NovelToon NovelToon
Kesayangan

Kesayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: MalyaIgus17

Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Mumet

"Permisi Cinta ada di mana ya.....?" Gea bertanya pada kasir yang kebetulan tengah berjaga.

" Sedang istirahat mbak Ge,..." menjawab dengan sangat ramah. Dia tau persis siapa yang sekarang ini datang.

Sedang Galih tidak mereka kenali meskipun Butik ini kepemilikan mama Dina.

Maklum, Galih terlalu sibuk dengan BJ Group membuatnya tidak dikenali sebagai anak pemilik butik.

Bahkan karyawan Butik kebanyakan berpikir kalau Galih anak dari Ibu Malika. terlalu sering bertemu membuat mereka yakin dengan pikiran yang demikian.

Gea melangkah dengan ringan tanpa mengetuk pintu dia masuk ruang istirahat. dan langkahnya terhenti karena terkejut.

Sedang yang di dalam dengan cepat menarik tangannya.

Mengernyitkan dahinya Gea menutup pintu ruangan itu dengan pelan.

"Kak Galih ngapain di sini...?" mendekat ke arah sepasang kekasih yang terlihat berbeda reaksinya.

"Udah lama Ge..?" Cinta bertanya disaat Gea sudah mendekat. Merasa canggung seolah terpergok.

"Cih, seharusnya aku yang tanya. Udah lama kalian..." melihat jam dinding. Memastikan apa ini masih jam kerja atau bagaimana.

Galih menyandarkan punggungnya pada kursi panjang yang mereka duduki. tidak menggubris pertanyaan Gea yang terlihat penasaran.

"Kak Galih kapan pulang..?"

Galih mengangkat alisnya bingung "Kenapa jadi kapan kakak pulang, ada masalah memangnya...?"

" Kak Galih emang enggak kerja..?"

Cinta melihat dua bersaudara itu secara bergantian.

"Makan..!" Galih memberi perintahnya. Namun matanya menatap lurus Gea.

"Kamu ganggu tau enggak?"

"Idihhh, Gea banyak urusan sama Cinta ya. Lagian Cinta sahabat Gea..!"

"Sahabat?. Dia harus makan sekarang, sebentar lagi sudah mulai kerja kembali, kamu bisa pulang dan datang lain waktu...!" mengusir Gea terang-terangan.

"enggak mau. Kak Galih aja yang pulang sana!. Kerja kak, kerja..!" Mengingatkan kakak sepupunya soal tugasnya.

Lagian ini masih terlalu siang untuk Galih keluyuran. Tapi bisa-bisanya dia pacaran dengan santai begini.

"Gea bilangin papa Bagas ya ...!" Mengancam dan bersiap mengeluarkan ponselnya.

"Enggak perduli tuh. Malah kalau kak Galih di pecat kan bagus bisa istirahat full..." jawabnya asal. Membuat Cinta terkejut atas jawaban kekasihnya.

Plak

Cinta reflek memukul paha Galih yang menurutnya bicara terlalu asal.

"Di pecat kok seneng, aneh banget..."

"Nah itu dia Cin, dia sengaja ketemu kamu pas jam kerja, biar papa Bagas marah dan mecat dia..." mengadu pada Cinta. Berharap sahabatnya ini bisa menyadarkan Galih.

" enggak usah sok tau...!" meninggikan sedikit suaranya. Entah kenapa berdebat dengan Gea sangat tidak pas menurutnya. Terlebih ada Cinta di antara mereka.

"Abang pulang deh...!" Bangun dari duduknya tidak lupa mengusap lembut ujung kepala Cinta.

"Main deh sepuasnya...!" menjitak kepala Gea yang langsung cemberut karena menerima perbedaan perlakuan.

"Makan punya kak Galih, ingat harus habis kalian berdua ...!" berjalan meninggalkan ruangan itu.

Melihat kekasihnya langsung keluar Cinta merasa aneh dan " Ge bentar ya...!" meninggalkan Gea dan menyusul Galih yang sudah keluar dari ruangan itu.

"Abanggg..!" Cinta berlari cepat mendekat ke arah Galih yang akan membuka mobil.

" Jangan lari, kamu bisa jatuh...!" Menggapai tangan Cinta disaat posisi Cinta sudah di dekatnya. Memastikan cara itu bisa menahan tubuh Cinta.

Tersenyum manis " Abang pulang nya hati-hati...!" senyumnya mengembang sempurna. Sikap Cinta seperti ini membuat Galih tidak bisa berpaling. Ini terlalu manis menurutnya.

"Kenapa enggak makan aja, nanti jam istirahat nya habis loh ...!" bersikap seolah kesal, padahal dia sangat menyukai ini. Dirinya merasa penting.

"Habis ini makan kok..." tetap dengan senyum manisnya.

Sebelum benar-benar berpisah, Galih menarik tangan Cinta untuk masuk kedalam dekapannya.

Untuk sejenak Cinta menyandarkan wajahnya di dada Galih yang bidang. Merasakan hangat dan degupan lembut jantung kekasihnya.

"Abang ke sini pas pulang kerja, tapi belum pasti sih. Abang harus memastikan pekerjaan Abang dulu ..."

