NovelToon NovelToon
Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:26k
Nilai: 5
Nama Author: Shinta Aryanti

Suaminya tidur dengan mantan istrinya, di ranjang mereka. Dan Rania membalas dengan perbuatan yang sama bersama seorang pria bernama Askara, yang membuat gairah, harga diri, dan kepercayaan dirinya kembali. Saat tangan Askara menyentuh kulitnya, Rania tahu ini bukan tentang cinta.
Ini tentang rasa. Tentang luka yang minta dibayar dengan kenikmatan. Dan balas dendam yang Rania rencanakan membuatnya terseret ke dalam permainan yang lebih gelap dari yang pernah ia bayangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konspirasi...

Rania baru saja menutup pintu ketika Niko bangkit dari sofa. Pria itu berdiri di tengah ruang tamu, bersedekap, ekspresinya tidak menunjukkan kekhawatiran sedikit pun.

      "Akhirnya pulang juga." ucapnya dingin.

      "Gimana? Kamu berhasil meyakinkan mereka?"

Rania menatapnya sebentar, lalu meletakkan tasnya perlahan di meja. "Nggak," jawabnya singkat.

Tak perlu menjelaskan kemana ia kemarin sampai tak pulang. Tak payah memberi tahu kalau ia sempat pingsan di tempat yang tak seharusnya tadi, karena ia tahu Niko tak peduli semua itu.

Niko mengangkat alis, lalu berjalan mendekat dengan ekspresi kecewa yang dibuat - buat.

     "Gagal? Serius, Rania? Kamu dikasih tugas begitu saja... dan kamu gagal?"

     "Niko, kamu tahu sendiri itu bukan salahku. Tim yang menangani proyek itu.. dan gak semudah itu meyakinkan Atmadja Holdings..."

      "Udahlah," potong Niko cepat. "Selalu alasan. Kamu tuh selalu nyari pembenaran." Ia mendengus kasar. "Makanya aku bilang, kalau yang ngadepin itu Wulan, pasti selesai. Dia luwes. Nggak kaku kayak kamu. Nggak heran Askara nggak mau negosiasi sama kamu."

Rania terdiam. Matanya menatap kosong beberapa detik, seolah mencoba mencerna kata - kata suaminya barusan. Tapi sebelum bisa merespons, Niko menambahkan,

     "Mama juga bilang hal yang sama. Kamu itu terlalu dingin, terlalu serius, kurang genit. Gimana orang bisa suka kerja sama kamu?"

Kalimat itu seperti tamparan. Tapi Rania hanya tersenyum tipis. Senyum paling dingin yang pernah ia keluarkan.

     "Jadi, sekarang aku gagal karena aku nggak genit?" suaranya tenang. Pelan. "Karena aku nggak tahu cara menggoda klien?'

Niko tidak menjawab, tapi ekspresi wajahnya cukup memberi jawaban.

Rania menatap lantai sejenak, lalu mendongak. "Kalau kamu lebih suka perempuan yang suka bermain mata, atau yang menggunakan tubuhnya untuk bisa bernegosiasi dengan klien, maka memang Wulan orangnya.."

Wajah Niko memerah.

       "Rania... jaga omongan kamu!" bentak Niko.

     "Kenapa? Kamu bilang aku kurang genit kan, tak seperti Wulan?"

       "Oh ya.. aku tahu kamu pergi sama dia. Ke tempat yang dari dulu aku minta datangi bersama, tapi selalu kamu tolak. Ternyata karena kamu ingin pergi sama... Wulan." Rania tersenyum sinis. "Dia memang pintar merayu..."

       "Rania..!" Bentak Niko

       "Kenapa? Takut aku buka semuanya?" suara Rania mulai meninggi. "Kamu pikir aku nggak tahu kalian tidur sekamar? Dan kamu pikir aku nggak tahu.. kalian pernah...."

       "Diam!" Niko menepis udara, tangannya terangkat. Nyaris...

