"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Ken tersenyum dan mengusap bibir manis dan merah di hadapan nya itu. "Mau gue balikin kah?" tanya Ken.
Pupil mata nya benar-benar fokus pada bibir Retha yang menggoda nya, dan membuat kecanduan, padahal hanya mengecup tapi rasanya ada sengatan aneh yang menjalar dan membuat nya penasaran terus-menerus.
"Gimana?" tanya Retha balik dengan lirih, ia tak terima first kiss nya di ambil tanpa aba-aba, tapi apa benar bisa di kembalikan?
"Gue cium lo lagi biar bisa gue balikin" jawab Ken terlihat santai dan serius, ia seperti yakin bahwa gadis nya itu benar-benar polos.
Mata Retha makin terlihat membesar, tapi tak membuat Ken menjauh dan takut. Ia bahkan memulai kembali tanpa di setujui oleh Retha.
Ken bahkan memberi luumatan saat Retha tanpa sadar membuka sedikit mulut nya dan membiarkan Ken menguasainya.
Retha segera menepuk dada Ken dengan sekuat tenaga karena ia yang ingin bersin.
"Hatcim!" saat luumatan itu terlepas Retha langsung mengeluarkan suara bersin yang membuat Ken terkekeh dan memberi kecupan singkat di bibir itu lagi.
Retha hendak melayangkan protes nya, tapi Ken langsung melajukan mobil nya dan membuat Retha memilih diam sepanjang jalan hingga sampai di apartemen.
Kedua nya duduk di sofa, dengan tv yang menyala dan menampilkan berita terkini.
Ken menemani Retha karena tubuh Retha terasa sedikit panas, saat ia bertanya pada Retha penyebab demam itu ialah air minum yang di tuang oleh Jessi dan teman-teman nya.
Ken langsung menghela napas dan meminta maaf, bukan atas nama Jessi tapi atas nama nya sendiri karna tak bisa melindungi Retha tepat waktu.
"Kayak pahlawan kesiangan ya gue tadi? Datang-datang bawa kabur lo" kekeh Ken merasa lucu pada diri nya sendiri.
Retha ikut terkekeh. Ia mencoba mencari posisi untuk tidur yang pas.
Ken menyadari kegelisahan Retha pun segera menepuk paha nya dan menuntun kepala Retha untuk berbaring di atas paha nya.
"Biar lo nyaman" ucap Ken sembari memberi usapan lembut pada rambut Retha yang terurai.
Kening Retha juga di tempel pendingin demam, seperti anak kecil yang demam.
Tak butuh waktu lama, Retha langsung tertidur dan menikmati usapan lembut Ken yang begitu manjur untuk membuat nya tidur.
Ken pun menyusul Retha tidur dengan posisi duduk dan tangan yang tetap mengusap rambut Retha.
Hingga 2 jam lama nya kedua nya tertidur dengan posisi yang sama, Retha yang lebih dulu bangun dan menatap Ken dari bawah.
Retha hanya sedikit bergerak, tapi ternyata pergerakan nya itu membuat mata Ken terjaga.
"Udah bangun? Masih pusing?" tanya Ken tak membiarkan Retha bangkit, dan menyuruhnya tetap pada posisi tidur.
Retha menggeleng pelan dan terus menatap lekat ke arah Ken dengan tatapan yang sulit di jelaskan.
"Tha.." panggil Ken membuat Retha berdehem samar sebagai jawaban, kedua nya saling tatap dengan tatapan yang susah di jabarkan.
"Lo mau jadi pacar gue nggak?" Retha mengernyit heran, apakah ia sedang bermimpi.
Retha segera mengucek kedua mata nya yang membuat Ken menyentuh lengan nya.
"Gue serius, Tha. Gue nggak mau hubungan kita gantung terus, gue nggak mau kejadian yang udah terjadi, terulang kembali" ucap Ken membuat Retha terdiam mencerna.
"Kasih gue waktu" pinta Retha, ia tak bisa langsung memberi jawaban jika hati nya masih sedikit ragu.
Ken mengangguk. "Minggu depan acara kelulusan gue, gue kasih waktu sampai hari itu ya?" Retha mengangguk lirih.
Setidaknya ia dapat berpikir untuk menerima atau tidak nya Ken selama satu minggu.
Ken tersenyum dan mengecup bibir Retha yang sudah menjadi candu nya sejak tadi.
"Ken!"
"Apa Sayang?"