NovelToon NovelToon
Cinta Naira

Cinta Naira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nelis Rawati Siregar

Sudah di zaman kapan ini masih ada kata "dijodohkan"....
Wah.... ternyata orangtua ku masih sejadul itu, dan juga kenapa coba harus aku???
Abang dan juga kakak ku bahkan adik ku memilih pasangan hidupnya masing-masing...
"Ya Bu nanti aku pulang untuk makan malamnya''..." gitu dong anak ibu" jawab ibu diseberang telpon...
Bagaimana kisah cinta Naira apakah jadi berjodoh dan bahagia????
Yuk baca ceritanya.....
Maaf y masih karya pertama...
Mohon kritik yang membangun dan yang baik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelis Rawati Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Hari ini Naira akan pulang bersama Bima kerumah Ibu. Tak ada yang spesial yang akan Naira bawa cukup singgah saja di toko kue untuk membawa oleh-oleh tangan. Dari subuh Naira sudah bangun karena ada niat hendak jogging keliling komplek.

Tepat pukul enam pagi Naira keluar dari rumah. Mengambil jalur barat Naira mulai berlari menuju taman kota. Berlari di sepanjang trotoar menikmati udara pagi hari yang masih sejuk tanpa polusi udara. Sampai di taman kota belum terlalu ramai. Ada beberapa anak-anak yang bermain wahana.

Setelah lelah mengitari lapangan sebanyak 3 kali akhirnya Naira memperlambat laju kakinya. Berjalan satu kali putaran, akhirnya Naira memutuskan untuk duduk di bangku taman. Minum air putih dan beristirahat sebentar sebelum pulang.

Naira memperhatikan sekelilingnya ternyata semakin ramai. Ada yang joging, jalan santai, basket, skateboard, sepatu roda dan badminton. Kalau diperhatikan ternyata wahana olahraga di taman ini cukup lengkap. Pandangan Naira tertuju pada anak kembar yang sedang berayun didorong oleh kedua orangtuanya. Tertawa lepas ketika sesekali dorongan ayunannya kuat. Ada semacam rasa iri menggelayuti hatinya.

Ponsel di sakunya bergetar.

"Halo, assalamualaikum Mas. Ada apa Mas?"

"wa'alaikumsalam, Nai kamu dimana?"

"Lagi jogging Mas, ini udah mau pulang".

"Ya sudah, jangan terlalu lama pulangnya entar kesiangan kita berangkatnya.

"Ya mas".

Naira melihat jam tangannya. Akhirnya Naira bangkit dan berjalan pulang.

Sementara itu didalam rumah ketika habis jogging di treadmill dan menanyakan keberadaan Naira, Bima bergegas membersihkan diri agar mereka lebih cepat berangkat.

Naira segera masuk kamar dan membersihkan diri. Naira nggak mau membuat Bima menunggu terlalu lama. Setelah mematut penampilannya didepan cermin akhirnya Naira turun dengan tas jinjing juga sebuah bungkusan kado buat Raka.

Memastikan sabuk pengaman telah dipakai oleh Naira Bima pun melajukan mobilnya membela jalanan yang masih lumayan sepi. Mungkin karena hari libur. Disepanjang jalan mereka hanya berdiam diri. Hanya suara radio di mobil yang menemani perjalanan mereka. Setelah mengendarai mobil lebih kurang dua jam akhirnya Bima memasuki pekarangan rumah Naira.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh".

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh", Bapak menjawab dengan nyaring serta menjawab penuh antusias ketika mobil Bima memasuki pekarangan rumah dan Naira keluar dari mobil.

"Mari masuk putri Bubung Bapak", ucap Bapak. Dan panggilan sayang yang sudah lama tidak Naira dengar membuat Naira terharu. Naira meletakkan bingkisannya diatas kursi lalu menghambur kedalam pelukan Bapak. Tanpa sadar mata Naira berkaca-kaca setelah melepas pelukannya.

"Bubung sehat?".

"Ya sehat Pak".

"Bapak sehat".

"Alhamdulillah Bapak sehat".

"Sudah sana masuk Ibu sudah menunggu".

Naira mengangguk dan masuk kedalam rumah.

Sedangkan Bima, sedikit terkejut melihat interaksi antara Naira dengan Bapak mertuanya. Bima hanya tercengang melihat bagaimana mata Naira berkaca-kaca sehabis memeluk Bapak mertuanya. Bima tidak menyangka ternyata Naira sedekat itu dengan keluarganya mengingat betapa cueknya Naira kepada dirinya. Bahkan didalam mobil saja tadi Naira hanya diam tanpa ada niatan berbicara dengannya.

"Sini Bima mari masuk", suara Bapak menyadarkan Bima dari rasa terkejutnya. Bima melangkah kakinya dan menyalami.

"Assalamualaikum Pak"

"Wa'alaikumsalam", balas Bapak seraya menepuk-nepuk pundak Bima.

"Sini duduk ini udah Bapak tuang tehnya".

"Ya Pak".

Setelah semua keluarga lengkap berkumpul, acara ulang tahun Raka pun di mulai. Jika di perhatikan dengan seksama urutan duduk disaat berkumpul sesuai dengan keluarga masing-masing berdekatan. Bima melihat para istri menuangkan makanan ke piring suaminya. Sedangkan Naira jangankan menuang makanan untuknya, bertanya Bima mau makan apa tidak dilakukan. Naira hanya fokus mengisi piringnya.

Kak Naysila yang memperhatikan dari tadi akhirnya buka suara.

"Nai jangan lupa sudah jadi istri. Biasakan isi piring suami dulu baru piring Naira".

Naira yang menyadarinya melihat kearah piring Bima yang masih kosong.

"Maaf Kak, Naira lupa", ucap Naira dengan senyum meringis.

1
Isra
ini lagi proses
aLink sword
kok udah gak ada lanjutan nya
filzah
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Isra: saya juga
total 1 replies
Vivi imut i love you
Ceritanya bikin aku merasakan banyak emosi, bagus bgt thor! 😭
Isra: terimakasih atas atensinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!