Setelah kakak ku tiada, aku dipaksa menikah dengan kakak iparku, karena aku tidak cinta dan membencinya, aku menyia-nyiakan dia, hingga suatu hari tanpa aku tau dia masuk kerumah sakit, dan dokter memberi vonis kalau dia sudah meninggal, aku menangis, karena menyesal, aku ingin diberikan kesempatan untuk memperbaikinya, akankah keajaiban datang ?
ingin tau baca novel SUAMI YANG DISIA-SIAKAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Menyesal
"Bu pintunya terbuka ." Andra langsung masuk di ikuti oleh Bu Lita dibelakang.
Mata Andra nyaris keluar, hatinya berdegup kencang, pikirannya sudah kemana-mana, saat melihat Adrian tergeletak di lantai dengan darah dimulut dan tablet obat berserakan.
"Bu, Kak Adrian." Andra langsung bergegas mendekati tubuh Adrian yang tergeletak dilantai.
Bu Lita juga sama seperti Andra, dia lebih terkejut saat melihat tubuh menantu kesayangannya itu.
"Nak, apa yang terjadi, kemana Nadira, kenapa tidak merawat suaminya." Bu Lita jadi khawatir sendiri.
"Kak, kamu bisa mendengar ku ? Apa yang terjadi." Andra mengecek nadi kakak iparnya itu, ternyata masih aktif.
"Andra cepat panggilkan Nadira, kita harus membawa Adrian kerumah sakit," Bu Lita berpikir Nadira ada dirumah, makanya dia menyuruh Andra memanggilnya.
Andra langsung mencari Nadira dikamar, dan di seluruh rumah, tapi Nadira tidak ada.
Security yang mendengar suara ribut-ribut di dalam rumah, satu orang security mendekat.
"Kamu gimana bekerja, apa kamu becus bekerja, majikan kamu sudah seperti ini tapi kamu tidak tau." Bu Lita memarahi security itu.
"Bu, kak Dira gak ada dirumah." Ujar Andra yang sudah mencari Nadira di seluruh rumah.
"Maaf, Tuan, Nyonya, tadi pagi Nyonya Nadira sudah keluar tidak lama setelah tuan pulang." Security memberi tahu apa yang dia tau dan lihat.
"Apa, maksud kamu Nadira tidak dirumah gitu ? Tanya Bu Lita pada security itu.
"Benar Bu." Jawab security itu.
"Udah Bu, kita harus membawa kak Adrian secepatnya, mas, tolong bantu aku, bawakan ke mobil ku." Andra dibantu oleh security mengangkat tubuh Adrian ke mobil.
Bu Lita dengan panik, dan takut mengikuti dari belakang. Setelah tubuh Adrian dimasukkan ke dalam mobil, Andra dan Ibunya langsung kerumah sakit.
Didalam mobil, Bu Lita mencoba menghubungi Nadira, namun panggilannya ditolak.
Bu Lita juga menghubungi suaminya yaitu Pak Gunawan, dia memberi tahu Pak Gunawan kalau Adrian dibawa kerumah sakit.
Pak Gunawan sangat terkejut, dia juga langsung pergi kerumah sakit, Pak Gunawan dan Bu Lita sangat menyayangi Adrian, kedua paruh baya itu menganggap Adrian seperti anaknya sendiri.
sesampainya dirumah sakit, Andra langsung berteriak meminta perawat membantunya untuk membawakan tandu.
Perawat yang mendengar teriakan Andra, mereka segera membantu Andra, tubuh Andra didorong ke UGD.
Disana dokter Lutfi yang melihat, dia langsung memerintahkan perawat mendorong Andra keruangan rawat, dokter Lutfi segera memeriksanya.
Andra, Bu Lita, menunggu diluar ruangan, sedangkan Adrian masih ditangani oleh dokter Lutfi dan yang lain.
Pak Gunawan yang baru tiba terlihat nafasnya terengah-engah, mungkin lelaki paruh baya itu berlari di koridor rumah sakit tadi.
"Bu, Andra, bagaimana Adrian, dia baik-baik saja 'kan ?" tanya Pak Gunawan dengan nafas tersengal-sengal.
"Kak Adrian sedang ditangani didalam," jawab Andra.
"Pak, Ibu takut, Ibu takut Adrian akan -" ucapan Bu Lita tergantung karena Pak Gunawan memotongnya.
"Bu, jangan berpikir macam-macam, kita berdoa semoga Adrian baik-baik saja."
"Mana Nadira, kenapa tidak ada disini ?" tanya Pak Gunawan, matanya melihat kesegala arah mencari keberadaan Nadira.
"Tidak tau Pak, Ibu sudah meneleponnya tapi ditolak." Ujar Bu Lita jujur.
