Sulastri tak menyangka kalau dia akan jadi korban pemerkosaan oleh pria yang tak dia kenal, dia sampai hamil dan dihakimi oleh warga karena merasa kalau Sulastri merupakan wanita pembawa sial. Sulastri meninggal dunia dan menjadi kuntilanak.
Wanita yang menjadi kuntilanak itu datang kembali untuk membalas dendam kepada orang-orang yang dulu membunuhnya, dia juga terus gentayangan karena mencari siapa yang sudah merenggut kesuciannya.
Jangan lupa follow Mak Othor biar gak ketinggalan up-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BD Bab 28
Syahdan awalnya begitu menikmati tumis jamur yang dibuat oleh Dea, tetapi setelah mengetahui dari mana jamur itu berasal, Syahdan merasa ketakutan sendiri. Dia teringat akan gadis desa yang dia temui saat di gudang terbengkalai, gadis itu membawa jamur di tangannya.
Syahdan lebih takut lagi ketika melihat banyaknya belatung di piring tempat dia makan, apalagi ketika belatung itu merayap ke tubuhnya, rasa takut bercampur geli yang dia rasakan saat ini.
"Tolong! Tolong aku!" teriak Syahdan.
"Ada apa sih, Bang? Jangan bikin Dea takut!" pekik Dea.
Cukup lama Syahdan berteriak-teriak, hingga tidak lama kemudian dia merasa malu karena ternyata tidak ada belatung yang merayap ke tubuhnya. Itu seperti ilusi saja.
"Minum dulu, Bang." Dea kembali memberikan air minum kepada Syahdan.
Syahdan menolehkan wajahnya ke arah Dea, dia sempat memejamkan matanya ketika melihat ke arah belakang Dea, karena dia melihat bayangan Sulastri. Wanita yang dia perkosa, tetapi tak lama kemudian sosok itu menghilang dari pandangan.
"Minum, Bang. Jangan bengong," ujar Dea.
"Ah, iya."
Pria itu langsung meminum minuman yang diberikan oleh Dea. Lalu, tanpa berpamitan dia langsung pergi begitu saja. Dea sampai merasa aneh dibuatnya, karena tidak biasanya pria itu bersikap seperti itu.
"Ini aneh," ujar Dea sambil mengedikkan kedua bahunya.
Dea tidak mau ambil pusing, dia langsung meneruskan makannya karena sebentar lagi pasti akan banyak pembeli. Berbeda dengan Syahdan, pria itu sangat ketakutan dan memutuskan untuk pulang.
Sampai di rumah dia bahkan langsung mengunci diri di kamar, tak ada kata yang keluar dari bibirnya sama sekali, dia hanya terus melamun saja sampai malam hari tiba. Dia bahkan tak pergi ke perkebunan lagi.
Mengingat kejadian tadi siang membuat Syahdan tidak bisa tidur malam ini, pria itu hanya duduk di atas tempat tidur sambil melipat kedua lututnya. Pandangan mata pria itu lurus ke depan, tetapi ingatannya menerawang jauh ketika di mana dia mengambil alih perusahaan Salman di kota.
Dia kala itu begitu senang karena tanpa sepengetahuan Salman dia sudah mengambil alih perusahaan milik pria itu, dia melakukannya dengan begitu bersih sampai-sampai Salman tidak menyadari kalau penjahat sebenarnya adalah orang kepercayaan dari pria itu sendiri.
"Syahdan, saya bangkrut. Perusahaan ini sekarang sudah diambil alih oleh orang lain."
"Kenapa bisa?" tanya Syahdan kala itu pura-pura kaget.
"Saya juga bingung, perasaan saya tidak melakukan hal yang merugikan perusahaan. Tapi, entah bagaimana ceritanya kini perusahaan yang sudah dibangun oleh kedua orang tua saya bisa dinyatakan bangkrut dan sudah menjadi milik orang lain."
"Lalu, bagaimana dengan para karyawan perusahaan? Mereka belum dibayar," ujar Syahdan pura-pura sedih. Padahal, dalam hatinya dia tertawa dengan terbahak-bahak.
