Harap bijak dalam memilih bacaan, sebagian isi dalam konten ini berunsur dewasa 21+
Bagaimana jadinya jika satu minggu sebelum menikah, karena ulah jahil teman-temanmu. Kamu dengan tidak sengaja meniduri sahabatmu sendiri dan setelah pulang dari bulan madu, sahabatmu mengatakan kalau dia hamil anakmu.
Inilah kisah King Bryan anak dari pasangan Aline Gunawan dan Dannis Bryan, yang terpaksa harus menjadikan sahabatnya sendiri Ni Luh Putri anak dari Dewa Barata sahabat Ibunya, sebagai istri keduanya demi status anaknya.
"Katakan kalau kamu mencintaiku, maka aku akan mempertahankan mu." batin King dalam hati.
"Entah sejak kapan cinta ini mulai tumbuh, tapi sungguh aku tidak mau menjadi duri dalam pernikahanmu, biarlah ku bawa cinta ini pergi." batin Putri.
"Karena kita adalah sahabat dan selamanya akan menjadi sahabat, jadi mari kita bercerai." ucap Putri kemudian sembari menahan sesak di dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~28
"Kamu marah ?" tanya King lagi.
Karena tidak ada sahutan dari Putri, King semakin mengeratkan pelukannya. "Jangan marah, aku sama Gladys tidak ngapa-ngapain tadi. Kami tidak mandi bersama, aku mandinya di ruang kerja." ucap King lirih, meski ia tahu kalau istrinya itu belum tidur.
Entah kenapa dia harus menjelaskan semuanya pada Putri, bukannya dia dan Gladys juga pasangan suami istri, jadi sah saja kalau mereka melakukan kegiatan lebih dari sekedar mandi.
Seakan Putri adalah satu-satunya wanita yang mengisi relung hatinya dan takkan membiarkan wanita yang di cintainya itu salah paham dan sedih.
"Bukan urusan ku kalian mandi bersama atau tidak." sahut Putri lirih.
"Put, hadap sini. Aku mau bicara !!" perintah King masih dengan melembutkan suaranya tapi terkesan tegas.
"Aku ngantuk Mas, aku mau tidur." tolak Putri yang masih bergeming dengan posisinya memunggungi suaminya.
"Biasanya kamu belum tidur jam segini." sindir King.
"Biasanya Mas juga masih kerja jam segini."
"Aku nggak bisa kerja kalau kamu ngambek."
"Aku nggak ngambek, Mas." kilah Putri.
"Kalau nggak ngambek makanya hadap sini." pinta King.
hening
hening
"Ya kan ngambek." ucapnya lagi.
"Aku nggak ngambek." sahut Putri, ia langsung berbalik badan dan menghadap suaminya itu.
"Kamu habis menangis ?" tanya King ketika melihat wajah sembab istrinya, King menatap manik istrinya ada rasa sedih dan luka di sana.
"Nggak." kilah Putri.
"Kamu cemburu ?" tanya King dengan serius.
"Nggak."
"Yakin ?"
"Nggak, Mas." ucap Putri keukeh, tapi ia merasa wajahnya sangat panas saat ini. Bagaimana bisa suaminya itu mengetahui apa yang dia rasakan saat ini.
"Aku senang kalau kamu cemburu." ucap King.
Putri membulatkan bola matanya. "Nggak ya jangan GR."
"GR sama istri sendiri memang salah."
"Tentu saja salah, karena kita tidak saling cinta." ucap Putri dengan memalingkan wajahnya, ia takut suaminya itu melihat kebohongan di matanya. Entah sejak kapan tapi saat ini Putri merasa sangat mencintai suaminya sekaligus sahabatnya itu.
"Tapi aku mencintaimu Put."
"Apa ?" tanya Putri lagi, ia ingin memastikan kalau ia tidak salah dengar.
"Aku mencintaimu, Put." ucap King dengan tegas.
"Jangan becanda, Mas." ucap Putri, kini ia duduk dan bersandar di headboard ranjang.
Begitu juga dengan King saat ini ia juga duduk, di genggamnya tangan istrinya itu lalu mengecupnya sebentar. Di perlakukan begitu lembut oleh suaminya membuat Putri nampak merona.
"Entah sejak kapan aku mulai mencintaimu, mungkin sejak dulu tapi aku baru menyadarinya." ucap King serius.
"Kamu jangan becanda Mas, kamu harus bisa membedakan mana rasa cinta dan mana rasa kasihan. Apa kamu lupa, dari dulu kamu selalu memuja Gladys. Satu-satunya wanita yang wajahnya mirip dengan Mama Aline, bukannya kamu sangat mencintainya."
"Put..."
"Sudahlah, Mas. Aku ngantuk mau tidur." potong Putri, bukannya ia tidak senang karena perasaannya terbalaskan tapi ia teramat takut jika suaminya itu menyalahkan artikan kasihan sebagai perasaan cinta.