"Anak itu, kemana dia, suaminya sakit, dia malah keluyuran. Pak Gunawan merogoh ponselnya, kemudian menghubungi putrinya itu.
Pak Gunawan sudah menghubungi Nadira beberapa kali, tapi hasilnya sama seperti Bu Lita, tetap ditolak.
Tangan Pak Gunawan mengepal, mukanya memerah, sepertinya lelaki itu sedang marah pada putrinya.
"Apa kamu sudah memberitahu nak Rian ?" tanya Bu Lita pada Andra.
"Belum Bu, aku akan meneleponnya segera. Andra langsung menghubungi Rian memberitahu apa yang terjadi.
Rian sangat terkejut, dan dia langsung meninggalkan perusahaan dan pergi kerumah sakit.
Sementara di tempat lain yaitu dirumah Adrian, Nadira sudah Samapi dirumah.
Dia mencari Adrian dikamar, di dapur, dan juga sampai ketaman belakang rumah.
Namun Nadira tidak menemukan Adrian dimanapun. "Kemana dia, apa dia ke kantor ?" tanyanya mereka-reka.
Sesaat kemudian Nadira ingat, mungkin Adrian ada diruangan kerjanya.
Nadira segera melihat keruangan kerja Adrian. Diruangan itu nampak kosong, hanya ada beberapa map dan juga sebuah buku kecil yang menarik pandangan Nadira pada benda kecil itu yang bertulisan diary.
Nadira meraih buku itu, kemudian membukanya, sepertinya dia tertarik dengan tulisan tangan Adrian di buku itu, Nadira mulai membaca lembar pertama.
"Hari ini, aku menikah dengan Nadira gadis yang dulu jadi adik iparku, sebenarnya aku keberatan, tapi karena permintaan terakhir istriku, aku terpaksa menikah dengannya, aku sudah berjanji pada mendiang istriku, aku akan menjaganya dan membuatnya bahagia,tapi aku tidak bisa berjanji untuk jatuh cinta padanya." Itulah lembar pertama yang Nadira baca.
Sekarang Nadira tau kalau Adrian tidak pernah memaksa menikahinya, Nadira hanya mengira saja.
Nadira kemudian membuka lembaran kedua, disana dia semakin merasa bersalah karena di lembaran itu Adrian menuliskan tentang perhatiannya yang disia-siakan oleh Nadira bahkan tidak dihargai sama sekali.
Hati Nadia merasa sedih dan menyesal, apa lagi saat dia membaca lembaran selanjutnya dimana Adrian menuliskan tentang hartanya yang diberikan untuk Nadia semua.
Nadira membuka map yang terletak rapi dimeja, benar saja map itu berisi surat pengalihan hak milik perusahaan dan juga semua harta kekayaan Adrian yang diberikan kepadanya.
Hati Nadira semakin bersalah, penyesalannya semakin dalam, lelaki yang dia kira memaksanya menikah ternyata rela memberikan segalanya untuk dirinya bahkan tanpa ragu sama sekali.
Air mata Nadira jatuh untuk pertama kalinya untuk Adrian. Nadia tersedak dia sudah tidak sanggup menahan air matanya.
Lembaran demi lembaran Nadira baca, semakin membaca semakin sesak dadanya, apa lagi saat membaca lembaran terakhir.
"Hari ini aku merasakan tubuhku sudah tidak mampu bertahan lagi, mungkinkah hari ini hari terakhir untukku. Bila aku pergi, aku sudah tidak takut Nadira menderita, semoga dengan harta yang aku miliki bisa membuat dirinya bahagia, aku akui, aku sudah jatuh cinta padanya."
Nadira semakin terisak, dia tau sekarang kalau Adrian sudah mencintainya, ternyata Nadira juga sudah mencintai Adrian, namun egonya membuat dia menepis rasa itu.
"Jika selama bersama ku menjadi beban, maafkan aku, aku juga tidak mau memaksamu, aku juga tidak mau melihatmu terbebani, tapi semua ini aku lakukan demi janjiku pada kakakmu, ku harap kamu bisa bersabar, ini semua tidak akan lama lagi, sebentar lagi kamu akan bebas, dan aku akan pergi selama-lamanya, jangan pernah tangisi, jangan pernah menyesali, terimakasih sudah hadir dalam hidupku. Ucapan terakhirku, I LOVE YOU."
Air mata Nadira luruh bersamaan dengan tubuhnya yang ambruk dilantai.
Nadira sudah tidak sanggup lagi berkata apa-apa, tubuhnya gemetar, bermacam pikiran terlintas di otaknya.
Bersambung.
g berasa uda end ajaa..
akhir yg bahagia buat adrian n nadira
Asal jgn di prank az ma authornya
pd akhirnya kau akan menyesal nadira