NovelToon NovelToon
My Nerd Bodyguard

My Nerd Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ocean Na Vinli

Kekurangan kasih sayang dari papanya, membuat Jessica Maverick selalu mencari perhatian dengan melakukan tindakan di luar batas, hingga dia juluki sebagai manizer atau pemain pria.

Sampai-sampai pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Jessica kerap kali mengundurkan diri. Mereka tidak sanggup memantau pergerakkan Jessica yang liar dan binal itu.

Tindakan yang dilakukan Jessica bukan tanpa sebab, dia hanya ingin mendapatkan perhatian dari sang papa. Namun, bukannya mendapatkan perhatian, malah berujung mendapatkan pengawalan lebih ketat dari sebelumnya.

Felix namanya, siapa sangka kehadiran pria berkacamata itu membuat hidup Jessica jadi tidak bebas. Jessica pun berencana membuat Felix tidak betah.

Apakah Felix sanggup menjalankan tugasnya sebagai bodyguard Jessica? Lalu apa yang akan terjadi bila tumbuh benih-benih cinta tanpa mereka sadari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jatuh Cinta

Jessica semakin terkejut.

"Apa maksudnya?" Secepat kilat Jessica menarik tangannya dari Mike sambil melirik Charlie dan Aiden bergantian sekarang. Mengabaikan Mike yang tampak terkejut dengan pergerakkan Jessica barusan.

Charlie perlahan menghentikan tawa. Melirik Aiden sejenak sekali lagi. "Paman hanya bercanda kok."

"Iya Jessica, Paman Charlie hanya bercanda saja tadi, jangan dipikirkan,"kata Aiden hendak mencairkan suasana.

Pada akhirnya Jessica dapat menarik napas lega. Mengetahui bahwa Charlie yang bercanda saja tadi.

"Hmm, oh begitu, kalau begitu aku pergi ya Pa." Keinginan Jessica untuk bersantai di kantor jadi menghilang.

"Eits, tidak usah pergi, tunggulah Papa sebentar, nanti kita makan malam bersama-sama," celetuk Aiden seketika.

"Oke deh!" Jessica spontan mengembangkan senyuman. Tentu saja ajakan Aiden langsung diterima.

Setelah itu, Jessica pun pamit pada Charlie dan Aiden untuk menunggu di luar. Meski Aiden memberitahu Jessica agar duduk di sofa. Jessica tidak mau, beralasan ingin membeli buku di toko buku, yang berada di dekat perusahaan. Karena alasan utamanya karena Mike. Tatapan lelaki itu membuat bergidik ngeri.

Tak lama kemudian, tepat pukul enam lewat tiga puluh menit, Jessica dan Aiden tiba di restoran, bersama Mike dan Charlie pula.

Jessica menahan cemberut. Sebab makan malam bukan hanya berdua dengan papanya.

"Pesanlah Jessica, samakan saja menu kita," kata Aiden sambil melempar senyum pada Jessica, yang saat ini terlihat memanyunkan bibir.

"Um baiklah," balas Jessica. Lalu mulai memperhatikan menu.

"Pasta di sini enak Jess," celetuk Mike seketika.

"Jess? Sejak kapan kita sedekat itu?" Jessica mendelik sedikit. Amat sangat risih dengan Mike yang terus curi-curi pandang ke arahnya sejak tadi.

Mike malah tertawa lepas. "Oh my God, sejak tadi, maaf jika sikapku membuat kau risih."

Jessica kembali mengerlingkan mata dan mulai memilih menu makanan. Aiden dan Charlie hanya diam, saling pandang, berbicara melalui sorot mata sekarang.

Beberapa menit kemudian, makanan telah tersaji di atas meja.

"Pa, apa Felix tidak disuruh makan bersama kita, kasihan Felix pasti belum makan juga,"ucap Jessica, melirik ke belakang sekilas, di mana Felix memandang keempatnya dari kejauhan tadi.

"Kau benar, tapi dia belum memesan makanan," kata Aiden.

Jessica mengulum senyum kemudian berkata,"Papa tenang, aku sudah memesan juga untuk Felix kok tadi."

Sontak perkataan Jessica membuat Mike dilanda cemburu. Charlie yang mendengarkan obrolan ayah dan anak itu hanya diam saja, tapi memandang juga ke arah Felix sekarang.

"Oke, suruh dia ke sini," balas Aiden. Dia mulai mengambil garpu.

Jessica mengangguk cepat lalu menghampiri Felix.

Tak lama Felix pun duduk tepat di samping Jessica. Dan hal itu membuat Mike semakin cemburu.

"Apa sebaiknya pengawalmu ini makan di meja lain saja Jess, di sini kan khusus untuk kita," ucap Mike.

Perkataan Mike, membuat Jessica mulai kesal. "Apa sih? Felix itu pengawalku yang paling berjasa tahu, dia selalu melindungiku bahkan membuat hubungan dan Papaku membaik, kau tidak boleh begitu, kita tidak boleh merendahkan orang lain hanya karena perkerjaannya, ayo Felix makanlah."

Melalui sudut mata, Felix merasa menang. "Baik Nona."

