NovelToon NovelToon
Tetangga Badboy

Tetangga Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Berbaikan / Playboy / Selingkuh
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Messan Reinafa

Nania, seorang wanita pekerja kantoran yang tengah merantau di Kota B, tinggal sendirian di sebuah apartemen. Meski berasal dari keluarga berada di sebuah desa di S, ia memilih hidup mandiri. Namun, kemandirian itu tak menutupi sisi lugu dan cerobohnya.
Suatu pagi, saat bersiap menuju kantor, mood Nania langsung terganggu oleh suara musik metal yang keras dari apartemen sebelah. Kesal, ia memutuskan mengetuk pintu untuk menegur tetangganya. Tapi alih-alih menemukan seseorang yang sopan, yang muncul di depannya,muncul seorang lelaki dengan telanjang dada dan hanya mengenakan boxer membuka pintu dan memandangnya dengan acuh tak acuh.
Akankah pertemuan pertama yang tak terduga ini justru menjadi awal dari sesuatu yang manis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Messan Reinafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Antara Hidup dan Mati

Mobil hitam sedan milik Anggara melaju kencang membelah jalanan yang dingin. Sedangkan di kursi belakang air mata Nania bercucuran bercampur darah menopang tubuh Kai yang dingin.

"Kai, bangun Kai!" Nania menepuk-nepuk pelipis Kai.

"Kamu janji kalau akan terus di sisiku kan?! buka matamu Kai"! Suaranya terdengar parau bercampur panik dan marah.

Kai membuka matanya sedikit,menatap Nania dengan pandangan sayu " Na, biarin aku nyelesain ini" ucapnya terbata

"Udah cukup Kai! cukup!" Nania terdengar putus asa, ia mencium bibir kekasihnya itu yang mulai mengering.

Sedangkan di kursi depan, Anggara mencoba fokus melihat kejalan didepan, menyampingkan perasaannya sejenak, melihat wanita yang ia cintai dalam kondisi yang terguncang meski hatinya teriris bukan dialah alasan Nania untuk menangis.

Begitu mobil berhenti tepat didepan UGD, para perawat berlarian keluar membawa tandu, Anggara dan perawat lainnya bersama-sama mengeluarkan tubuh Kai ke atasnya. Salah seorang perawat lainnya buru-buru menancapkan infus, dan menekan luka dengan kain steril.

"ada satu peluru yang menembus perut kanan! tekanan darah pasien menurun!" salah seorang perawat berteriak.

"segera hubungi dokter bedah jaga! bawa pasien keruang operasi" perawat lainnya memberi instruksi.

Semua berlarian dalam keadaan panik, Nania yang juga ikut berlarian disamping tandu tiba-tiba diberhentikan oleh seorang.

"Maaf Nona tidak boleh masuk, sementara biarkan kami yang menangani pasien"

"Tapi suster..." suara Nania tercekat

Anggara menarik Nania ke sisi nya, menganggukkan kepala nya tanda isyarat agar Nania mempercayakan pertolongan medis kepada para perawat dan dokter yang berjaga.

Tangis Nania pecah, ia mendorong wajahnya ke dada Anggara. Berharap malam ini segera berlalu dan kesehatan Kai segera membaik.

Anggara mengusap lembut kepala Nania memegang bahunya "Kamu yang sabar ya Na, kita harus percaya sama mereka" suaranya bergetar.

Seorang dokter bedah memasuki ruangan operasi ditemani perawat disamping nya, Pintu ditutup, lampu merah tanda operasi dimulai. Nania berdiri kaku dengan air mata bercucuran.

"Kamu harus hidup Kai!" bisiknya lirih.

...****************...

Disaat yang sama Amira terbangun dari pingsannya, disebuah kamar hotel ber-seprai sutra di kamar yang telah ia booking bersama Gerard untuk jadwal hari ini.

Matanya terbuka, berdiri disamping nya Karen dan Abimanyu kedua anaknya. Karen yang masih berusia 17 tahun menangis terisak melihat kondisi mamanya yang lemah dengan gaun hitam yang masih melekat. Ia mengusap lembut tangan Amira yang lemah. Sedangkan Abimanyu 20 tahun berdiri menatap jendela kamar wajahnya lurus kedepan dengan wajah marah.

"Mama!? mama sudah sadar?" suara Karen memecah keheningan.

