NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Ketiga Juragan

Menjadi Istri Ketiga Juragan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Henny

ini memang cerita poligami namun bukan cerita istri yang tertindas karena menjadi yang ketiga. Melainkan kisah gadis tomboy yang cerdas, pintar dan membuat dia survive dalam kehidupannya.

Naura Kiana tak pernah menduga kalau kehidupan akan membawanya pada sesuatu yang tak ia sukai. Setelah kakeknya bangkrut dan sakit-sakitan, Naura diminta untuk menikah dengan seorang pria yang sama sekali tak dikenalnya. Bukan hanya itu saja, Naura bahkan menjadi istri ketiga dari pria itu. Naura sudah membayangkan bahwa pria itu adalah seorang tua bangka mesum yang tidak pernah puas dengan dua istrinya.
Naura ingin melarikan diri, apalagi saat tahu kalau ia akan tinggal di desa setelah menikah. Bagaimana Naura menjalani pernikahannya? Apalagi dengan kedua istri suaminya yang ingin selalu menyingkirkannya? Bagaimana perasaan Naura ketika pria yang sejak dulu disukainya akhirnya menyatakan cinta padanya justru disaat ia sudah menikah?
Ini kisah poligami yang lucu dan jauh dari kesan istri tertindas yang lemah. Yuk nyimak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kemarahan Wisnu

Selesai sarapan untuk yang kedua kalinya, Naura mulai menjalankan rencananya. Ia menuju ke garasi yang ada di samping kanan rumah. Senyumnya langsung mengembang saat melihat motor Sport Wisnu lengkap dengan helm nya ada di sana. Naura sebelumnya sudah menemukan kunci motor itu di ruang kerja Wisnu. Ia segera mengeluarkan motor itu dan memanaskan mesinnya.

Tadi, saat sedang menikmati sarapannya, ia mendengar kalau Regina memerintahkan para pelayan untuk ke rumah yang ada di perkampungan karena mereka akan makan siang di sana. Ia juga meminta agar Saima dan Aisa membuat kue untuk acara minum kopi nanti sore. Naura jadi tahu kalau ia akan punya waktu bebas hari ini.

"Nyonya, nggak ikut dengan kita ke perkampungan?" tanya Saima sebelum berangkat dengan mobil yang datang menjemput mereka.

"Nggak, bi. Hari ini aku mau tidur. Capek banget."

"Baiklah. Ada makanan yang sudah bibi siapkan di lemari makanan. Jika nyonya perlu sesuatu telepon bibi saja. Nanti salah satu dari kami akan pulang untuk membantu non di sini."

"Tenang saja. Bibi kan tahu kalau aku bisa mengurus diriku sendiri. Lakukan pekerjaan di sana dengan baik, ya?"

Dan kini, di saat semua pelayan sedang ke perkampungan, Naura akhirnya pergi juga dengan motor Wisnu.

Jeslin, sekarang aku menuju ke kota. Kita ketemuan ya. Sekalian temani aku hari ini.

Setelah ia mengirim SMS itu, Naura pun pergi dengan motor Wisnu.

********

Semuanya sudah selesai makan siang. Gading bahkan sudah pergi ke kota untuk melaksanakan apa yang Wisnu perintahkan tadi.

Lisa pun sudah terlelap dalam tidur sorenya. Waktu sudah menunjukan pukul setengah tiga sore.

Wisnu mengambil ponselnya dan menghubungi Naura. Namun istrinya itu sama sekali tak mengangkat teleponnya. Wisnu pikir kalau Naura mungkin masih tidur juga. Wisnu hanya ingin mencari tahu apakah istri ketiganya itu sudah makan siang atau belum. Namun mengingat bahwa bi Saima sudah menyiapkan makan siang untuk istrinya itu, Wisnu pun menjadi sedikit tenang. Ia sadar kalau sudah banyak menguras tenaga istrinya itu dan Wisnu tak ingin menganggu waktu istirahat nya. Walaupun jauh di lubuk hatinya, Wisnu ingin pergi ke sana dan ikut tidur di samping Naura karena dia juga lelah.

Wisnu pun memilih untuk tidur di kamarnya. Ia merasa sangat mengantuk. Beberapa menit yang lalu, Gading baru saja mengabarinya kalau ia sudah selesai melaksanakan tugas untuk membayar uang semester Naura dan sedang membeli pesanan Regina sebelum kembali lagi ke desa.