Tapi Rania sudah mundur satu langkah. Keseimbangannya goyah, dan ia jatuh terduduk di lantai. Ia terdiam, matanya membulat, menatap suaminya seperti melihat orang asing.

Butuh beberap detik sebelum Niko sadar apa yang nyaris ia lakukan.

Namun semua sudah terlambat.

Dan dari balik pintu yang sedikit terbuka, Ibra merekam semuanya dengan senyum kecil di wajahnya.

Tak lama setelah itu, video itu terkirim ke satu nomor. Wulan membukanya, lalu tersenyum puas. Tawa kecil keluar dari bibirnya, seolah segalanya berjalan sesuai rencana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi itu langit Ibukota mendung, seperti suasana hati Rania yang tak kunjung cerah sejak semalam. Tapi ia datang juga. Dengan langkah berat, mata yang bengkak karena kurang tidur, dan kepala berdenyut karena stres yang tak henti, Rania berdiri di depan gedung megah bertuliskan Atmadja Holdings.

Sebelum ia melangkah masuk, pikirannya sempat kembali pada kejadian semalam. Pertengkaran hebat yang tak hanya menguras emosi, tapi juga nyaris meretakkan sisa - sisa harga dirinya sebagai seorang istri. Usai pertengkaran itu, Niko tak berkata apa - apa. Ia hanya mengemas barang Ibra dengan kasar, dan membawa bocah itu pergi. Tanpa menjelaskan, tanpa berpamitan.

Tapi Rania tahu ke mana arahnya. Sudah sering seperti itu. Setiap kali Niko marah dan tak sanggup berhadapan dengannya, pria itu akan kabur ke rumah orang tuanya. Tempat di mana Rania selalu dianggap sebagai sumber masalah.

Rania tak mengejar meski ada Ibra disana, ia tak ingin Ibra kebingungan.

Rania menghela napas lelah ketika hendak masuk ke lobi. Tidak, ia tak akan menyerah. Bukan karena Askara akan lunak, bukan karena ia yakin segalanya bisa diselesaikan dalam sehari, tapi karena satu hal.. ia tak mau dipenjara, atau mendapat celaan sebagai istri dan menantu yang gagal.

Di lobi, satpam menatapnya dengan ekspresi dingin dan jenuh..sama seperti malam sebelumnya. Tapi Rania tetap bicara sopan, memohon agar ia bisa bertemu dengan Askara Julian Atmadja.

Asisten pria itu hanya keluar sebentar, lalu kembali dengan jawaban singkat, "Maaf, Bapak sedang sangat sibuk."

Rania mengangguk. "Saya akan menunggu."

Ia duduk di kursi lobi , menggunakan blus putih dan celana panjang abu - abu yang rapi tapi sedikit kusut. Ia tak peduli. Bahkan saat beberapa pegawai lewat dan menatap aneh padanya.. mungkin mengira ia wanita yang baru saja dicampakkan atau pengemis proyek yang tak tahu malu.. Rania tetap menunduk, menunggu.

Waktu terus berjalan. Siang menjelang sore, sore menjelang malam. Tak ada satu pun kabar datang.

Ia sempat membeli air mineral dari vending machine, bahkan mencoba berdiri dan bertanya lagi ke resepsionis, tapi jawabannya tetap sama, "Bapak belum bisa ditemui."

Malam mulai merambat. Lobi mulai sepi. Pegawai mulai pulang satu - satu. Rania masih di sana. Bahkan ketika lampu - lampu di kantor mulai meredup, ia belum bergeming.

Hingga akhirnya pukul sembilan malam lewat, seorang cleaning service menyapanya dengan ragu. "Bu... kantor sudah mau tutup... "

Rania mengangguk pelan. Kakinya terasa kaku saat ia berdiri. Langkahnya lunglai saat ia keluar dari gedung yang megah itu.. yang hari ini, sekali lagi, menolaknya tanpa ampun.

