu
dalam seolah sedang menyampaikan segala
perasaannya yang terdalam pada laki-laki
paripurna itu. Keduanya begitu sempurna dan
serasi satu sama lain membuat semua mata
menatap tak berkedip, begitu terpesona nya.
Tuhan.. kenyataan apalagi ini.. apakah benar
suamiku seorang Putra Mahkota..? Tidak..!!
Ini terlalu mengejutkan bagiku..
Ada desakan cairan bening yang memaksa
ingin keluar namun berusaha untuk di tahan
sekuat tenaga. Tidak. ! dia harus kuat. Inilah
kenyataan yang harus di hadapinya. Lagipula
apa yang harus di tangisinya.? Siapa lah dia
di mata pria jahat itu. Dia hanyalah wanita
yang sedang ketiban sial.! Dan mungkin saja
bagi laki-laki itu dirinya adalah musibah.Tapi
sungguh, ini terlalu mengejutkan.! Dan dia
tidak sanggup untuk membenarkan semua
realita ini. Aaron.. seorang Pangeran ?
"Miss Raya.. anda baik-baik saja..?"
Griz menahan tubuh Raya yang semakin goyah
dan limbung karena kakinya tidak sanggup lagi
menopang tubuhnya. Raya melirik kearah Griz,
wanita tomboy itu tampak menatap cemas dan menundukkan kepalanya. Raya mendudukkan
dirinya dengan gontai di atas kursi. Pandangan
matanya kini kembali pada sosok Aaron yang
sedang menikmati dansa romantis nya dengan
sang putri bangsawan yang sangat cantik dan
elegan serta terhormat itu.
"Kenapa kamu tidak pernah mengatakan
semua kebenaran ini Griz.? "
"Maaf Miss..Kami tidak punya hak berbicara
apapun tanpa seizin Pangeran.."
"Hoohh..iya Pangeran.. benar sekali.! Dia
adalah seorang Yang Mulya Putra Mahkota.!"
Raya mencibir dengan ekspresi geli dan kesal
pada diri sendiri yang selama ini sudah begitu
naif dan bodoh tidak mengenali sosok sejati
dari pria pemerkosa nya itu.! bos jahat juga
suami kejamnya.! Segala umpatan mengalir
dalam bathin Raya. Dia menarik napas berat
berusaha untuk menenangkan dirinya.
Lagi-lagi matanya kini berpaling pada sosok
itu, dan sialnya mata pria itu juga kebetulan
sedang mengarah padanya. Untuk sesaat
mata mereka saling menatap kuat berusaha
untuk berbicara lewat udara dan getaran di
jiwa yang saat ini entah seperti apa kondisinya.
Cairan bening itu kini tidak bisa di tahan lagi
jatuh menuruni wajah cantiknya. Ada rasa
yang tidak di mengerti Raya yang kini seolah
menggores lubuk hatinya membuat dadanya
serasa sesak. Dia ingin menjerit sekeras
mungkin untuk meluapkan nya.
Lagu berikutnya kini mulai mengalun.. Aaron
dan Catharina masih berada di tengah arena.
Dan kini beberapa pasangan muda lainnya
maju termasuk juga Lucas dengan seorang
model internasional yang merupakan teman
kencannya. 4 pasangan serasi itu kini sudah
bergerak dinamis di tengah arena dengan
iringan lagu yang cukup slow dan romantis.
Raya mengusap kasar air matanya, melihat
Aaron berdansa romantis dengan Catharina
air matanya malah semakin mendesak keluar.
Tubuhnya tiba-tiba panas dingin saat melihat
tubuh mereka rapat dan intim.! Apa yang ada
di pikirannya.? Walaupun pria itu berstatus
sebagai suaminya tapi bukankah dia tahu
sendiri bahwa itu hanyalah di atas kertas.!
"Kakak ipar.. tidak ada yang perlu kau
tangisi. Apa yang harus terjadi maka akan
tetap terjadi atas kehendakNya..!"
Raya terkejut, sosok Ansel kini sudah berdiri
di sampingnya, menatapnya dengan sorot
mata yang terlihat rumit. Mata mereka kini
saling menatap kuat. Sorot mata penuh
interogasi kini di semburkan oleh mata
sendu yang di hiasi lelehan cairan bening.
"Apapun yang ingin kau tanyakan bisa kau
keluarkan nanti di sana.."
Ansel menunjuk ke arena dansa membuat
Raya meliriknya sekilas.
"Sekarang.. bersediakah kakak ipar untuk
turun kesana bersamaku.! Kau bisa bertanya
semuanya di sana, padanya langsung..!"
Ansel merentangkan tangan kanannya sambil
melihat kearah Aaron yang sedang menatap
tajam kearah mereka di tengah acara dansanya.
Ada dorongan hebat dalam diri Raya untuk
menerima permintaan Ansel. Dia tahu ini
memang sedikit tidak patut, bagaimanapun
dia sudah menjadi istri Aaron. Tapi dia perlu
meluapkan segala emosi di dalam jiwanya,
mungkin dengan cara seperti ini segala
kegundahan nya akan sedikit hilang.
Perlahan..dia berdiri, menerima uluran
tangan Ansel yang menatap tidak percaya
wanita itu menerima permohonan nya.
"Tapi aku tidak pandai berdansa An.."
Jantung Ansel bergelombang hebat. Bibirnya
tersenyum manis, Tatapannya kini mengunci
wajah cantik Raya yang sudah bergerak turun
dari tempat duduknya.
"Aku akan mengajarimu.. Tenang lah ada
mentor terbaik di sana.."
Ujar Ansel sambil berjalan membimbing dan
menggenggam kuat tangan Raya. Keduanya
kini berjalan beriringan menuju arena dansa..
***
Happy Reading.....
pasti lebih seru