"You must marry me!!!"
Itulah ucapan yang tiba tiba dikatakan oleh seorang wanita bernama Morning Dew Jensen pada seorang cassanova bernama Lucian Kingsford.
Pernah menjalani ONS, membuat Dew hamil anak dari Lucian Kingsford. Tapi Dew tak mengatakan hal tentang kehamilannya pada Lucian dan baru muncul setelah 8 tahun kemudian ketika anak mereka sudah beranjak besar.
Demi anak, akhirnya mereka pun terpaksa menikah meskipun tak ada rasa di antara mereka. Apakah akan tumbuh benih benih cinta pada mereka setelah menikah.
Yuk simak kisahnya...
FOLLOW instagram @ZARIN.VIOLETTA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Lucian 28
Permasalahan itu akhirnya berakhir di polisi di mana Nancy tak mau berdamai dan melaporkan Dew ke polisi.
Polisi akhirnya menelepon Lucian dan pria itu datang segera ke kantor polisi. Sedangkan Nancy masih ada di rumah sakit untuk memasang gips di tangan kanannya.
Lucian melihat ke arah Dew dan wanita itu tak melihatnya sama sekali.
Setelah tahu duduk permasalahannya, Lucian akhirnya membayar jaminan dan mengatakan bahwa ini hanyalah salah paham semata serta persoalan pribadi di antara ketiga orang itu.
Dew dan Lucian pun keluar dari kantor polisi dan pulang ke mansion. Mereka tak berbicara sama sekali dan Lucian juga tak menanyakan apa pun pada Dew.
Setibanya di mansion, Dew melihat ke arah Lucian.
"Bisakah kau menjauhi pelacur itu???" teriak Dew kesal.
"Aku tak bersamanya lagi," jawab Lucian.
"Kau bersamanya di club semalam dan kau bilang tak bersamanya lagi??" kesal Dew.
"Temanku akan menikah dengan temannya. Jadi kami bertemu karena hal itu. Bukan karena alasan lain," ucap Lucian menjelaskan.
"Jika dia bicara yang tidak -tidak lagi padaku, aku akan mendorongnya ke jurang. Dia bahkan berani mengatakan bahwa Luca egois. Seharusnya aku memukul mulutnya juga tadi. Jauhkan dia dariku dan Luca. Aku tak main -main dengan ancamanku, Luc," ucap Dew marah dan keluar dari mobil Lucian.
BRAK!!
Dew membanting pintu mobil itu dan melangkah ke dalam mansion dengan perasaan marah dan kesal.
"Mengapa urusan wanita selalu membuatku pusing," gumam Lucian.
Dan pria itu kemudian menelepon pengacaranya untuk menyelesaikan masalah Nancy. Lucian akan membloki semua akses Nancy di dalam keluarganya agar tak terjadi perang dunia lagi.
Lucian memang tak melakukan apa pun dengan Nancy semalam. Nancy hanya menyapa saja dan Lucian membalas sapaannya itu dengan wajar. Setelah itu, Lucian menghabiskan waktunya dengan mengobrol bersama teman temannya di club.
Lucian tahu bahwa Nancy ingin selalu mendekatinya semalam, tapi Lucian menghindarinya dan tak ingin ada masalah. Nancy bahkan menitipkan pesan pada teman Lucian agar menemuinya di hotel X, tapi Lucian mengabaikan pesan itu.
*
*
Dew mendekam di studionya sejak sore dan keluar sama sekali sampai malam. Lucian bahkan sampai mendatanginya berkali kali dan menggedor pintunya.
Tapi Dew sama sekali tak menggubrisnya dan tetap melukis meskipun suasana hatinya sedang kesal dan buruk.
*
Jam menunjukkan pukul delapan malam dan Dew masih bertahan di studionya. Dan itu artinya Dew melewatkan makan malamnya.
“Di mana dia?” tanya Lucian pada salah satu pelayan.
“Masih di studionya, Tuan,” jawab sang pelayan.
“Bilang pada Paman Rod untuk mengambilkan kunci pintu penghubung studio,” perintah Lucian.
Lucian sebenarnya bisa melakukan hal itu sejak tadi, tapi ia tak melakukan hal itu karena ia tak ingin mengganggu Dew sementara.
Tapi batas kesabarannya sudah habis dan menurutnya ia harus memaksa Dew untuk menghentikan permasalahan ini.
Setelah Paman Rod memberikan kunci pintu penghubung, Lucian pergi ke lantai dua dan menuju kamar yang ada di sebelah studio Dew karena ada pintu penghubung di sana.
CEKLEK
Lucian mendengar musik keras dari dalam kamar dan itu sepertinya sesuai dengan suasana hati Dew saat ini.
Lucian melihat Dew hanya merokok saja dan melukis dengan menekuk satu kaki jenjangnya hingga dagunya bertumpu di lututnya.
Dew tampak malas melukis dan hanya mengusap usapkan kuasnya yang berwarna hitam itu.
Lucian tak bersuara dan kemudian duduk di ranjang yang letaknya berada di dekat pintu penghubung.
Lucian hanya ingin mengamati Dew dari jarak itu tanpa mengganggunya sama sekali karena menurutnya pemandangan eksentrik dan berseni itu tak boleh dilewatkannya.