Mike terdiam, di bawah meja dia mengepalkan kedua tangan, sambil melirik pelan ke arah Charlie.

"Sudah Mike, jangan diperbesar, yang dikatakan Jessica benar," timpal Charlie.

Mike mendengus, mau tak mau menyantap makan dengan rasa hambar.

"Tenanglah Mike, Jessica dan Felix hanya sebatas pengawal dan majikan, apa yang kau risaukan," terang Aiden seketika.

Ucapan Aiden membuat dada Felix menghujam. Begitu pula dengan Jessica, menyantap makanan sambil melirik keempat manusia di dekatnya sekarang bergantian.

'Kenapa Papa ngomong kayak gitu sih, aneh banget, memangnya kenapa?' batin Jessica tampak keheranan dengan perkataan Aiden.

"Hehe Paman, aku tidak risau kok, hanya merasa aneh saja karena ini kali pertama melihat pengawal duduk satu meja dengan tuannya,"ujar Mike sambil menyengir kuda.

"Hm pantas saja, bagiku semua orang itu sama Mike, dan tidak aneh kalau kita duduk satu meja dengan orang yang berkerja dengan kita, mereka juga manusia, perlakukanlah mereka selayaknya manusia." Sambil memilin pasta, Jessica pun menanggapi.

Kalimat singkat dan bermakna itu, membuat Felix jadi kagum pada Jessica. Sementara Mike, wajahnya malah memerah, menahan malu. Dia memili tak menanggapi.

"Putrimu baik sekali Aiden, entah siapa nanti yang akan menjadi suaminya." Charlie tiba-tiba menimpali.

"Entahlah, yang pasti perkerjaan dan latar belakang keluarganya harus jelas," celetuk Aiden melirik Jessica sekilas.

Entah mengapa perkataan Aiden, membuat dada Felix terasa perih. Sementara Jessica merasa gelisah pula dengan perasaannya sekarang. Jessica dilanda bingung. Makanan yang dikunyahnya pun terasa sangat hambar.

Tak berselang lama, kegiatan makan malam pun berakhir. Saat ini, Aiden, Jessica, Mike dan Charlie berada di parkiran restoran. Sementara Felix izin ke toilet sebentar.

"Kenyang sekali, terima kasih Aiden telah mengundang aku dan anakku makan bersama-sama, lain kali undanglah kami berdua ke rumahmu," ucap Charlie, tersenyum lebar.

"Hei, ini hanya makan malam saja, kau ini terlalu berlebihan, ya tunggu aku dan kau sempat." Aiden memukul pelan dada Charlie.

Charlie terkekeh pelan dan membalas dengan memukul Aiden pula.

Jessica hanya tersenyum memperhatikan interaksi Aiden dan Charlie. Seumur hidup baru kali ini dia melihat papanya tertawa lepas.

"Mereka sering begini kalau bertemu, jangan heran." Mike tiba-tiba berbisik di telinga Jessica.

Jessica sontak terkejut dengan cepat menggeser kaki. "Iya, iya aku tidak heran kok," jawabnya ketus.

Mike tersenyum tipis. "Jess, apa aku boleh meminta nomormu?"

"Tidak boleh! Nomorku itu privasi, sangat-sangat privasi! Kau ini jangan sok dekat denganku ya!" kata Jessica dengan muka juteknya.

Melihat gelagat Jessica, Mike malah tertawa lagi. Jessica membuatnya merasa tertantang.

"Ada apa ini? Sepertinya kalian sudah cukup dekat?" Charlie tiba-tiba menimpali.

"Tidak tuh, sudah dulu Paman, aku mau masuk ke mobil, aku sudah mengantuk." Tanpa mendengar tanggapan, Jessica bergegas melangkah cepat menuju mobil yang terletak di ujung parkir.

"Astaga, dia benar-benar mirip Brenda." Charlie menanggapi lagi sambil menggeleng pelan.

"Ya begitulah, kalau begitu aku pergi dulu Charlie," balas Aiden hendak pergi ke mobil.

Charlie mengangguk samar. Selepas kepergian Aiden, Felix tiba-tiba berjalan di samping sambil menunduk sejenak pada Charlie dan Mike.

Charlie dan Mike tak membalas, hanya memandang Felix dengan raut wajah datar. Felix pun kembali melangkahkan kaki menuju mobil.

"Papa ke toilet dulu, kau masuklah dulu ke mobil," kata Charlie seketika.

Mike pun patuh. Charlie bergegas kembali ke restoran lagi sambil mengambil ponsel di saku, hendak menghubungi seseorang.

"Lama sekali kau mengangkatnya hah?! Jadi bagaimana, di mana orang yang membuang bayi itu sekarang?" Baru saja sampai di teras restoran, Charlie langsung berkata. Dia sesekali melirik ke arah mobil Aiden yang saat ini meninggalkan pelataran restoran.

"Maaf Tuan, sampai saat ini pria itu belum bisa dihubungi." Di ujung suara berat pun menjawab.

