NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:229
Nilai: 5
Nama Author: arfour

Andini kesal karena sang ayah tidak menghadiri acara kelulusannya, ia memilih jalan sendiri dari pada naik mobil jemputannya
sialnya lagi karena keisengannya dia menendang sebuah kaleng minuman kosong dan tepat mengenai kening Levin.
"matamu kau taruh dimana?" omel Levin yang sejak tadi kesal karena dia dijebak kedua orang tua dan adik kembarnya agar mau dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arfour, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perempuan aneh

Pagi itu, Andini membawa cek sejumlah uang yang lumayan besar, ayahnya tidak menggunakan uang perusahaan tapi dia menggunakan uang pribadi karena menurutnya ini untuk kegiatan kampus putrinya dia harus mendukung kegiatan tersebut apalagi Benni menganggap itu adalah kegiatan yang positif.

Andini mengirim pesan pada Duna untuk bertemu dengan dirinya di kantin jam 11 siang,

“Sepertinya berita bagus, semoga saja ya, hahaha proposalnya aja baru masuk,” jawab Duna sambil memberikan emot tertawa.

“Semoga begitu Kak, sekarang aku masuk kelas dulu ya,” ujar Andini Pamit.

“Okey,” ujar Duna membalas dengan tambahan gambar jempol.

Duna lalu masuk ke ruang senat, beberapa temannya sudah berkumpul.

“Kau tidak Ada kulian dun? Tanya lidya begitu Duna mSuk keruangan sekretariat.

Apa saja selesai Oh ya nanti jam 11.00 kita ketemu sama Andini di kantin kampus ada yang ingin dibicarakan dengan kita, semoga saja kabar baik. Kita butuh dana awal sebetulnya, tapi kan tidak mungkin Proposalnya baru saja disebar kemarin masa iya langsung cair uangnya pasti ada prosedur yang harus dilewati bukan?”ujar Duna tidak terlalu berharap.

“Ya betul, apalagi dana yang kita butuhkan tidak sedikit ya minimal 25% dari sumbangan perusahaan ayahnya Andini mungkin itu sudah bagus,” ujar Lidya karena total pengeluaran yang mereka butuhkan adalah sebesar 236 juta nilai yang lumayan besar namun ada beberapa sponsor yang sudah mereka memasuki dan ada juga yang setiap tahun memang jadi sponsor untuk kegiatan mereka, tapi jumlahnya tentu saja tidak terlalu besar dan keuntungan yang lain adalah mereka dari menjual tiket karena artis yang akan mereka undang pun bukan artis biasa, walaupun harganya tidak seperti harga ketika mereka mengisi acara komersial.

“Tapi spanduk brosur dan juga poster sudah dibuatkan? karena itu bisa jadi modal pertama kita, jangan lupa juga untuk membuat tiket. Aku rasa uang kas cukup untuk membiayai itu,” ujar Lidya.

“Semoga saja aku belum dapat laporan dari produksi berapa biaya yang dibutuhkan untuk itu semua,” ujar Duna mengatakan apa adanya.

“Lambat sekali mereka,” keluh Lidya. Ketika mereka sedang berbincang-bincang tak lama masuk ke dalam ruangan ketua bandara. Tampak wajahnya sedikit kusut

“Kau kenapa Kak?” Tanya Duna begitu Rianti masuk kedalam ruangan.

“Kaub seperti kertas ujian yang diremaskan nilainya buruk “ ujar Lidya menggoda Rania.

“Kepalaku pusing karena pengeluaran yang lumayan banyak, sementara pemasukan belum ada. Pengeluaran kita banyak tapi dana kita benar-benar terbatas. Apa kau mau menyumbang Dun? mintalah sama kakak kamu barang 10 juta untuk dana awal,” ujarannya yang tahu kalau Duna memiliki Kakak seorang pengusaha muda yang sukses.

“Malas kalau harus minta sama dia, dia terlalu banyak syarat dan aku harus melakukan hal-hal yang tidak aku inginkan kalau ingin mendapatkan dana dari dia,” ujar Andini tidak berniat untuk meminta batuan Levin. Duna pernah dulu hari ketika zaman SMA, dia pernah meminta bantuan Levin untuk memberi bantuan sumbangan kegiatan pensi sekolahnya, yang ada dia disuruh mencuci pakaian Levin selama satu minggu dan dananya memang keluar tapi sebelumnya dia harus kerja rodi dulu oleh karena itu dia tidak mau jika disuruh untuk meminta sumbangan pada abangnya itu. Oleh karena setiap ada kegiatan di kampus, Dia tidak pernah meminta pada Levin untuk menjadi donatur.

