Haikal Sebastian Keano, tidak menyangka bahwa wanita yang telah melakukan cinta satu malam dengannya adalah calon istri kakaknya, Ghisell Carissa Adelardo. Karena yang mereka lakukan disaat mereka sedang sama-sama mabuk.
Padahal sang kaka, Rafael, begitu sangat mencintai Ghisell, dan Ghisell juga mencintai Rafael, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah.
Lalu bagaimana kisah mereka nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Sembilan
"Karena kita sebentar lagi akan iparan, jadi kita harus mengakrabkan diri. Gak ada yang namanya seorang kakak bersikap jutek pada adiknya. Bersikap baiklah padaku!" Haikal tersenyum miring. Dia menyeruput segelas jus di depannya.
Ghisell terbelalak, dia membulatkan mata "O-oh jus itu..."
Haikal yang baru menyeruput langsug menyemburkan minumannya, mulutnya terasa seperti kebakar, sampai dia terus menganga "Minuman apa ini? Gila pedes banget!"
Ghisell antara kasihan dan ingin tertawa melihat ekspresi Haikal yang kepedesan seperti itu.
Haikal gak bisa diam, jus itu sangat pedas sekali, sampai bibirnya terasa dower dan memerah. Dia langsung merebut coklat dari tangan Ghisell dan meminumnya.
"Eh itu minuman...." Ghisell hanya mendegus karena Haikal tidak canggung meminum coklat miliknya.
Raymond memeriksa jus buatan Bella, "Ini kayak jus tomat di campur cabe? Kamu mau mengerjaiku?" Raymond tertawa geli menatap Bella.
"Iya, tapi malah salah sasaran. Siapa sih yang masih gak kesal, gadis baik seperti aku hampir mau dilecehkan?" Bella malah sewot, "Bahkan malah mau menuntut aku gara-gara itu mu tidak bisa berdiri!" Bella mengatakannya sambil menunjuk celana Raymod bagian atas.
Seketika Raymond menjadi malu, "Kalau sampai aku gak sembuh. Aku akan nikahi kamu biar tau rasa bagaimana nikah sam cowok impoten "
Haikal menjadi kesal karena mereka malah sibuk berantem, padahal dia masih kepanasan. "Astaga. Ini bibir gue panas begini. Kalian malah bertengkar."
"Biar pedesnya cepat hilang harus minum susu, Kal." saran Raymond. Dia melirik Bella, "Ebel, kamu punya susu kan?"
"Ish... susu apaan sih?" Bella malah memukul lengan Raymond dengan keras. Dia menutup kedua dadanya.
"Iya masa kamu gak punya susu?"
Bella semakin geram. Ingin sekali dia menghajar pria itu.
Ghisell hanya menggelengkan kepala, walau sebenarnya wajahnya juga memerah saat mereka malah berdebat soal susu. Dia segera berjalan ke dapur siapa tau ada susu di kulkas.
Ceklek!
Ghisell bernafas lega, saat melihat ada satu kotak susu vanila di dalam kulkas, dia meriah susu kotak itu.
"Hhh... kenapa juga aku harus mempedulikannya?" guman Ghisell sambil menutup pintu kulkas.
"Astaga!" Jantung Ghisell hampir mau copot saat membalikan badan, ternyata ada Haikal sedang berdiri dibelakangnya.
Aishh... jangan sampai dia mendengarkan ucapanku.
"Tentu saja harus peduli, seorang kakak harus peduli pada adiknya." Haikal tersenyum smrik memandangi Ghisell, membuat Ghisell salah tingkah.
Ternyata benar, dia mendengarkan ucapanku.
Ghiselle mengerutkan dahinya.
"Jangan kepedean, aku membawa susu ini buat aku bukan buat kamu." Ghisell langsung meminum susu itu dan melangkahkan kaki dari dapur itu.
Oh Tuhan, dia menggemaskan sekali, sayangnya dia akan jadi kakak iparku. Keluh hati Haikal, dia memelototkan matanya saat melihat di dalam kulkas sana tidak tersedia susu lagi.
"Aishhh... susunya habis. Bibir gue pedes banget." Haikal segera berlari mengejar Ghisell.
Dia menarik tangan Ghisell yang belum sampai keluar dari dapur itu, sampai Ghisell kaget karena Ghisell tiba-tiba menarik tangannya. "Aku mau susumu."
Hah? Ghisell memelototkan matanya. Wajahnya memerah.
"Itu susu punyamu yang tadi, mana?"
"Ha-habis," Ghisell jadi gelagapan, posisi badannya dekat sekali dengan Haikal karena Haikal menarik tangannya dengan kuat.
"Habis?" Sewot Haikal.
"Na-nanti aku bantu cari gula atau apa aja yang manis , siapa tau ada di dapur." Ghisell mencoba melepasakan diri dari Haikal.
Tapi Haikal malah memegang lengannya begitu sangat kuat, Ghisell menjadi gugup saat menyadari Hiakal terus memandanginya.
"Tidak perlu, aku sudah menemukan yang manis itu." Haikal memandangi Ghisell dengan tatapan yang begitu teramat dalam.
Melihat Ghisell yang gugup seperti itu membuat Haikal ingin terus menggodanya, "Hanya dengan memandangi kakak iparku yang teramat manis ini, rasa pedasnya sedikit hilang. Apalagi kalau..."
"Kalau apa?" Sewot Ghisell sambil memperlihatkan bogemnya di depan muka Haikal pertanda jangan macam-macam.
Haikal perlahan mencondongkan wajahnya, membuat Ghisell gugup, dia mengelap sisa susu di bibir Ghisell dengan tangannya, ingin sekali dia membersihkannya dengan mulutnya dan mencium bibir manis itu. Tapi dia tidak boleh lupa diri.
Ingat Haikal! Dia calon iparmu!
"Ada sisa susu dibibirmu," bisik Haikal.
Ghisell langsung mendorong Haikal agar jarak mereka tidak terlalu dekat. " A-aku bisa mengelapnya sendiri." Setelah mengatakan itu, Ghisell segera pergi meninggalkan calon adik iparnya itu.
"Eh kakak ipar mau kemana? Katanya mau cari yang manis?"
"Cari aja sendiri!" teriak Ghisell.
...****************...
...Awali pagimu dengan segelas susu 🍼🍼......
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya...