Ziora Tasya Olyne adalah anak yatim piatu, dan sekarang dia tinggal bersama neneknya di kontrakan...
"Nenek, Ziora sudah siap untuk men.... " ucapan Ziora terhenti saat melihat tangannya neneknya yang penuh dengan darah.
Ziora pun berlari mendekati neneknya dan dia sangat khawatir, Ziora juga menyayangi neneknya seperti orang tuanya yang sudah tiada.
"Nek, kenapa tangan nenek banyak darah?" tanya Ziora.
"Ini hanya pewarna makanan, Ziora." jawab nenek Maya.
Uhuk!
Tiba-tiba saja nenek Maya berbatuk, dan setetes darah segar menodai bibirnya yang keriput.
"Nek, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Ziora berkaca-kaca.
"Ziora, nenek tidak apa apa." jawab nenek Maya berusaha tidak membuat Ziora khawatir.
"Aku mohon nek, Ziora tidak mau kehilangan nenek... hiks." ucap Ziora di selak tangisnya.
Tok! Tok! Tok!
-------------------------------
SETIAP AUTHOR YANG MENULIS NOVEL PENYEMANGAT MEREKA HANYA DUKUNGAN KALIAN... JADI SEMOGA KALIAN MENYUKAI JUGA NOVEL INI...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Coba kamu lihat ayah saya..." jawab Elvano.
"Nak Ziora, kamu mau makan apa?Sebutkan saja makanan yang kamu suka." ucap ayah Jovan.
"Iya nak Ziora, anggap saja kami ini keluarga kamu." ucap bunda Serli.
Ziora pun menatap Elvano dan Elvano hanya tersenyum kepada Ziora.
"A-aku..."
"Dia suka makan lobster ayah." ucap Elvano.
Ziora pun cengengesan dan dia pun mencubit lengan Elvano tapi Elvano tidak merasakan sakit.
"Kenapa dia tidak merasakan sakit? Apa jangan jangan lengannya besi?" batin Ziora.
"Lena, kamu ambillah gelang yang ayah sediakan untuk nak Ziora." ucap ayah Jovan.
"Baik ayah." jawab Lena.
Lena pun pergi berjalan menuju ke suatu tempat, ayah Jovan dan bunda Serli pun melihat Ziora.
"Nak Ziora, kandunganmu sudah usia berapa?" tanya bunda Serli.
Ziora pun bingung dari mana bunda Serli mengetahui tentang kehamilannya, dia pun menatap Elvano dan Elvano pun mengangguk menandakan bahwa aku jawab saja.
"Hem... Usia kandungan saya baru 1 minggu, usia kehamilan saya di hitung sejak tanggal bulan saya berakhir." jawab Ziora.
"Jadi kamu hamil HPHT." ucap bunda Ziora.
"I-iya tante." jawaba Ziora.
"Ayah, ini gelangnya." ucap Lena yang membawa sebuah kotak merah.
"Nak Ziora, ini gelang untuk kamu dan dari kami. Oh iya, jika kamu membutuhkan sesuatu bilang saja." ucap ayah Jovan dan dia pun memberikan sebuah kotak merah kepada Ziora.
"Ter-terimakasih, paman." jawab Ziora.
Ziora pun membuka kotak merah tersebut dan dia pun melihat sebuah gelang mewah yang penuh dengan berlian.
"I-ini sangat mewah." batin Ziora.
Ziora pun menatap ayah Jovan dan dia pun menghela napasnya.
"Ma-maaf paman, sepertinya gelang ini harus aku balikan kepada paman." ucap Ziora.
"Hem... Kak Ziora, barang itu sudah milik kakak dan ayah tidak akan menerima lagi barang yang sudah dia berikan kepada orang lain." ucap Lena menjelaskan.
"Tapi... ini sangat mewah, pasti harganya sangat mahal." jawab Ziora.
"Kakak tenang saja, bagaimana Lena saja yang memakai gelang itu." ucap Lena dan tersenyum.
Tiba tiba saja Elvano dan ayah Jovan pun menatap tajam kearah Lena, membuat Lena menatap langit langit mansionnya.
"Ziora, apa kamu tidak menyukai gelang ini?" tanya Elvano.
"Buka tidak menyukai gelang ini, tapi... gelang ini sangat mahal dan tidak pantas aku pakai." jawab Ziora.
"Nak Ziora, jika kamu tidak mau memakai gelang ini. Kamu simpan saja gelang dari pria tua dingin itu." ucap bunda Serli.
"Sayang, aku ini tidak dingin seperti Elvano." jawab ayah Jovan.
"Jika kamu tidak dingin, kenapa kamu tidak menyapa Ziora saat di bandara?" tanya bunda Serli.
"Hem... karna..."
"Karna reputasi." ucap Lena memotong ucapan ayahnya.
"Benar kata Lena, aku hanya dingin di luar karna reputasi." ucap ayah Jovan.
"Sudahlah lupakan saja, malam ini kamu tidur sendiri di kamar. Aku akan tidur bersama Ziora." ucap bunda Serli.
"Bunda, apa kamu melupakan anak gadis cantik dan imut ini." ucap Lena menatap bundanya dan memasang wajah sedih.
Bunda Serli pun menghela napas, ia tidak kuat melihat putrinya sangat pandai berakting.
"Elvano, sepertinya adik kamu akan jadi artis." ucap bunda Serli.
"Aku tidak mau jadi artis, bunda." jawab Lena dan memasang wajah sedih.
"Lena, berhentilah memasang wajah sedih seperti itu." ucap bunda Serli.
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
Tinggalkan jejak kalian🙏
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
kalau di anime 😭🤣