"Ck kerja kalian tidak becus, segera hubungi aku jika pria itu bisa dihubungi, atau bila perlu langsung tanyakan padanya, apa bayi itu sudah dibunuh atau belum?" Charlie tampak gusar, sesekali melonggarkan dasi.

"Baik Tuan."

Setelah itu panggilan diputus.

"Sial! Sial! Semoga saja mereka tidak pernah bertemu," kata Charlie lagi,  sorot matanya mendadak menajam.

Charlie berharap Felix bukanlah bayi 27 tahun silam, yang pernah dia perintahkan untuk dibunuh.

Sementara itu di sebuah mobil, Jessica dan Aiden sedang berbincang-bincang kecil. Felix fokus mengemudi, sesekali melirik penumpang di belakang melalui center mirror.

"Jessica, bagaimana menurutmu Mike?" tanya Aiden seketika.

Meski keheranan kala topik pembicaraan diganti, dengan sedikit malas Jessica terpaksa menjawab.

"Iya begitulah, penampilannya rapi." Jessica tak mau melukai perasaan Aiden. Apalagi Aiden dan Charlie sepertinya sangat dekat.

"Rapi? Hanya itu?" Aiden tampak penasaran bagaimana respons Jessica tentang Mike. Setelah berpikir, ia berencana akan menjodohkan Jessica dengan Mike.

"Ya, rambutnya rapi seperti Papa, kalau sifatnya aku belum bisa langsung menyimpulkan Pa, baru juga kenal sehari." Dengan hati-hati Jessica pun menjawab.

Aiden mengangguk samar. "Benar juga."

Berbeda dengan Felix, mendengar kata 'rambut rapi' dia spontan menyentuh rambutnya yang sedikit panjang.

Setelahnya tak ada lagi, perbincangan mata Jessica tampak sayu dan dia sesekali menguap, padahal waktu baru menunjukkan pukul sembilan malam.

Sesampainya di mansion, Aiden pamit lagi pergi ke perusahaan. Emmet sudah terlebih dahulu datang. Melihat ayah dan anak itu berpelukan sebentar.

Selepas kepergian Aiden, Jessica melangkah masuk sambil memperhatikan beberapa tukang lalu lalang di lantai satu, sebab ada renovasi di salah satu ruangan. Jessica tidak tahu ruangan apa yang direnovasi, tapi yang jelas Aiden memberi perintah harus cepat diselesaikan.

Karena mengantuk, Jessica mempercepat langkah kaki. Sampailah dia di lorong kamar. Jessica cepat-cepat membalikkan badan.

"Nona senang hari ini?" tanya Felix seketika.

"Senang dong! Senang sekali!" Dengan mata sayu, Jessica tanpa sadar tersenyum lebar.

"Jangan tersenyum Nona."

"Hah?"

"Iya jangan senyum, Nona bisa membuat saya jatuh cinta sama Nona."

1
Atalia
oke ditunggu yaa author
Atalia: semangat terus yaa dan selalu sehat author😁
total 2 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
misteri nih si Felix jangan2 anak orang kaya juga
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
wah mike yang bakal di jodohkan dengan Jessica
mur:ciyuah
aku penasarannya ama felix...gimana mo focus ya felix..wong kepala atas bawah nyut nyutan...lum tertuntaskan🤭🤭😄😄🤭🤭🤭🤭apa lagi disugui penampilan jesica yg sexi..maki. puyeng tu felixxx..
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
woy stela terserah Jesika mau pake baju apa pun dia yang punya rumah...ingat kamu itu hanya ibu tiri cuma benalu di rumah itu
Zalirang
dinikahin nih🤣🤟
Era Simatupang
hahahaa mampus 🤣🤣🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
nah loh 🤣... kelabakan pasti wkwk
mur:ciyuah
felix dab nggak kuat iman nya ....jes ..mana ada kucing dikasih ikan goreng crispi..nggk mau....yg ada pasti langsung diterkam ..hammmmammmmmm...klakuan si kucing garong...
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya ampun sama2 edyan wkwkk ..malu nya 🤣🤣
mur:ciyuah
duh malunya kalian berdua.....deal sama sama malu maluin...mending ajak nikah felix aja jes...
mur:ciyuah
jessica ini emang gila....
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
bengek emang Jesika ini wkw
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
romantis si Felix inget ultah nona nya
Lestari Ami'ne Zia
uchhh tmbh seruuu uuppinn thor
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
kasian ya Jessica bukan salah dia dong kalo ibu nya meninggal karena biar dia tetap hidup harusnya si Aiden malah sayang bener bukan cuek ...

siapa pulak itu yang datang
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
wkwk hukuman yang menyenangkan bukan wkwk
Lestari Ami'ne Zia
up up upiiinnnn thorr ceritanya mkin bagus AQ syuka
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
kok bapak nya kaya orang bego ya ...diem aja anaknya di aniaya terus sama bini muda nya ..di fitnah hadeh
Ariany Sudjana
Aiden ini bodoh, lebih percaya sama dua nenek lampir daripada putri kandungnya sendiri. kapan sih mata Aiden akan terbuka, kalau dua nenek lampir ini ular berbisa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!