Amira perlahan mencoba bangkit namun ditahan Karen dengan lembut.

"Dimana papa kamu, nak?!"

"Ma, jangan lagi mikirin pria itu!, sekarang mama istirahat, biar kami yang urus sisanya" ucap anak sulungnya Abimanyu.

"Lalu pria itu?! ba...bagaimana kondisinya?" tanya Amira terbata?

"Kai Hanson?! dia sekarang dilarikan kerumah sakit, mungkin saja dia dalam kondisi kritis!"

Amira menarik nafasnya dalam. Hari bahagia dalam hidupnya justru menjadi neraka hidup yang bakalan dikenang. Bayangan layar video tentang perselingkuhan suaminya kembali teringat. Air matanya bercucuran.

Aku harus menemui Hanny Wijaya secepatnya pikirnya.

Namun kondisi nya saat ini tidak memungkinkan untuknya bergerak. Ia menunggu waktu yang tepat, mungkin esok hari atau lusa. Yang jelas ia juga harus menemui Kai Hanson yang tertembak karena ulah suaminya.

Semua benang merah terasa jelas sekarang. Bagaimana serang Hanny Wijaya begitu ngotot mengajukan proposal untuk bekerja sama dengan perusahaan teknologinya yang masih baru padahal untuk bisnis keluarga Wijaya sendiri sudah termasuk bisnis yang besar.

Ada niat terselubung agar hubungan dengan suaminya berjalan mulus.

"Semua wartawan sudah berkumpul diluar hotel" seru Abimanyu melirik dari luar jendela kamar hotel lantai atas.

Saat itu mereka berada dilantai lima.

"untuk saat ini mungkin kita akan kesulitan keluar" timpal Karen

"Pria tua sialan, tega sekali dia melakukan ini pada kita" ucap Abimanyu kesal

...****************...

Cahaya lampu operasi menyinari tubuh Kai yang terbujur kaku.

"Dok, tekanan darah pasien turun"

"Kita harus cepat hentikan pendarahan!"

"Scalpel?!"

Jarum dan pisau bedah bergantian di tangan medis. Darah memancar disetiap sayatan yang dibuka.

Buru-buru perawat menekannya dengan kain steril.

"Satu peluru menembus usus besar pasien, kita harus keluarkan secepatnya, siapkan klem!" dokter memberi instruksi

keringat bercucuran di dahi dokter meski udara diruangan operasi cukup dingin. Setiap detik berasa seperti melawan berperang melawan waktu.

Keberhasilan operasi tentu saja juga menguji keahlian skill dokter yang menangani.

Disisi lain Kai merasakan dirinya setengah sadar, tubuhnya ringan seperti ditarik kedalam cahaya.

Suara keributan disekitarnya seakan menjauh berganti dengan kenangan-kenangan masa kecilnya.

mamanya tersenyum lembut menarik nya ke sebuah taman kecil yang indah, mengajaknya bermain dan membacakan buku cerita. Suasana itu begitu damai hingga seorang gadis dari kejauhan muncul.

gadis itu...Nania?!

Nania semakin mendekat melebarkan tangannya dan air matanya bercucuran. Ia memanggil Kai

"Jangan pergi, Kai! bertahanlah?! ia menangis bersimpuh dari kejauhan.

Kai kembali memandangi wajah mamanya yang tersenyum namun perlahan menjauh, seseorang mencoba menariknya kembali hingga tubuhnya merasa panas, nyeri dan suara monitor kembali terngiang ditelinganya.

"Detak jantung menurun!"

"siapkan Defibrillator! cepat!"

"Clear!"

Tubuhnya terangkat sedikit saat aliran listrik mengalir.

Monitor berbunyi panjang, lalu.....

Jantung nya kembali berdetak.....

Beberapa detik Dokter terdiam memperhatikan

"Dia bertahan, lanjutkan operasi!"

Dokter menghela nafas lega.

bertahanlah, sedikit lagi bisiknya dalam hati.

1
Wang Lee
Mampir tjor
Wang Lee
Yuk, aku udah lapar nih
Koesbandiana
3 bagus tu gambarnya
Messan Reinafa: trmakasih, note 🙏🙏
total 1 replies
Shinn Asuka
Wah, keren betul!
Messan Reinafa
makasi
Libny Aylin Rodríguez
Pengen baca lagi dan lagi!
Messan Reinafa: ikutin terus ya 🙏🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!