Wina pun sudah melaporkan kepada Regina apa yang dilihatnya di dapur rumah bukit. Regina kesal saat tahu kalau Wisnu menawarkan diri untuk jalan-jalan bersamanya Naura. Makanya tanpa sepengetahuan Wisnu, Regina sudah memasukan obat tidur di jus lemon yang dibuatkannya untuk Wisnu. Supaya jika Naura menghubungi Wisnu, lelaki itu sudah tidur.

********

Hari ini, Naura menikmati hari kebebasannya. Dengan kecepatan motor sport Wisnu, ia berhasil tiba di kota hanya dengan menempuh jarak 1 jam 30 menit.

Jeslin langsung memeluk Naura dengan luapan kegembiraan lalu keduanya langsung pergi ke mall untuk jalan-jalan sekaligus belanja beberapa pakaian.

Naura memang membeli beberapa celana jeans yang tak ada sobek-sobek di bagian lututnya. Ia juga membeli sepatu kets untuk dipakainya saat bersepeda. Ia senang karena kartu yang diberikan Wisnu padanya membuatnya bisa membeli apa saja. Namun Naura juga tak mau serakah karena itu ia membatasi keinginannya untuk belanja lebih banyak barang lagi.

Begitu asyiknya Naura menikmati kebersamaannya dengan Jeslin, mulai dari mall, makan di cafe favorit mereka sampai akhirnya ia tak menyadari kalau Gading melihatnya.

*********

Pukul 5 sore, Gading tiba di rumah Wisnu. Mereka sementara asyik membakar jagung dan Lisa juga sedang main sepeda di temani oleh Wisnu.

"Tuan....!"

Wisnu yang baru selesai mandi menatap Gading.

"Bagaimana semuanya?" tanya Wisnu sambil mempersilahkan Gading duduk di depannya.

"Berjalan lancar, tuan. Hanya saja, kalau saya tak salah melihat, saya melihat juga ada nyonya di kampus. Saya mengikutinya sampai ke mall."

"Naura ada di kota? Tapi bagaimana mungkin? Dia naik apa ke sana?"

"Nyonya menggunakan motor, tuan."

"Apa? Dia bisa membawa motor? Menggunakan motor ke kota sangatlah berbahaya." .

Wisnu memeriksa pesan penggunaan kartu kredit yang masuk ke ponselnya. Ia tahu Naura kemana hari ini. Emosi Wisnu langsung naik. Ia tak percaya kalau Naura berani pergi sendiri ke kota tanpa ijin darinya juga. Apalagi saat dihubungi, ponsel Naura kini tak aktif pula.

Wisnu dengan cepat meraih kunci mobil Pajero miliknya. Ia segera menuju ke rumah bukit.

"Lho, mas mau kemana? Sebentar lagi kan mau makan malam." Ujar Indira bingung melihat Wisnu yang pergi tanpa bicara apapun.

Regina yang baru selesai mandi pun masih sempat melihat mobil yang pergi meninggalkan halaman rumah.

"Pasti masalah Naura." Ujar Regina lalu menatap Gading. "Adakah sesuatu yang terjadi, Gading?"

"Saya tidak tahu, nyonya. Tuan hanya mengatakan kalau ia ingin keluar sebentar." Jawab Gading pelan. Ia memang tak akan pernah mengatakan sesuatu tanpa ijin Wisnu.

"Percuma bicara denganmu." Regina langsung pergi. Ia tahu kalau Wisnu pergi pasti ada hubungannya dengan Naura.

***********

Walaupun berat untuk pulang, namun Naura akhirnya harus pulang juga. Tadi ia menelepon bibi Aisa dan menanyakan keberadaan mereka dan bibi bilang kalau mereka akan sampai makan malam berada di sana.

Ia tiba di desa saat jam sudah menunjukan pukul tujuh malam. Setelah menyimpan kembali kunci motor di tempat semula, ia pun berjalan santai menuju ke villa. Namun alangkah terkejutnya Naura saat melihat di depan Villa ada mobil yang terparkir dan Wisnu yang sudah menunggunya di teras dengan mata menyala sambil berkacak pinggang.

Walaupun jantungnya bagaikan berhenti berdetak, Naura berusaha tenang.

"Assalamualaikum, juragan." Naura memberi salam namun Wisnu saka sekali tak membalasnya. Ia masih menatap Naura dengan tajam dan wajah yang merah menahan emosi.

