Lily harus bekerja menggantikan sang ibu menjadi pelayan yang bertugas merawat tanaman di kediaman orang kaya dan terpandang yaitu keluarga Thomson. Keluarga Thomson memiliki perusahaan besar dan sudah memiliki anak perusahaan di berbagai kota bahkan di luar negri.
Lily mengira awalnya dia akan bekerja dengan lancar di kediaman Thomson untuk mengakhiri kontrak sang ibu yang tersisa 1 tahun lagi. Namun siapa sangka, takdir membuatnya menjadi rumit saat Lily bertemu dengan putra kedua keluarga Thomson yang bernama Ethan. Keduanya terlibat takdir yang rumit. Ethan yang sudah memiliki tunangan merasa sesuatu yang berbeda pada Lily. Pria dingin itu mencoba mengelak dan mulai menyadarkan dirinya untuk kembali ke jalur yang seharusnya. Namun lagi-lagi sesuatu dalam dirinya menolak dan membuat dirinya menjadi egois.
Lalu bagaimana Lily menghadapi takdir yang rumit tersebut? Apakah dia bisa bertahan selama 1 tahun di kediaman Thomson?
Ikuti kisah mereka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Maria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Debaran Jantung
Lily terdiam di tempatnya dengan tatapan gugup. Ia terlihat merasa tidak nyaman dan tidak ingin menuruti apa yang Ethan perintahkan padanya. Mengeringkan rambut pria itu? Oh tidak, Lily lebih memilih memandikan kucing daripada harus mengeringkan rambut Ethan. Tapi.. lagi-lagi Lily tentu saja tidak bisa menolak permintaan pria itu. Ethan menatap kearah Lily sambil mengernyitkan keningnya,
"Apalagi yang kau tunggu? Ambilkan pengering rambut yang ada di dalam laci sana dan keringkan rambutku" ucap Ethan sambil menunjuk sebuah lemari yang berada tidak jauh dari posisi Lily.
Lily mau tidak mau segera menunduk dan mulai melangkah kearah lemari yang berada di sampingnya. Gadis itu menghela nafasnya dan mengambil pengering rambut yang ada di dalam laci. Ethan terlihat sudah menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Lily mengambil posisi di belakang sofa. Gadis itu menyalakan pengering rambutnya dan dengan ragu menyentuh rambut Ethan.
Lily mencoba memfokuskan dirinya dan mulai mengeringkan rambut pria itu. Ethan terlihat menutup matanya saat Lily dengan hati-hati mulai menyentuh rambutnya. Posisi Lily yang berdiri di belakang Ethan seketika membuat gadis itu dapat dengan jelas melihat wajah Ethan yang berada di depannya. Pria itu menyandarkan kepalanya di kepala sofa dengan nyaman sambil menutup matanya.
Tanpa disadari sebuah senyuman kecil terpampang di bibir Ethan. Pria itu dapat merasakan kegugupan tangan Lily yang menyentuh rambutnya. Namun selain itu, Ethan juga mulai merasakan tubuhnya bereaksi saat Lily menyentuh rambutnya. Seperti ada sengatan listrik yang menyenangkan di sekujur tubuhnya. Ethan menghela nafasnya dan mencoba untuk tenang.
Lily mengusap rambut Ethan dengan hati-hati sambil mengeringkannya. Rambut pria itu benar-benar lembut, lebih lembut daripada bulu kucing. Dan, wangi rambut Ethan juga begitu menyegarkan dan harum. Lily seketika menggelengkan kepalanya cepat untuk memfokuskan dirinya kembali. Ethan perlahan membuka matanya dan menatap wajah Lily yang berada di atasnya. Lily yang menyadari tatapan pria itu mencoba untuk menenangkan dirinya dan tetap fokus dengan apa yang ia kerjakan.
Ethan menyeringai pelan melihat wajah Lily yang terlihat cukup gugup dan memerah. Pria itu melipat tangannya di perut sambil menatap wajah Lily. Wajah Lily terlihat begitu cantik dan mempesona. Dada Ethan kembali menghangat melihat wajah Lily dan merasakan sentuhan tangan gadis itu di rambutnya.
Setelah beberapa menit, rambut Ethan pun telah kering. Lily dengan segera menjauhkan dirinya dan mematikan pengering rambut itu. Ia menunduk pada Ethan dengan gugup,
"Rambutnya sudah kering Tuan" ucapnya pelan.
Ethan menegakkan tubuhnya dan menyentuh rambutnya yang telah kering. Pria itu berdiri dan menatap Lily yang terlihat menunduk dengan tidak nyaman. Ethan tau Lily pasti sudah ingin segera keluar dari kamarnya, namun Ethan masih ingin gadis itu berada di dekatnya,
"Ada satu lagi tugasmu, tunggu disini" ucap Ethan.