(Bersambung)....

1
Jumiah
iy rania buka lembaran baru
rugi klo kmu ,patah hati ...
patah tumbuh hilang bergati
yg lebih baik banyak di luar sna ...
biar tau rasa lelaki bodoh yg ,
sdh mendustai mu...
liat kmu bahagia dan sukses..
Lily and Rose: Halooo.... terima kasih sudah komen dan dukungannya untuk novel Rania ya /Heart//Heart//Heart/.. semoga suka dengan episode-episode selanjutnya, jangan lupa like, vote, saran, dan kritiknya ya... terima kasih /Pray//Kiss/
total 1 replies
Mundri Astuti
jangan ketemuin Rania dan aksara Thor....

biar askara belajar menghargai seorang wanita...dah tau Rania ngga punya siapa", tdk dianggap mertua dan suaminya, diselingkuhi lagi...ni malah menambah luka...
Jumiah
pergi yg jauh rania ,bangit jadikan itu ..
monipasi untuk maju ,biarkan berlalu
jangan jd kn untuk penghalang untuk maju .
buktikan kesuksesan walau tampa mereka ..jangan putus asa ...
klo cari pasangan ,selexi dulu sebelum.
rania berikan hati..jangan patah hati rugi...
masih banyak yg lebih baik dri sebelum x
Heny
Aqu suka alur nya smg Rania bahagia
Heny
Rania sdh tau tuan Baskara km hanya nemanfaatkan nya
Emi Susanti Ahf
sedihnya ya tuhan...😢😢
Lily and Rose: Kisah Rania emang bikin sedih ya Kak /Sob/, semoga Rania bisa mendapatkan kebahagiannya ya nanti. Terima kasih untuk komen dan dukungannya ya Kak. Jangan lupa vote, like, komen di episode-episode selanjutnya /Heart/
total 1 replies
Mundri Astuti
buka lembaran baru Rania...carilah kebahagiaanmu sendiri....bahagiakan dirimu dan keluargamu saja...

next thor
Lily and Rose: Semoga Rania bisa mendapat kebahagiannya ya /Heart/... terima kasih untuk komen dan dukungannya Kak /Kiss/, jangan lupa vote, like, dan komen di episode-episode selanjutnya ya... /Heart/
total 1 replies
Halimatus Syadiah
lanjut nya jangan lama lama ya. sekalian ditambah bannya. makin penasaran
chiara azmi fauziah
kasihan rania di manfaatkan pergi yg jauh rania buktikan kamu bisa walaupun tidak dukungan dr pihak mertua dan keluarga sendiri bukti dengan kesuksesan mu rania aku jd sedih bacanya
Aether
yah begitulah
Aether
fufuuu syudah tyelat
Novita Sr
salah siapa murahan banget sih kamu Rania .. akhirnya sakit hati lagii kan
Jumiah
setiap kebusukan akan kecium bau x ..
secepat x rania mencium x .dan pergi sejauh mungkin ,dan menemukan orang tulus ingin bersamamu mu rania
dan setia siap menjadi frisai mu..rania..
Heny
Kalau km nyaman dng Askara terima dia jd pendampingmu
Heny
Up terus y thor
Heny
Rania kpn pinter nya atau setelah tender ini selesai km bs pisah dr Niko
Mundri Astuti
mudah"an Rania cepet tau kalau dia hanya dimanfaatkan askara aja, pergi jauh ajalah Rania setelah kamu pisah dari Niko, sana sini hanya dimanfaatkan, ngga dihargai
Halimatus Syadiah
lanjut....
chiara azmi fauziah
penasaran apa kalo terbongkar rania mau menerima aksara ya
Jumiah
yg dikatakan naren bs jd benar ..
cepat selidiki kebenaran x ..
jangan sampai ,lepas dri singa masuk lubang buaya..lebih mengerikan ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!