Naura masuk ke dalam villa diikuti oleh Wisnu. Saat Wisnu masuk, ia bahkan membanting pintu di belakangnya membuat Naura terkejut dan segera membalikan badannya. "Pintunya akan rusak, juragan."

"Aku punya banyak uang untuk membeli pintu yang baru."

"Cih, dasar sombong!" ketus Naura lalu menurunkan tas punggungnya. Ia terus masuk ke dalam kamar.

"Dari mana saja kamu?" tanya Wisnu tak menurunkan intonasi suaranya yang keras. Ia mengikuti langkah Naura ke kamar.

"Jalan-jalan."

"Jalan-jalan ke mana?"

"Haruskah aku melaporkan semua yang kulakukan sepanjang hari kepadamu, juragan?" Naura jadi kesal.

"Harus. Karena aku suamimu!"

Naura duduk di tepi ranjang sambil membuka sepatu yang dikenakannya. "Aku ke kota."

"Dengan naik motor? Mengapa kau tak bilang padaku? Aku bisa mengantarmu ke sana."

Naura menatap Wisnu dengan tatapan yang sama seperti yang Wisnu berikan. "Aku bosan berada di sini. Aku rindu suasana kota. Aku juga tak mau menganggu kegiatanmu bersama dengan kedua istrimu. Makanya aku pergi sendiri."

"Dengan naik motor? Kamu tak berpikir sangat beresiko naik motor sendirian? Kami nggak tahu bahaya apa yang sering menimpa mengendara motor di sepanjang hutan menuju ke desa ini?"

"Aku bisa menjaga diriku sendiri."

"Kamu memang ceroboh, Naura!"

"Juragan, aku lelah. Ingin mandi dan segera tidur!" Naura berdiri dan hendak ke kamar mandi namun Wisnu menahan tangannya. "Jangan dulu pergi sebelum aku selesai bicara, Naura."

"Apalagi yang harus kita bicarakan? Aku salah karena pergi tanpa pamit, naik motor lagi. Aku ceroboh, pembangkang dan keras kepala. Masih ada lagi yang harus kita bicarakan?"

"Kamu.....!" Wisnu benar-benar dibuat emosi oleh Naura. Ia berusaha keras agar tak meledakan seluruh kemarahannya pada gadis itu bahkan berbuat kasar padanya.

"Apa?" Naura semakin berani.

Wisnu menatap istrinya dengan intens. Perempuan di depannya ini sama sekali tak menunjukan bahwa ia takut. Bibir merahnya yang sedikit terbuka justru membuat Wisnu tak tahan untuk menciumnya.

"Kamu harus dihukum, Naura." kata Wisnu pelan sambil mendekat.

"Aku siap menerima hukuman mu, juragan."

Wisnu dengan cepat mendorong Naura ke belakang sehingga punggungnya menyentuh dinding kamar. Lalu ia segera menunduk dan mencium bibir Naura yang sangat menantang itu.

Mata Naura membulat. Ia tak menyangka kalau hukuman yang akan Wisnu berikan adalah seperti ini.

"Tu....tunggu!" Naura mendorong Wisnu.

"Kenapa?"

"Katanya kau mau menghukum ku. Kenapa justru menciumku?"

"Itu hukuman dariku dan kau sudah bersedia menerimanya."

"Ta....tapi aku tak tahu kalau hukumannya seperti ini. Lagi pula aku belum mandi, masih bau keringat dan juga ini bukan harimu untuk bersamaku, juragan."

"Kau sudah menyatakan ya untuk menerima hukumanku, sayang."

"A...aku mau mandi dulu karena...."

Cup!

Kalimat Naura tak dapat diteruskannya lagi karena Wisnu sudah kembali menciumnya. Naura berusaha untuk menolak namun semakin ditolak ia justru semakin merasa terbuai dengan ciuman Wisnu. Akhirnya ia kalah dalam balutan hasrat yang kini mulai menguasai tubuhnya. Ia lupa dengan dirinya yang bertekad untuk tak disentuh lagi oleh Wisnu. Kini Naura justru membalas ciuman suaminya itu dalam balutan gairah yang sama.

*********

Wisnu menatap punggung Naura yang menghilang di balik pintu kamar mandi. Perlahan ia bangun dan turun dari ranjang. Mengatakan kembali bajunya yang tadi lalu mengambil ponselnya.

