Amara gadis berusia dua puluh satu tahun ini terpaksa harus menikah dengan seorang pria yang bernama Aska sebagai penebus hutang ayahnya.
Ayahnya kabur begitu saja meninggalkan banyak hutang tanpa Amara ketahui.
Setelah menjadi istri, Aska memerintahkan Amara untuk merawat sang ibu yang sedang terbaring sakit.
Namun suatu saat Aska menikah lagi dengan seorang wanita yang ia cintai bernama Davina.
Jangan lupa Like,coment,vote dan favoritkan🥰🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ༂𝑾𝒊𝒚𝒐𝒍𝒂❦ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Malam harinya saat waktunya makan malam. Terlihat Aska dan Davina sangat begitu lahap memakan masakan Amara.
Sementara Amara sedang menyiapkan makan malam untuk ibu mertuanya. Tiba-tiba
ponsel Amara terus saja berdering, dengan penasaran ia pun meraba saku mengambil ponselnya. Ada banyak sekali panggilan telfon dan pesan masuk dari nomer baru.
Amara membaca pesan tersebut satu persatu dari nomor yang tidak ia kenal. Ternyata itu adalah pria yang tadi siang.
Ansel rupanya mengajak Amara untuk bertemu malam ini. Amara menghela nafas panjang, tiba-tiba Ansel kembali menghubungi dirinya. Ia pun langsung menolak panggilan tersebut dan menyimpan kembali ponsel nya kedalam saku.
Aska yang duduk di samping Davina pun sejak tadi turut memperhatikan Amara yang terlihat gelisah.
"Ada apa dengan mu?" Tanya Aska.
Amara menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa!"
Wanita itu kemudian melangkah pergi membawa nampan yang berisi makan menuju ke kamar ibu mertua.
Selama ini Amara lah yang merawat sang ibu mertua. Davina, meskipun juga sama-sama menantu, ia tak pernah sekali pun merawat ibu mertuanya.
"Amara......apakah kau baik-baik saja?" Tanya Marta.
"Ibu, aku baik-baik saja!" Jawab Amara.
"Maafkan putra ibu, Amara." Ujar Marta.
"Maaf kenapa Bu?"
"Maafkan putra ibu karena telah menduakan kau!" Ucap Marta dengan sedih.
"Ibu.....sudah jangan di pikirkan, Amara baik-baik saja kok!" Amara terpaksa harus berbohong agar sang ibu tidak kepikiran.
Selang beberapa saat, Amara barulah keluar dari kamar Marta. Ia menuju ke dapur untuk menaruh nampan, lalu setelah itu barulah pergi ke kamar untuk beristirahat.
Sementara Aska dan Davina sudah dulu pergi ke kamar mereka. Jelas ada perasaan cemburu antara Amara, karena selama ini Aska selalu tidur bersama Davina. Tak jarang juga saat ia melewati kamar mereka, baik pagi, siang, sore , malam dan subuh, pasti Amara selalu mendengar suara ******* dari kamar tersebut.
Amara mencuci wajahnya, lalu menganti pakaiannya dengan piyama pendek. Ia menyalakan ponselnya dan lagi-lagi mendapatkan banyak panggilan dan pesan dari Ansel.
"Sebenarnya apa yang di mau!" Ucap Amara karena merasa risih.
Amara malas meladeni pria itu. Ia mematikan ponselnya, lalu segera membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Amara merenggangkan otot-otot pinggang dan tangannya, kemudian memejamkan matanya.
Tak butuh waktu lama, Amara pun langsung tertidur dengan pulas.
Malam sudah larut, saat ini Aska yang menyandarkan diri di dipan baru saja menyelesaikan tugas kantornya. Ia menutup layar laptopnya dan melirik ke arah Davina yang sudah tidur sejak tadi. Tiba-tiba perutnya berbunyi, rasa lapar menghampiri ia di waktu yang tidak tepat.
"Ah....lapar sekali aku!" Lirih Aska. Tapi ia tak sedikitpun untuk berniat membangunkan Davina.
Aska beranjak dari tempat tidur, lalu keluar dari kamar. Ia melangkah ke dapur dengan maksud ingin mencari makanan yang masih tersedia di dapur.
Ternyata di dapur sudah tidak ada makanan yang tersisa, hanya ada beberapa makanan instan yang Aska sendiri tidak tahu cara memasaknya.
Pria itu pun teringat pada Amara, ia lalu bergegas menuju kamar Amara dengan maksud minta di masakan.
Aska memutar knop pintu secara perlahan, untungnya pintu tidak kunci. Ia lalu mendapati Amara yang sedang tertidur pulas. Sejenak ia terperangah memandangi Amara yang tertidur.
Dengan gaya tidur meringkuk, sehingga menampakkan bokong putih mulus nan semok milik Amara, Aska seketika menelan salivanya.
Baru kali inilah Aska melihat tubuh istrinya itu.
Sangat indah di pandang mata, hingga memunculkan gairah dalam diri Aska.
Aska melangkah pelan mendekati, lalu ia duduk di tepi ranjang milik Amara.
Amara menggeliat dari tidurnya. Dia mengerjap dan membuka matanya perlahan. Amara seperti yang menyadari bahwa ada seseorang yang masuk ke kamarnya. Ia mengucek kedua matanya lalu dengan pandangan yang masih samar, ia melihat Aska yang sedang duduk membelakangi dirinya.
"Mas Aska......" Seru Amara terlonjak kaget.
Sebaliknya dengan Aska, ia juga ikut kaget karena melihat Amara yang tiba-tiba bangun.
"A-Amaara........" Aska beranjak dari ranjang, ia gelagapan dan bicara terbata-bata.
Amara juga tak mengerti apa yang di lakukan oleh Aska di kamarnya, karena baru inilah Aska memasuki kamarnya.
"Ada apa kau ke kamarku malam-malam?" Tanya Amara.
"Ah.....jangan salah paham Amara, aku tadi hanya ingin berniat membangunkan kau saja!" Jawab Aska.
"Lalu untuk apa kau membangunkan ku?"
"Aku lapar!" Ucap Aska tertunduk.
Beberapa saat kemudian, di meja makan Amara sudah menyodorkan semangkuk mie instan di hadapan Aska.
"Makanlah!" Ujar Amara.
Aska tersenyum lalu berkata terima kasih pada Amara yang duduk di hadapannya. Ia lalu makan semangkuk mie itu dengan sangat lahap.
Sementara Amara hanya diam memandangi suaminya itu.
"Kalau lapar kenapa tidak membangunkan istrimu Davina? " Tanya Amara.
Aska mematung dan menatap Amara dengan perasaan bersalah.
"Dia tidur dengan pulas, aku tak tega membangunkannya!"
Jawaban yang keluar dari mulut Aska sungguh membuat Amara sedikit kesal.
"Maafkan aku karena aku sudah membangunkan mu malam-malam begini!" Ucap Aska. Selama menikah baru inilah Amara mendengar kata maaf yang terucap dari mulut Aska.
"Maaf juga, karena selama aku menikah dengan Davina kita jadi tidak pernah tidur bersama!"
Amara pun hanya bisa menghela nafas panjang lalu mengerucutkan bibirnya.
khadiran davina tk kn mmpu mngisi kekosongan hatimu.... dan sosok amara perempuan tulus... tk akn prnh trgntikan...
btw aku dari tahun 2025/Grin/