Lily hanya menunduk dan melihat Ethan yang berlalu menuju sebuah ruangan dan masuk. Lily menghela nafasnya lega dan terlihat sudah ingin segera keluar dari kamar Ethan. Sebenarnya apa lagi yang pria itu inginkan? pikir Lily cukup kesal.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Ethan pun keluar dari ruang gantinya dan terlihat sudah memakai kemeja putih dan celana panjang berwarna hitam. Pria itu membawa dasi berwarna hitam dan mengalungkannya di leher,
"Tolong pasangkan dasi ini" ucap pria itu tiba-tiba.
Lily menatap dasi di leher Ethan dan terlihat terkejut. Apa lagi ini? pikirnya tidak habis pikir. Mengapa pria itu sejak tadi menyuruhnya melakukan sesuatu hal yang tidak masuk akal dan terlalu berlebihan?
Lily menghela nafasnya pelan dan mendekati Ethan dengan gugup. Gadis itu memegang dasi Ethan dengan tangan yang sedikit gemetar. Ia pun memasang dasi itu dengan hati-hati dan fokus. Tatapan Ethan sejak tadi terus menatap kearahnya, dan hal itu membuat Lily merasa tidak nyaman. Ethan menunduk dan melihat wajah Lily. Rasa hangat kembali menjalar di sekujur tubuhnya saat gadis itu berada sangat dekat dengannya. Ethan dapat merasakan jantungnya yang berdebar dengan menyenangkan.
Lily telah selesai menyampul dasi Ethan. Saat tangan gadis itu hendak menjauh, seketika tangan Ethan menahan tangannya. Lily yang terkejut sontak menatap Ethan dengan mata yang melebar,
"Tu.. Tuan" ucap Lily gugup sambil berusaha menarik tangannya dari genggaman pria itu.
Ethan menahan tangan Lily dan perlahan menaruh telapak tangan gadis itu di dadanya. Pria itu menatap Lily dengan tatapan dalamnya,
"Apa kau dapat merasakannya?" bisik Ethan dalam.
Lily terlihat gelisah dan mencoba menarik tangannya. Namun gadis itu seketika dapat merasakan detak jantung Ethan yang berdegup dengan kencang. Ethan menahan tangan Lily dan menggenggamnya dengan kuat,
"Apa.. yang kau lakukan padaku? Mengapa.. setiap aku melihatmu, jantungku berdebar cepat seperti ini?" bisik Ethan lagi dengan suara beratnya.
Lily terlihat semakin gugup dan memalingkan wajahnya dari Ethan,
"Mungkin.. Mungkin anda memiliki penyakit jantung Tuan. Le.. Lebih baik, anda segera periksa ke dokter" balas Lily cepat dan gugup.
Gadis itu pun menarik tangannya dan menjauh dari Ethan. Lily dengan segera membungkuk di hadapan pria itu,
"Tugasku sudah selesai Tuan, aku permisi dulu" ucap Lily lagi yang langsung melangkah dengan cepat kearah pintu dan keluar.
Ethan terdiam di tempatnya untuk beberapa saat. Lalu beberapa detik kemudian, seketika tawa pria itu pun pecah setelah ia mencerna jawaban tidak masuk akal Lily. Pria itu tertawa sampai bahunya bergetar. Ia pun duduk di sofa dan menghapus air di sudut matanya karena tertawa mendengar jawaban polos Lily,
"Dasar gadis tak berperasaan" ucapnya tak habis pikir.
~
Lily menuruni tanggan dengan cepat. Ia merasa jantungnya berdegup kencang dan perasaannya tak menentu setelah mendengar ucapan Ethan. Pria itu pasti sudah gila? pikirnya tak habis pikir.
Saat Lily sudah berada di bawah, seketika gadis itu pun berpapasan dengan Evelyn yang baru saja tiba di rumah,
"Lily? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Evelyn yang membuat Lily membeku.
Gadis itu mencoba menenangkan dirinya dan menunduk pada Evelyn,
"A.. aku tadi ingin mencari Nona. Kukira.. Nona butuh bantuanku hari ini" ucap Lily dengan sangat gugup.
Evelyn tersenyum dan mengangguk pada Lily,
"Aku lupa memberitahumu, tadi aku pergi keluar bersama ibu, ayah dan juga nenek Ethan untuk melihat tempat acara ulang tahun pernikahan" ujarnya santai.
Lily pun hanya mengangguk dengan kaku,
"Oh iya Lily, ada kabar bagus untukmu. Anggap saja, ini sebagai hadiah untukmu dariku" ujar Evelyn tiba-tiba yang membuat kening Lily berkerut.
"Dua hari lagi adalah acara ulang tahun pernikahan Paman dan Bibi. Aku.. akan mengundangmu kesana" lanjut wanita itu yang membuat Lily terkejut.
Bersambung..