Ketika Putri akan merebahkan kembali badannya, suaminya itu langsung merengkuhnya hingga tak ada jarak di antara mereka.
"Aku mencintaimu, Put." ucap King setengah berbisik, aroma mint dari nafasnya menyeruak menusuk indera penciuman Putri.
Putri memejamkan matanya, menikmati aroma yang akhir-akhir ini bisa menghentikan rasa mualnya.
Cup
Sebuah kecupan berhasil mendarat di bibir tipisnya, Putri tersentak dan jantungnya langsung berdetak dengan cepat ketika suaminya itu untuk pertama kalinya menciumnya dalam keadaan sadar.
"Aku sangat mencintaimu." bisik King lagi, ia menatap begitu dalam manik istrinya. Tatapan serius tapi penuh kelembutan, hingga Putri begitu terbuai dan seakan merobohkan benteng hatinya.
Cup
Lagi-lagi sebuah kecupan mendarat di bibir tipisnya, namun kali ini King tidak menjauhkan bibirnya lagi. Laki-laki itu terus menempelkan bibirnya, bahkan kini ia melum*tnya dan mencecapnya.
Sebuah erangan lolos dari bibir Putri, ketika suaminya itu menciumnya dengan lembut.
Puas bermain-main di bibirnya, lalu King sedikit menggigit bibir bawah wanitanya itu agar terbuka. Putri mendesis, ketika merasakan perih.
Namun itu justru di manfaatkan oleh suaminya untuk menelusupkan lidahnya masuk, mengaduk-aduk rongga mulutnya dan mengabsen setiap giginya. Hingga menimbulkan getaran aneh di tubuhnya.
Saling menyesap, mencecap dan berbagi saliva bersama, sedikit pun King tidak membiarkan istrinya itu melepaskan ciumannya. Bahkan ia memegang tengkuknya dengan kuat agar ciumannya semakin dalam dan membuat setiap inti sarafnya merasakan getaran nikmat.
Putri memukul pelan dada suaminya ketika merasakan kehabisan napas, ia tersengal saat laki-laki itu melepaskan panggutannya. Mereka saling berebut oksigen dengan napas yang saling memburu.
"Bibir kamu bengkak." King mengusap bibir basah Putri dengan ibu jarinya.
Putri nampak merona, tapi ia langsung kembali pada kewarasannya. Ini salah dan ini tidak boleh terjadi lagi, meski hatinya berusaha dengan keras untuk menolak tapi tubuhnya merespon dengan baik. Bahkan menginginkan lebih dari itu.
"Aku mau tidur, Mas." Putri membaringkan tubuhnya, lalu menyelimuti seluruh tubuhnya hingga leher.
"Tidurlah, aku akan menemani mu." ucap King yang kini juga sudah merebahkan tubuhnya, lalu merengkuh tubuh istrinya dan membawanya ke dalam pelukannya.
"Kamu nggak kerja ?" tanya Putri.
"Setelah kamu tidur aku akan bekerja."
"Kamu bisa meninggalkan aku sekarang dan selesaikan pekerjaan mu."
"Diamlah Put atau kamu mau kita melakukan sesuatu yang lebih dari tadi." ancam King.
"Ba-baiklah aku akan tidur." sahut Putri seraya menyembunyikan wajah meronanya di dada bidang suaminya.
"Ketika mencium mu tadi aku semakin yakin kalau aku mencintaimu Put, hati dan tubuhku seakan bekerja sama saat menyentuhmu. Hatiku berdesir dan ada gelanyar aneh di tubuhku yang membuatku merasakan nikmat sekaligus sayang yang menggebu. Perasaan yang selama ini tak pernah ku rasakan pada Gladys sekalipun, kecuali nafsu." batin King dalam hati, ia mengusap lembut punggung Putri yang sudah nampak terlelap. Hingga ia juga ikut terlelap dan tenggelam dalam mimpi.
Keesokan harinya
Putri mengerjapkan matanya, ia merasakan bayi dalam perutnya menendang-nendang kecil hingga ia merasa tergelitik. Putri membuka matanya, ia melihat sisi tempat tidurnya sudah kosong seperti biasanya.
Ia harus kembali pada kehidupan nyata, menerima keadaan yang mengharuskan dia untuk berbagi suami dengan wanita lain. Ketika menoleh ke atas nakas, ia melihat semangkok bubur, sepiring buah potong dan segelas susu.
"Selamat pagi sayang, habiskan sarapannya, jangan lupa minum vitamin dan obatnya. Aku mencintai mu." Putri membaca secarik kertas secara berulang-ulang yang di tulis tangan oleh suaminya itu.
Nampak senyum mengembang di bibirnya, namun senyum itu perlahan surut ketika mengingat beberapa bulan lagi ia harus meninggalkan suaminya itu.
rugi bandar si king
sudah istri nya diembat uang nya pun di sikat si Evan 👻👻👻👻👻👻