"emmm..." mengangguk setuju. " Jangan di paksa bang. Kita tetap bisa ketemu kok, apalagi Cinta sekarang kerjanya shift- shift an kan. Jadi bisa luangkan waktu sedikit di sela skripsi an...."

Galih mengangguk kecil dalam pelukan hangat Cinta.

Sepeninggal Galih, Cinta masih memiliki waktu istirahat sekitar 20 menitan, itu waktu yang cukup untuk dia gunakan untuk makan siang.

"Sorry, gimana tadi...?" tanya Cinta seraya duduk dengan gerakan cepat membuka kotak makan siang yang di bawa kekasihnya.

"Maaf ya Ge, istirahat aku sebentar lagi habis jadi agak buru-buru makannya..." Menyendok makanannya dan melahap dengan minat. Meski di kejar waktu, Marisa tidak bisa bohong kalau makanan ini memang enak. Enak banget malah untuk dirinya yang terbiasa makan makanan yang apa adanya.

"Aku ketemu Ifan...!" Cinta mengatup sendoknya rapat karena agak terkejut Gea akan membahas soal Ifan.

Cinta sadar kalau Gea membahas soal Ifan maka urusannya tidak akan mudah.

"Soal dia yang ke butik ya..?" Cinta melihat lurus sahabatnya yang terlihat jelas penasaran nya.

"aku sudah cerita semuanya sama Abang, tidak ada yang aku lebihkan sama sekali. Jadi dengarkan aku dan silahkan konfir ke Abang langsung...!" Cinta menjeda ucapannya dan meminum air es yang memang tersedia di ruangan itu.

" Disaat kami pisah di restoran, aku enggak pernah kepikiran buat ketemu dia lagi. Dan memang semuanya berjalan sama seperti biasanya. Tapi sore harinya disaat pembeli di butik lumayan ramai, Ifan menjadi salah satu dari sekian banyak orang.

Sebagai teman lama, aku enggak mungkin melengos disaat dia negur aku, ya aku balas dan hanya sebatas itu. Mungkin karena memang sudah malam setelah dia mendapatkan giliran, Dia memilih menunggu aku. Karena katanya sudah malam, dan aku langsung menolak. Tapi akhirnya aku tetap pulang sama dia karena memang dia tidak pergi dari tempatnya...." Gea fokus mendengar cerita Cinta. Entah kenapa dia harus tau semuanya. Mungkin dengan itu dia akan lebih mudah berpihak pada siapa.

"Terus..."

"masalah baru muncul, disaat dia akan ngantar aku pulang. Aku udah kekeh bilang kalau rumah aku Deket tanpa memberi alamat. kenapa aku enggak bohong soal alamat lain, aku enggak mau dia ganggu orang yang bantu aku karena dia terus cari aku, dan juga aku susah terlalu lelah untuk bermain peran. Akhirnya aku jujur soal tempat tinggal ku, dia hanya mengantar sampai tangga dan disitu juga Abang sudah menunggu kepulangan ku di tangga paling atas..." Cerita selesai dan Gea bisa menyimpulkan kalau apa yang Diceritakan Cinta memang benar adanya. Dan Gea sungguh percaya padanya.

"Kalau kamu masih penasaran soal reaksi Abang, aku rasa kamu bisa menyimpulkan sendiri kalau soal itu..."

Menghela nafasnya Gea kedua tangannya saling menggenggam dan mengangkat wajahnya melihat sahabatnya ini.

"Aku enggak mau ikut campur sebenarnya soal hubungan kalian. Sungguh. Tapi kalian orang penting untuk aku, dan aku rasa perlu mengingatkan kalian agar aku bisa mengambil sikap yang bijak di kemudian harinya...."

"aku ngerti kok..." Menjawab seraya melihat jam di tangannya.

"aku harus kembali kerja Ge..!"

"Oke. Terus makanannya gimana...?" menunjuk makanan yang baru berkurang sedikit.

"Hah, sayang banget..." Cinta berucap dan kembali melihat jamnya duduk kembali dengan cepat dan mulai melahap makanannya dengan cepat pula.

"Astaga Cinta kamu bisa sakit perut kalau makan kaya gitu...!" tidak suka dengan cara sahabatnya makan. bahaya.

"Sayang Ge, Abang udah repot-repot bawain buat aku..." bicara seraya menyuap nasinya. masih mengunyah dengan cepat Cinta kembali melihat jam tangannya.

"kamu juga jangan lupa di makan, kalau enggak aku kasih tau Abang entar...!" berlari seraya merapikan pakaiannya. Gea yang melihat sahabatnya dikejar waktu ikut pusing di buatnya. Ada rasa bersalah karena sahabatnya seperti ini karena nya.

"Aku kerja Ge...!" ucap Cinta sebelum membuka pintu.

"Hah. Kak Galih harusnya pacaran dengan orang lain aja..." Menunduk lesu karena jujur Gea khawatir dengan hubungan mereka kedepannya.

Cinta sahabat baiknya sedang Galih kakak sepupunya yang dia sayangi. Kalau mereka sampai putus, entahlah Gea pasti pusing karena harus berpihak pada siapa.

Seharusnya aku enggak se khawatir ini sih, mereka aja enjoy kok...

Lihat gimana nantinya aja lah...

☘️

☘️

☘️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!