Zidane Alvaro Mahesa adalah pewaris ketiga dari kelurga terkaya di Asia Tenggara Reno Mahesa, yang menempuh pendidikan di Inggris. Pria tampan dan cerdas ini telah salah pergaulan hingga berakhir menyedihkan. Demi mendapatkan hukuman dari sang Daddy, Zidane di asingkan untuk mendapatkan pelajaran.
Hidup tanpa keluarga dan tidak memiliki aset apapun membuat Zidane merasa sendiri. Hingga ia bertemu dengan sekelompok genk yang menjerumuskan dirinya semakin dalam dan menuju jalan kematian.
Zidane harus menjalani hidupnya penuh kesialan, tuduhan atas pembunuhan dan pemerkosaan seorang gadis telah membuatnya masuk kedalam jeruji besi. Berbagai siksaan dan intimidasi ia peroleh. Hukuman mati telah menanti, Namun Zidane tidak tinggal diam.
Berhasilkah sang pewaris membalas dendam pada orang-orang yang telah membuatnya menderita?
Yuk ikuti kisah selanjutnya, ada juga kisah-kisah romantis anak-anak Reno yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir tertabrak
"Biar aku saja yang bawa! Zidan berbicara pada Aldo dengan ekspresi khawatir.
"Ka-u yakin?! tanya Aldo. Ia sedikit ragu ingin memberikan mobilnya pada Zidan
"Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan Rizka, berikan kuncinya pada ku."
Aldo tidak dapat menolak lagi, ia memberikan kunci mobilnya pada Zidan. Pria tampan itu duduk di depan kemudi, sementara Aldo duduk di sampingnya.
Zidane mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, pria yang ada di sampingnya berteriak.
"Varro, kau sudah gila! pelan kan kecepatan nya!"
Zidane tidak mengindahkan perkataan Aldo, ia terus menambahkan kecepatan, melewati mobil-mobil yang melaju di atas rata-rata.
"Mobil ku bukan mobil balap, kau tidak boleh merusak mobil ku!" seru Aldo sambil berpegangan pada seat-belt.
"Kau tenang saja, aku janji akan gantikan mobil mu bila rusak!" tukas Zidane sambil terus kemudi.
"Kau mudah bicara seperti itu, bila ayah ku marah bisa-bisa aku di gantung di pohon toge."
Zidane benar-benar sudah seperti kesetanan membawa mobil tua Aldo. Berkali-kali mobil terbentur trotoar karena menghindar tabrakan mobil dari depannya.
Mobil terus melaju, tanpa sadar di depan mobil Aldo ada mobil truck mengangkut pasir. Zidane berusaha menghindar agar tidak bertabrakan. Sebab untuk mundur lagi tidak mungkin, mobil di belakangnya juga melaju dengan cepat.
"Varro awasssss.....!!! Pekik Aldo sambil menutup mata, ia benar-benar sudah pasrah, seandainya hal terburuk, mobilnya tabrakan dengan sebuah truck yang juga melaju dengan cepat.
Jarak antara mobil Aldo dengan mobil truck hanya tinggal beberapa meter saja bisa langsung tertabrak. Namun, dengan gerakan cepat Zidane berhasil membanting setir ke kanan, menghindar dari tabrakan truck yang melaju dengan cepat di depannya.
Citttttttt.... BRAKK!"
Mobil membentur trotoar hingga berhenti mendadak. Keduanya oleng kedepan terbentur kaca mobil. Untungkan mereka berdua tidak ada yang terluka.
"Astagah!!!! Gila kau varooo...!!! Bentak Aldo yang terlihat emosi.
"Hufh!" Zidane membuang nafas kasar.
"Hampir saja kita tertabrak truck itu!" bagaimana bila kita mati ke sia-sia ke lindas truck! Kau sudah tak waras Varro!" kesel Aldo, ia membuka kaca mata minus yang retak bagian kacanya.
"Mata ku agak buram karena kacanya retak!" keluh Aldo.
Zidane memijit kepalanya yang mulai pening. "Maafkan aku Do, aku tidak bermaksud untuk menabrak trotoar. Aku menghindar agar kita terhindar dari tabrakan."
Zidane merasa bersalah, apalagi melihat kaca mata minus Aldo retak-retak. "Besok aku ganti yang baru."
"Ahh, sudahlah. Aku saja yang bawa."
"Mobil mu akan aku bawa ke bengkel om Victor besok, akan aku perbaiki kerusakan dan lecet-lecet body nya."
Aldo terdiam, raut wajahnya suram. Ia menghela nafas berkali-kali untuk menghilangkan kekesalan.
"Sudah hampir dekat, aku saja yang teruskan. Bila ayah mu ingin menggantung mu di pohon toge. Aku saja yang gantikan." kata Zidane serius.
Aldo menahan tawa yang hampir saja meledak, atas perkataan Zidan. Padahal dia hanya bergurau, Namun Zidane mengaggap serius ucapannya.
Aldo akhirnya tertawa lepas, Zidane yang mulai kembali melajukan mobilnya, mengeryitkan alisnya. "Apa ada yang lucu?" tanya Zidan sambil melirik pria setengah tampan.
"Baiklah, kamu harus menggantikan posisi ku di gantung di pohon toge? Sahut Aldo masih terkekeh, ia seperti sudah melupakan ketegangan yang baru saja terjadi.
(Ngomong-ngomong di London ada pohon toge nggak 🤣, ini hanya halu ya all)
Saat mobil sudah berjalan, ponsel Aldo berdering. Ia melihat nama si penelpon di layar ponsel.
"Rizka menghubungi ku?" Aldo berseru dengan tatapan terkejut.
"Cepat kau angkat, ada dimana Rizka?"
Aldo menggeser tombol warna hijau. "Hallo.."
💜💜💜