Di sebuah desa yang masih asri dan sejuk juga tak terlalu banyak masyarakat yang tinggal hidup lah dengan damai jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang sibuk.
Kegiatan yang wajar seperti berkebun, memancing, ke sawah, juga anak-anak yang belajar di sekolah.
Di sekolah tempat menuntut ilmu banyak yang tak sadar jika terdapat sebuah misteri yang berujung teror sedang menanti masyarakat lugu yang tidak mengetahui apa penyebab nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risma Dwika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Saat mengayuh sepeda dengan kencang, Zaki melihat sorot lampu mobil dari luar gapura desa nya.
Mobil Jeep memasuki gerbang desa.
Zaki malah mengedarkan pandangan nya kesana kemari untuk mencari Rama sahabat nya.
Perasaan nya sungguh tidak enak perihal Rama.
Tak sadar mobil Jeep semakin dekat, Zaki hampir saja terserempet.
"Aduh, hati-hati dek. Kamu cari apa?". Tanya seorang lelaki berkepala plontos yang membuka jendela mobil.
"Ah, itu. Maaf a. Saya nggak sengaja. Saya lagi cari teman saya, takut teman saya kenapa kenapa". Jawab Zaki
"Teman? Mau saya bantu cari?". Lelaki itu menawarkan bantuan.
"Nggak usah a. Nanti merepotkan. Aa sendiri ada apa ke desa sini? Saya baru lihat seperti nya".
"Saya juga lagi cari adik saya. Kebetulan memang saya bukan asli desa sini, saya mah tinggal di desa S, desa sebelah".
"Memang adik nya siapa nama nya? Sekolah di sini?".
"Iyaa, adik saya sekolah di desa ini. Tadi dia sudah berangkat subuh-subuh, tapi orang tua saya sakit jadi saya mau jemput adik saya supaya bisa temani ibu".
"Oh gitu, memang siapa nama adik nya a?". tanya Zaki dengan was-was.
"Adik saya Andik namanya. Kamu siapa namanya?"
Zaki hanya diam kaku dan tak bergerak. Dia kaget orang berseragam di depan nya ini kakak dari musuh nya.
"Dek, hei. Adek. Kamu kenapa?". Fadli menepuk wajah Zaki agar Zaki segera sadar.
"ah, hmm itu. Nama saya Zaki. Aa beneran Abang nya Andik?".
Fadli pun mengangguk pasti.
Dalam pikiran Zaki, kalau kakak nya Andik aparat, orang tua nya pejabat mungkin kah dia bisa melawan Andik?
"Dek, kamu kenapa ?". Fadli menggoyangkan bahu Zaki.
"Jadi, aa kakak nya Andik?".
"Iyaa. Memang kenapa dek? Apa Andik ada usilin kamu?".
Zaki menggeleng cepat
"Lalu kenapa?".
Zaki ingin memberitahu pesan Rama pada nya.
Namun Zaki ragu. Kenapa? Karena Fadli keluarga nya Andik. Biasanya keluarga akan membela anggota keluarga lainnya. Makanya Zaki masih ragu untuk cerita.
"Dek, kenapa bengong sih? Apa ada yang bahaya?"
Zaki mengangguk lagi.
"Coba ceritakan dulu. Mari masuk mobil".
"Nggak bisa a. Saya bawa sepeda".
"Kita taro atas mobil bisa kok".
Zaki mengangguk
'Seperti nya aku cerita dengan orang yang tepat nih. Semoga Abang nya lebih manusiawi'. batin Zaki
Setelah menaruh sepeda di atas mobil, Zaki segera masuk ke mobil.
"Coba ceritakan sama saya. Mungkin saya bisa bantu kamu". Ujar Fadli
"Jadi gini a. Maaf sebelum nya yaa bukan bermaksud menjelekkan Andik. Jadi, Andik ini sering kali mengganggu saya dan teman teman lainnya. Terutama teman saya Rama, dia seorang atlet profesional pencak silat. Tapi setiap saat kami di kerjai Andik".
"Anak itu rupanya nggak kapok yaa. Terus yang bikin kamu panik apa?".
"Jadi, teman saya ini berencana untuk balas dendam. Saya khawatir karena dia sendirian, sedangkan si Andik selalu sama anak buah nya. Meskipun Rama jago bela diri, tetap aja saya khawatir kalau lawan nya banyak. Apalagi dia kirim pesan begini, dan sekarang dia nggak ada di sini".
Zaki menunjukkan pesan Rama pada nya subuh tadi.
"Apa kamu sudah periksa ke sekolah? Barangkali Rama sudah di sekolah ".
"Belum sih kalau ke sekolah. Tapi saya yakin dia disini a. Pasti dia ada di sekitar sini sama Andik".
Entah kenapa Zaki sangat yakin kalau Rama pasti masih di sekitar sini.
"Apa kita cari dulu sekitar sini? Biar saya cari parkir yang enak".
Fadli pun memarkirkan mobilnya di lahan kosong depan gerbang desa.
Kemudian mereka menyisir lahan lahan kosong yang ada di sekitar situ.