Istriku Selingkuhan Bapakku

Pagi itu Yanu mengurungkan niatnya untuk pergi bekerja. Ia merasa terlalu keras kepada istrinya.

"Aku kenapa ya. Kok tiba-tiba marah gak jelas sama Maria. Aku udah kelewatan kayaknya," Gumam Yanu.

Ia pun keluar kamar mencari istrinya. Ternyata Maria masih terduduk diam dilantai pojok teras rumah kontrakan mereka.

"Ma, ngapain kamu disitu ? Sini ma, duduk sini temani aku," Ucap Yanu mengajak Maria.

Maria yang lemas tidak menjawab. Tatapan nya sayu mengarah ke Yanu.

"Kamu kenapa ma ?" Ucap Yanu lalu menghampiri Maria.

Tak beberapa lama, Maria pun pingsan.

"Ma, bangun ma," Ucap Yanu menepuk-nepuk pipi Maria.

Yanu pun mengangkat tubuh kecil Maria masuk kedalam rumah. Ia meletakkan tubuh Maria ke karpet bulu di ruang tv. Yanu yang bingung mencoba mencari minyak kayu putih untuk membangunkan istrinya.Beberapa saat kemudian, Maria pun tersadar.

"Ma kamu kenapa ? Sudah makan ? Ayo kedokter. Maafkan aku ma. Maaf aku udah kasar sama kamu," Ucap Yanu sambil memeluk Maria yang masih lemas.

"Ya mas," Ucap Maria lemah.

"Ayo kedokter ya. Sebentar, aku ganti celana dulu."

"Gak usah mas, aku baik-baik aja kok. Kamu kerja sana gih."

"Aku gak berangkat hari ini. Biar semua kerjaan diurus sama Novi. Nanti dia kesini ambil kunci gudang. Aku mau temani kamu seharian ini. Maafkan aku ya ma. Tapi ini beneran kamu gak apa-apa ? Kedokter aja ya biar lebih jelas."

"Ya mas."

"Aku hubungi Novi dulu."

"Ya."

Yanu pun menghubungi Novi dan memberitahu letak kunci gudangnya. Setelah selesai, ia langsung mengajak Maria pergi ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Maria. Sesampainya dirumah sakit, Yanu langsung mendaftarkan Maria dan mengurus administrasinya. Maria pun masuk keruang periksa di temani oleh Yanu.

"Kondisi ibu dan janin nya baik pak. Ini saya kasih surat rujukan untuk usg ke dokter kandungan ya."

"Maksudnya dok ?"

"Istri bapak hamil."

"Beneran dok ?"

"Iya pak. Untuk memastikan nya kembali silahkan langsung ke ruang dokter kandungan untuk di usg. Ini surat rujukan nya, biar diantarkan oleh suster."

"Ya dok terimakasih."

"Mari pak, bu. Sebelah sini."

"Ya sus, terimakasih." Ucap Maria dan Yanu secara bersamaan.

"Alhamdulillah ma, akhirnya kamu hamil. Mas seneng. Makasih banyak ya ma," Ucap Yanu lalu mencium kening Maria.

Maria hanya terdiam dan tersenyum. Ia masih kecewa dengan perkataan Yanu pagi tadi. Ia tak menyangka ternyata suaminya kasar kepadanya.

Beberapa saat kemudian, nama Maria dipanggil. Maria dan Yanu masuk kedalam ruang praktek dokter kandungan.

"Selamat pagi pak, bu. Ini ibu positif hamil ya. Ada keluhan ?"

"Tidak dok," Jawab Maria singkat.

"Baik, mari saya cek usg dulu. Silahkan rebahan di sana."

Maria pun merebahkan diri diatas ranjang ruang praktek dokter tersebut. Ia dibantu oleh suster. Dokter mulai mengecek kondisi Maria.

"Baik, semua normal ya bu. Ini janin nya sudah terlihat. Ini kepala, tangan, kaki nya. Kita cek detak jantung nya ya bu."

Jeduk...Jeduk...Jeduk... ( suara detak jantung sang bayi ).

"Detak jantung nya normal. Ini usia kandungan nya dua belas minggu ya bu."

"Sudah dua belas minggu dok ? Kok aku gak berasa apa-apa ya."

"Mungkin terlalu banyak aktifitas yang di kerjakan oleh ibu. Jadi ibu tidak merasakan apa-apa. Ibu jangan terlalu capek ya. Jaga kondisinya. Makan makanan yang bergizi dan jangan lupa minum vitamin nya. ini saya resepkan beberapa vitamin ya bu. Silahkan tebus di apotek."

"Ya dok, terimakasih," Ucap Maria dan Yanu secara bersamaan.

Maria dan Yanu keluar dari ruang praktek dokter kandungan menuju kasir lalu ke apotek untuk mengambil beberapa vitamin yang telah diresepkan oleh dokter. Setelah itu merekapun pulang.

"Sekalian jemput anak-anak mas. Hari ini mereka pulang awal," Ucap Maria kepada Yanu.

"Ya ma. Kamu jangan memforsir badanmu. Jaga kondisi dan kesehatanmu. Ingat di dalam perutmu ada calon anakku."

"Ya mas."

Maria tertidur pulas setelah memberitahu Yanu. Yanu hanya terdiam melihat istrinya yang tertidur pulas. Ia fokus menyetir mobilnya menuju ke sekolah anak-anaknya.

Sesampainya di sekolah, hanya Yanu yang turun untuk menghampiri Ashka dan Mikha.

"Loh kok tumben bapak yang jemput ? Mama mana pak ?" Tanya Ashka.

"Mama tidur di mobil."

"Oh yasudah ayo pulang. Yuk dek," Ajak Ashka ke Mikha.

"Ya kak," Jawab Mikha.

Mereka masuk kedalam mobil, sedangkan Maria masih tertidur pulas. Yanu yang menyusul di belakang mereka memberi isyarat untuk diam dan tidak berisik.

Bersambung....