"Gading bawakan makan malam untukku dan Naura ke villa."

"Baik, tuan. Apakah yang harus aku katakan jika nyonya yang lain bertanya."

"Katakan Naura kurang enak badan dan aku menemaninya di sini."

"Baik, tuan. Lalu nona Lisa?"

"Katakan padanya juga kalau aku belum bisa menemaninya malam ini." Kata Wisnu lalu segera mengakhiri percakapan diantara mereka.

Wisnu segera menuju ke ruang makan. Ia membuka kulkas dan mengeluarkan air mineral di sana. Ia menuangkan ke dalam gelas dan meminumnya sampai habis.

Tangan Wisnu mengusap wajahnya yang masih sedikit berkeringat karena aktivitas panas yang baru saja mereka lewati tadi. Dua ronde dengan waktu jeda hanya sekitar 6 menit. Wisnu tak tahu kenapa ia bisa punya gairah sebesar ini. Ia juga tak mengerti kenapa sampai tak bisa mengontrol dirinya saat bersama Naura. Perempuan itu seakan memiliki magnet dalam dirinya yang selalu menarik Wisnu untuk bercinta dengannya.

Ini tidak baik! Guman hati Wisnu sambil perlahan duduk di atas kursi makan. Terlalu mengikuti gairah dalam diri adalah sesuatu yang akan merusak dirinya sendiri. Sementara Wisnu harus adil kepada istri-istrinya yang lain. Wisnu sudah memilih jalan untuk berpoligami. Maka ia harus menjadi suami yang baik untuk semua istrinya. Tak boleh ada istri yang istimewa. Dan Wisnu berharap, kalau saat ini Naura nampak lain, itu hanya sebatas kepuasaan di atas ranjang. Karena Wisnu tak ingin menggantikan Dina yang menjadi ratu dalam hatinya selama ini.

**********

Bagaimana kisah Selanjutnya?

Dapatkah Wisnu adil saat bersama Regina dan Indira?

Makasi sudah baca sampai part ini. Sampai jumpa di part selanjutnya.

1
Sastri Dalila
👍👍👍
bunda DF 💞
bagus banget ceritanya,, alurnya ngalir kereen Thor
pipi gemoy
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼🙏🏼
N Wage
no komen...pokoke bagus /Good//Heart/
pipi gemoy
ternyata diriku duluan baca lapak anak para juragan😂👻
baru lapak emak n bapaknya
pipi gemoy
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼☕🙏🏼
pipi gemoy
congrats Satria 👏🏼🌹
pipi gemoy
satria n Yuda 🥀
pipi gemoy
yey gading akhirnya laku 👻✌🏼
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂😂
Hari Saktiawan
lope lope lope sekebon bunga /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt/
pipi gemoy
hobinya sama dengan Naura 🤔🤔
pipi gemoy
hadir Thor ☝🏼🙏🏼
Nur Liana
wisnu apa gak cape ya🤭🤭
Nur Liana
naur kebanyakan drama.....ingat dong pesan kakek dosa loh nanti...
Julia Juliawati
mampir
Ray Aza
kalo aq blg bkn di dunia nyata sih thor... sinetron n novel konflik sll spti ini. kl di real life cewe dgn karakter spti naura sdh dikerjain sampe 4x dan tau pelakunya ga mgkn diem aja kek dia tnp usaha apa2 buat nglindungi diri. secuek2nya dia n semandiri2nya dia ga bakal mau msk perangkap sampe 5x. ceroboh iya sok kuat juga tp dia ga akan sebodoh itu msk perangkap berulang2. tp karena ini cerita kamu, jadi bebas2 aja sih mau dibawa kemana alurnya. krn temanya mmg poligami (aq termsk yg anti) dr awal baca tdk terlalu berekspektasi tinggi jd dibawa slow aja bacanya. hehehehee... lmyn menghibur kok
Enny Olivia: terima kasih ya sudah membacanya walaupun tak suka dengan tema ceritanya
total 1 replies
Mirabel
satria kurang gercep sih jadi orang .nyesel kan jadinya
Mirabel
pusing juga sih punya istri sampe tiga .bagaimana kondisi zakarnya ya kalau tiap MLM di pake 🤣🤣🤣🤣
Yora Fitriani86
aku suka ceritanya Thor/Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!