Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya bertemu.
"Duduklah!!.".Pinta Cristi ketika Riko menemuinya di ruang kerja Tian.
Riko melangkah kearah sofa kemudian menjatuhkan bokongnya di sisi sofa yang masih kosong.
"Ko, kakak tahu kamu sangat merindukannya tapi kakak juga tidak ingin kamu sampai membahayakan keselamatan kamu sendiri."
"Semalam kamu mengintai rumah Rahma bukan??." tebak Cristi. Tadi pagi Ratu menghubunginya dan bertanya apakah mobil yang semalam terparkir tak jauh dari rumah Rahma adalah mobilnya dan Cristi pun menjawab sesuai dengan kenyataan yang ada, jika mobil tersebut bukanlah miliknya. Namun Cristi yakin betul jika mobil yang di maksud Ratu merupakan mobil milik Riko berdasarkan nomor plat yang disebutkan oleh Ratu.
"Kakak tidak ingin kamu melakukan hal bodoh semacam itu lagi Ko, jika Kamu memang merindukannya sebaiknya kamu datang terang terangan pada istri kamu !!!. Cristi memberi saran pada Riko.
Cristi menggelengkan kepalanya. "Bagaimana jika semalam Ratu sampai berteriak karena berpikir kamu orang jahat, bisa bisa kamu di gebukin warga, Ko."
"Semalam Riko bukan hanya mengintai rumah Rahma tapi Riko juga diam diam masuk ke dalam rumah." akhirnya Riko mengakui tindakannya semalam kepada Cristi.
"Apa??." Cristi geleng geleng dibuatnya, tidak habis pikir dengan tindakan Riko yang menurutnya sangat gegabah.
"Maafkan Riko karena sudah membuat kakak Cemas." hanya permintaan maaf yang terlontar dari mulut Riko, tanpa ada rasa penyesalan karena tindakannya semalam.
Seperti dugaannya, pagi ini cukup lama Riko menerima siraman rohani dari Cristi, sampai dengan pukul delapan kurang sepuluh menit barulah Riko beranjak dari rumah.
Setelah memikirkan nasehat dari Cristi ada benarnya, Riko memilih mendatangi rumah Rahma secara terang terangan pagi ini. Dengan secercah harapan istrinya tersebut bisa menerima kehadirannya setelah semua yang telah terjadi di dalam rumah tangga mereka.
Riko mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang hingga tiga puluh menit kemudian mobil Riko telah memasuki perumahan di mana rumah Rahma berada.
Riko memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah Rahma. Sepertinya hari ini alam berada di pihak Riko, pintu rumah Rahma terbuka namun tak nampak pemiliknya saat beberapa kali Riko memberi salam.
Entah apa yang ada di pikiran Riko saat itu sehingga ia begitu saja masuk. Tak juga menjumpai pemilik rumah di ruang tengah dan di dapur, kamar merupakan pilihan Riko selanjutnya.
Riko melangkah masuk ke dalam kamar yang semalam dimasukinya secara diam diam.
Di kamar Rahma, Di sinilah saat ini Riko berada. suara percikan air dari arah kamar mandi menandakan ada seseorang yang tengah beraktivitas di dalam sana.
Sembari menunggu pemilik kamar beranjak dari kamar mandi, Riko melangkah menelusuri setiap sudut kamar yang kini di tempati sang istri.
Mulai dari melihat Furniture yang berada di kamar tersebut hingga perlengkapan pribadi istrinya yang tertata rapi di atas meja Rias.
Sampai dengan pandangan Riko terhenti pada sebuah bingkai foto yang berada di atas meja Rias.
"Kamu pergi jauh dariku Rahma tetapi sampai saat ini kamu masih tetap menyimpan foto pernikahan kita, itu artinya kamu juga mencintaiku, sayang." Riko segera meletakkan benda tersebut ke tempat semula saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.
Terlalu serius mengeringkan rambutnya dengan sebuah handuk kecil sehingga Rahma sampai tidak menyadari keberadaan Riko.
Dengan susah payah Riko menelan Saliva nya saat melihat tubuh mulus istrinya yang hanya di balut sehelai handuk berwarna putih, sehingga paha mulus milik Rahma masih terekspos dengan jelas.
"Ehem." suara deheman membuat Rahma terkejut bukan main, sampai tidak sadar ia meraih sebotol bodylotion yang berada di atas meja rias lalu melemparnya ke arah Riko.
Untungnya Riko bisa menghindar sehingga bodylotion tersebut tidak sampai mengenai wajahnya.
"Mas Riko." kedua bola mata Rahma membola sempurna ketika menyadari keberadaan Riko.
"Bagaimana mas bisa sam_" Rahma tak menuntaskan kalimatnya kala mendengar suara Ratu menyerukan namanya di balik pintu.
"Ra...Ra...apa kamu di dalam?? Aku masuk ya." tanpa menunggu jawaban dari Rahma, Ratu memutar handle pintu. Namun sebelum Ratu masuk, Rahma lebih dulu beranjak keluar dari kamar.
"Ada apa denganmu??." tanya Ratu saat melihat wajah Rahma nampak gugup.
"Tidak ada apa apa, aku hany_." ucapan Rahma berakhir begitu saja saat seseorang menyela.
"Sepertinya AC di kamar anda sudah kembali normal Nona." Bisa saja saat ini Riko mengungkapkan kebenaran jika sebenarnya ia adalah suami Rahma di hadapan Ratu, namun ia urung melakukannya dan terpaksa berdusta untuk sementara waktu.
Pandangan Ratu kini terfokus pada sosok pria tampan yang baru saja keluar dari kamar sahabatnya itu. Ratu menatap Riko dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Tampan.".satu kata yang terlintas di benak Ratu kala menelisik setiap inci wajah Riko.
"Sepertinya saya pernah bertemu dengan anda sebelumnya tapi di mana??." ujar Ratu. berusaha mengingat ingat beberapa saat kemudian.
"Tuan ini adalah adiknya mbak Cristi, sengaja di minta datang untuk memperbaiki AC di kamarku.". Sela Rahma asal bicara agar Ratu tak lagi banyak mempertanyakan sosok Riko.
"Oh begitu ya." Ratu percaya begitu saja dengan ucapan Rahma tanpa curiga sedikitpun.
"Selain itu, Kak Cristi juga meminta saya untuk mengantarkan anda untuk memeriksakan kandungan anda ke dokter, Nona Rahma." rasanya jantung Rahma ingin melompat dari rongganya saat mendengar kalimat Riko.
"Bagaimana mas Riko bisa tahu jika saat ini aku sedang hamil, apa jangan-jangan mas Riko benaran adiknya mbak Cristi??." dalam hati Rahma mulai tak tenang dan bertanya tanya.
"Oh astaga aku sampai lupa." pergerakan Ratu yang nampak menepuk jidatnya mengejutkan Rahma dari lamunannya. "Ada seseorang yang mengirimkan bunga untukmu tadi dan aku meletakkannya di meja ruang tamu." lanjutnya.
"Sepertinya bunga itu dari Dr Toni deh, Ra." ujar Ratu Tanpa beban, sementara seseorang yang mendengarnya kini sudah di buat gerah mendengarnya.
Gurat wajah Riko berubah seketika saat mendengar sebuah nama yang baru saja di sebutkan oleh Ratu. Pria itu menatap Rahma dengan tatapan sulit di artikan sebelum kemudian pamit, menunggu Rahma di depan.