Salman merasa kaget juga, orang yang membuatnya bangkrut itu mengambil perusahaan miliknya. Namun, orang itu tidak mempekerjakan orang-orang yang dulu bekerja kepada dirinya. Semuanya dipecat tanpa hormat, Salman bingung dan kasihan.
Mau tidak diberikan upah tapi tidak tega, Karena bagaimanapun juga mereka adalah orang-orang yang sudah berjasa di perusahaan tersebut.
"Saya akan menjual semua aset berharga milik saya," jawab Salman dengan keputus asaan yang begitu tinggi.
Hal pertama yang dia lakukan kala itu adalah kembali ke rumah mewahnya, dia memberitahukan kebangkrutannya kepada istrinya. Sinta yah syok langsung pingsan, saat dibawa ke rumah sakit ternyata wanita itu mengalami stroke ringan.
Salman sungguh sangat sedih sekali, karena dia sudah jatuh tetapi masih harus merasakan sakit karena tertimpa tangga. Pria itu sempat menunggui istrinya sampa sadar, setelah wanita itu sadar Salman langsung mengutarakan niatnya.
Sinta yang begitu mencintai Salman menyetujui apa pun yang akan dilakukan oleh pria, selama masih dalam jalur yang benar, Sinta berkata akan mendukung Salman sepenuhnya.
Salman akhirnya menjual semua aset berharga miliknya, dia membayar semua gaji karyawan dan ternyata masih banyak uang yang tersisa.
"Yang, bagaimana kalau kita pindah ke kampung saja? Karena sepertinya di kota akan sulit mengembangkan uang yang nominalnya segini," ujar Salman sambil menunjukkan sejumlah uang kepada istrinya.
"Terserah Mas aja, Sinta manut."
"Oke," ujar Salman.
Kebetulan kala itu Salman sedang makan siang di warteg dan mendengar obrolan dari tukang gulali yang berasal dari kampung halaman Sulastri, ada juragan tanah yang ingin menjual perkebunan miliknya.
Tanpa pikir panjang Salman langsung minta diantarkan ke tempat itu, dengan senang hati orang itu membawa Salman dan juga Syahdan untuk menemui juragan Saleh.
Salman begitu bahagia sekali kala itu karena uang miliknya cukup untuk membeli perkebunan dan juga rumah yang cukup mewah yang ada di kampung itu, Syahdan merasa kesal tingkat dewa kala itu.
Makanya ketika Salman memutuskan untuk membicarakan masalah perkebunan di rumah Juragan Saleh, Syahdan memutuskan untuk pergi minum-minum beralkohol.
"Sialan! Kenapa pria itu bisa bangkit dengan cepat? Aku harus melakukan sesuatu," ujar Syahdan sambil terus menerus menenggak minuman beralkohol sampai tiga botol.
Puas minum Syahdan memutuskan untuk pulang ke kediaman juragan Saleh, tetapi hujan yang besar membuat Syahdan memutuskan untuk berteduh di gudang terbengkalai. Karena jarak pandang yang begitu terbatas membuat penglihatannya kabur.
Awalnya dia hanya berniat untuk meneduh saja sampai hujan reda, tapi nyatanya kala itu dia merasa begitu kedinginan. Syahdan tak kuat menahan geloranya sampai memperkosa Sulastri yang begitu menggoda di matanya.
"Maaf, aku tidak bisa bertanggung jawab karena memiliki anak dan juga istri."
Syahdan pergi begitu saja setelah memperkosa Sulastri, sayangnya saat dia pergi ke kota, istrinya merasa ada yang lain dari suaminya itu. Saat istrinya mengajak Syahdan untuk berbicara, Syahdan ternyata begitu mudah untuk terpancing.
Sang istri marah dan memutuskan untuk menceraikan Syahdan, bahkan wanita itu membawa putrinya karena begitu marah dengan pria itu.
"Apa mungkin wanita yang dulu aku perkosa itu mati? Terus, dia datang untuk balas dendam?" tanya Syahdan karena merasa ada yang janggal siang tadi.
ternyata begitu ceritanya... dasar laki-laki...
jahat pula...
kalo ada udaku geplek pala abg syahdan 🤣
syahdan ini udah termakan omongan ibunya.. kasihan juga sih.. nggak tau apa-apa, malah dimanfaatkan ibunya..