Entah apa yang membuat pernikahan yang baru berjalan tiga tahun hancur berantakan.Kakak kandungku yang menumpang sementara waktu dirumahku karna paska bercerai dengan suaminya,tega bermain api dengan ipar sendiri dibelakangku.
"Tega kalian..."ujarku.
"Maafin mas wan.Mas khilaf wanda."ujar irwan suamiku.
"Apa kurangku selama ini hah,dan kamu Ina sudah aku tampung malah jadi duri dalam pernikahan ku."ujar wanda menunjuk sang kakak yang bernama Ina.
Ina tidak menjawab sepatah katapun,dia hanya diam tertunduk mendengar apa yang adiknya ucapkan.
Kakak yang seharusnya mengayomi adiknya,ternyata menjadi duri dalam rumah tanggaku.Harusnyan dia bisa mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangganya,ini malah menghancurkan rumah tangga adik kandungnya sendiri.
Entah mau dibawa kemana pernikahan antar irwan dan wanda selanjutnya?Apakah mereka mampu merajut kembali benang yang terlanjur kusut atau menyerah pada keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Hari ini aku pergi kepengadilan agama untuk menghadiri proses akhir dari sidang perceraian antara aku dan mas Irwan. Ya tinggal beberapa menit lagi aku akan menyandang status baru.vStatus yang oleh sebagian orang akan jadi cibiran dan stigma yang berbeda - beda dari masyarakat.
Didepan tiga kursi tinggi menjulang,tempat hakim duduk,aku dan mas Irwan duduk bersebelahan. Sidang dibuka dengan membaca basmalah,menyebut perkara lalu mengetuk lalu tiga kali tanda silang sudah di mulai. Terdengar hakim ketua membuka suara.
"Assalamualaikum,selamat pagi semuanya. Hadirin sekalian tibalah saatnya pembacaan putusan sidang. Dengan ini kami menerima gugatan perceraian yang diajukan oleh penggugat saudari Wanda Wijaya kepada saudara Irwan Hidayat telah dikabulkan." Hakim ketua kembali mengetuk palu tiga kali.
Dengan ketukan palu maka berkahirlah pernikahan ku dengan mas Irwan dengan talak satu.Aku menarik nafas melepas sesak,ada perasaan berat namun aku terus jauh - jauh.
Sidang sudah selesai dan dibubarkan.Satu persatu kami mulai meninggalkan ruangan sidang. Saat di luar gedung pengadilan aku dan mas Irwan bersitatap sesaat. Lalu aku mengulurkan tangan dan disambut oleh mas Irwan.
"Terimakasih atas kerjasamanya ,mas. Aku harap mas bahagia bersama kak Ina."Kami berpisah diparkiran menaiki kendaraan masing - masing.
Irwan memandang mobil mantan istrinya meninggalkan gedung pengadilan. Jantungnya berdenyut perih melihat Wanda yang semakin jauh. Tak rela rasanya berpisah dengan orang yang kita cintai. Tapi apa dikata nasi sudah jadi bubur. Untuk kembali pun rasanya sudah tak mungkin. Luka yang ia torehkan terhadap mantan istrinya terlalu dalam.
Tak terasa bulir bening mulai membanjiri pipinya.Sesakit ini rasanya kehilangan. Penyesalan pun sudah tidak ada artinya. Ini adalah konsekuensi yang harus ia tanggung.
Kenapa setelah kehilangan baru ia merasakan kalau ia bener - bener mencintai Wanda. Kemaren - kemaren ia tidak sadar jika bermain dengan Ina cuma selingan ketika ia merasa jenuh dengan istrinya saja.
Memang kadang kita merasa sesuatu itu sangat berharga saat kita sudah melepaskan. Apakah aku masih bisa memperjuangan cintaku kembali.
Perjalanan selama lima belas menit terasa dingin akhirnya berakhir.Aku telah sampai didepan rumah yang sekarang aku tempaþi bersama Ina istri siriku. Lelaki itu mematikan mesin mobilnya dengan pandangan lurus kedepan. Kulepas sabuk pengaman sambil menghembuskan nafas berat.
"Kamu sudah pulang,mas.Gimana sidangnya tadi,lancar? "Ina mengajukan pertanyaan saking penasaranya.Sampai lupa mengambilkan minum untuk suaminya.
"Hmm."Irwan menjatuhkan badanya pada sofa,bersandar sambil memandang plafon rumah yang bewarna putih tulang. Ia tidak ada keinginan menjawab pertanyaan dari istrinya.
"Mas,dengar ga sih aku ngomong." sungut Ina merasa dicuekin Irwan.
"Bisa ga kamu diam,aku mau ketenangan.bAtau aku akan pergi dari sini." Ujar Irwan juga kesal dengan kecerewetan Ina.
Ina yang tidak mau ada keributan memilih diam dan meninggalkan suaminya sendirian.
"Padahal tadi aku mau ngomong perihal toko roti yang terpaksa aku tutup. Tapi sudahlah mungkin mas Irwan butuh waktu sendiri pasca perceraiannya. Tapi aku penasaran dengan harta gona gini yang didapat mas Irwan,kira - kira berapa ya?" khayal Ina sendiri dikamar.
Dasar wanita ular,yang ada dipikirkannya harta...harta aja. Manusia serakah yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Dia tidak tau jika Irwan sama sekali tidak mendapatkan apa - apa karna semua aset sudah diamankan oleh mantan istrinya dan Irwan juga tidak bisa menurut harta gona gini karna adanya surat perjanjian pranikah. Ga sabar rasanya melihat raut wajah Ina saat mengetahuinya.
gda guna nya juga..sama2 muna juga..saling gengsi...yg perempuan gengsi di gedein