“Jadi kita harus mencari dana ke mana ya? pusing juga aku. Apakah kita mengadakan bazar dulu agar ada dana masuk terlebih dahulu?” ujar Rianti memberikan ide.

“Kalau begitu berarti nanti bazarnya ada dua kali dong, pas acara hari H dan saat ini. Apa nantinya malah jadi terlihat aneh?” ujar Duna menjawab usulan dari Rania.

“Sebenarnya kalau Brosur sudah ada kita bisa mencari dana dengan cara menawarkan boats untuk mereka nanti bazar, seperti tahun lalu. Pasti banyak yang mau satu Boat harganya 2 juta, aku rasa jika 10 Boat saja kita laku itu sudah bisa menutupi kebutuhan awal dari acara ini,” ujar Lidya menghitung-hitung jumlah yang harus dikeluarkan untuk awal acara.

“Kak aku sudah selesai kuliah. Aku tunggu di kantin ya,” ujar Andini mengirim pesan, obrolan Duna dan teman-temannya ternyata tidak terasa jam sudah menunjukan jam 11 siang.

“Eh ayo kita ke kantin, andini nungguin kita,” ujar Duna mengajak Lidya dan Rianty untuk bertemu Andini.

“Ada apa emangnya, apa proposal yang kita buat salah, perusahaan perusahaan yang dulu-dulu gak ada yang komplen,” ujar Rianty sedikit protes.

“Sudah kita ikuti saja, siapa tau mau nasihat semua dana yang kita butuhkan tapi kitanya mesti menghadap,” ujar Lidya

“Ngareppp,” yang dijawab kompak oleh Duna dan Rianty

Mereka lalu berjalan menuju kantin Sementara itu di kantin Andini dan Lea sudah duduk menunggu.

“Jadi Donatur itu dari ayahmu bukan dari perusahaannya?” ujar Lea yang tidak menyangka kalau Ayah Andini itu ternyata sangat dermawan.

“Iya. Karena menurut Papi kalau kita masukkan proposal ke perusahaan prosesnya akan lama dan sedikit berbelit, karena harus ada beberapa prosedur yang kita lewati, apalagi ini kan pertama kalinya mereka meminta perusahaan Papi untuk menjadi donatur, pasti akan ada uji kelayakan dan lain-lain. Ya pokoknya ribet deh. Oleh karena itu papi bilang demi suksesnya acara anaknya yang tersayang ini makanya dia menyumbangkan saja langsung uang pribadinya,” ujar Andini terkekeh menceritakan ayahnya yang mau merogoh kocek yang lumayan dalam untuk suksesnya acara tersebut.

“Wah kau yang bukan panitia saja ayahmu berani memberi sumbangan. Bagaimana jika kau yang panitia jangan-jangan seluruh acara di handle olehnya,” ujar Lea sama tertawa.

“Ini Vin ceweknya?” ujar seorang perempuan mendekati Andini dan Lea yang sedang duduk ia menunjukkan arah Andini yang membuat Andini sedikit heran.

“Iya dia yang kemarin menggoda Rendy, “ ujar perempuan yang dipanggil Vina tersebut hal itu tentu saja membuat Andini merasa aneh.

“Maksud mereka siapa sih Din?” tanya Lea tidak mengerti karena . mereka berada persis di depan Andini yang sedang duduk di bangku kantin.

“Kalau jadi cewek itu jangan Gatel, apalagi lu baru masuk jaga sikap jangan mentang-mentang lu cantik ,” ujar cewek itu tiba-tiba saja memarahi Andini yang tidak mengerti apa maksudnya.

Namun karena Andini tidak merasa dia membiarkan saja perempuan itu mengoceh di depannya, hal itu tentu saja membuat dia bertambah geram dan marah.

“Eh gua lagi ngomong ama lu, sopan dikit jadi orang belagu banget sih lu. Belum pernah Gua hajar ya? jangan sampai lu baru masuk besok udah keluar lagi dari kampus ini,” ujarnya tiba-tiba saja memarahi Andini yang tentu saja membuat Andini semakin heran.

Sementara orang-orang di kantin hanya melihat saja ke arah Perempuan itu, kar4na mereka sudah tahu kebiasaan dari perempuan itu dia akan marah jika kekasihnya tahu digoda oleh wanita lain padahal yang sebenarnya kekasihnya yang menggoda wanita-wanita itu.

1
arfour
hai ini karyaku di noveltoon yang kedua yu terus dukung tinggalkan komen dan likenys ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!