Setelah mati karena habis usia, Lu Tian mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang pemuda miskin yang merupakan seorang lulusan ujian negara tingkat dasar di desa Yekhong.
Tidak ada harta, tidak ada ladang dan rumah tidak layak huni. Bahkan untuk makan pun hanya mengandalkan sayur liar dan air sumur.
Ditengah itu, bahkan peraturan pemerintah menambah beban nya untuk memiliki istri, jika tidak maka dia harus menjadi pekerja rodi?
Dengan kemampuan dan pengalaman nya sebagai orang kaya generasi pertama yang memulai dari tanah basah hingga teknologi maju. Lu Tian tidak khawatir untuk hidup, mendapatkan sistem yang hanya memperlihatkan statistik? Bukan masalah besar, gunung di desa ini penuh dengan sumber daya!
Tetangganya. "Awalnya dia hanya seorang sarjana rendah yang miskin, setelah memiliki istri dia mendapatkan uang banyak. Memberikan alasan itu hasil menjual herbal dari gunung? Saya sulit percaya"
#Dibuatawal17Agustus2025
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAS( BY.AR), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Begitu sampai ia mendapati rumah yang ia tinggali dengan ketiga istrinya telah hangus menjadi arang, nyaris tidak berbentuk.
Li Xicai sedang memimpin beberapa warga lain untuk membersihkan puing-puing yang tersisa.
Saat melihat Lu Tian berlari mendekati Lu Nian, dua tangan nya di tarik oleh dua orang...
Sementara Lu Shi dan Long Ye segera mendekati sepupu mereka.
Lu Nian tampak lusuh, wajah nya hitam karena jelaga, rambut awut-awutan, dan seluruh tubuh di penuhi debu dan asap.
Jelas sekali bahwa dia lah yang paling berjuang keras saat kebakaran terjadi.
"Sepupu..." Long Ye dan Lu Shi melihat keadaan Lu Nian dengan mata yang berlinang.
Air mata Lu Nian tumpah. "Hidup kita baru saja membaik, kenapa kita tidak di izinkan bahagia sedikit... " Suaranya tercekat, untuk sementara di dipenuhi rasa bersalah. Seharusnya dia menjaga rumah, bukan pergi ke hutan dan menangkan kelinci. Sekarang walaupun dia menangkap kelinci namun rumahnya hangus, itu tidak sepadan.
Kalau akhirnya seperti ini, kenapa di awal-awal dia seperti di berikan harapan?
Saat Lu Shi, Long Ye dan beberapa warga mencoba menenangkan nya...
Tiba-tiba sebuah suara sinis memotong suasana...
"Aku sudah bilang dari awal, Lu Nian itu perempuan pembawa sial. Tapi Lu Tian ini keras kepala, tak mau dengar. Sekarang lihat sendiri, rumah nya ludes terbakar, benar-benar kasihan!"
Sun Madang muncul dari kerumunan, wajah nya penuh dengan kepuasan dan rasa puas hati melihat penderitaan orang lain.
"Aku rasa Lu Nian memang harus di usir dari desa Yekhong, hari ini rumah mereka yang terbakar, siapa tahu besok giliran rumah kita? Kita semua itu hidup pas-pasan, menabung dari makan garam dan sayuran liar kalau rumah ikut-ikutan terbakar, kita mau tinggal dimana?"
Sun Madang mulai memanfaatkan momen, membakar emosi dan memprovokasi warga desa.
Ia pandai memainkan lidah, menciptakan tekanan sosial yang semakin besar.
"Sun Magan memang ada benar nya... " Seseorang berkata ragu.
Sun Madang melihat nya dan lagi menambahkan api. "Betul! Kita tidak bisa biarkan orang pembawa sial tinggal di desa ini!! "
Beberapa warga yang awalnya hanya menonton mulai terpengaruh dan dalam hati membenarkan dengan penuh pertimbangan dan keraguan...
"Kalian semua omong kosong! Sepupu ku bukan orang pembawa sial!! Suamiku sendiri bilang sepupu ku adalah orang pembawa berkah!"
Teriak Lu Shi, berdiri di depan Lu Nian dengan mata berkaca-kaca. Sementara Long Ye ikut di samping Lu Nin, menenangkan nya dari dekat.
"Sepupu ku adalah perempuan pembawa berkah! Suami ku sendiri yang bilang!" Long Ye yang terbiasa dewasa dan kalem juga tanpa ragu berteriak.
Mereka tak akan biarkan siapapun menginjak harga diri keluarga nya, terutama setelah semua yang telah mereka lalui.
Sun Madang tertawa dingin menanggapi...
"Pembawa berkah? Lu Tian itu cuma kutu buku to*lol! Apa yang dia tahu? Bukankah sepupu mu yang menyebabkan tunangan nya mati? Semua orang di sekitar sini tahu, Lu Nian itu perempuan pembawa sial! "
Di daerah ini siapa yang tidak pernah mendengar kabar Lu Nian membawa maut bagi pria yang melamarnya?
Perempuan seperti itu di mata mereka, tak lain adalah lambang nasib buruk.
"Kamu!!"
Lu Shi ingin membalas namun di tahan oleh Lu Nian.
"Shi Shi... Yeye"
Lu Nian menoleh kepada kedua sepupunya dengan penuh kepedihan.
"Mulai sekarang kalian berdua hiduplah baik-baik bersama suami. Suami orang yang baik, dia pasti akan memperlakukan kalian dengan sangat baik."
Ucapan lembut namun sarat akan keputusasaan.
Lu Shi dan Long Ye saling pandang dengan eskpresi membeku. "Sepupu, apa yang kamu katakan ini?!"
"Aku memang perempuan pembawa sial, selama aku disini aku hanya akan membawa bencana pada kalian dan suamiku," ucap Lu Nian serak penuh rasa bersalah.
Matanya menatap puing-puing rumah yang hangus lalu menyapu wajah-wajah para warga.
Semua orang menatap nya dengan ekspresi tidak percaya, seolah membenarkan bahwa api itu datang karena Lu Nian.
Lu Nian adalah sumber malapetaka
Pikir mereka, jelas sangat mempercayai. Bibi Zhang berulang kali ingin maju membela namun suaminya menahan, biasanya dia tidak akan menuruti perkataan suaminya. Namun kali ini suaminya sangat serius, karena jika mereka maju membela mereka seolah menentang kepercayaan orang-orang itu. Terutama para tua juga sepertinya mempercayai bahwa Lu Nian adalah pembawa sial.
Bibi Zhang memang memihak Lu Tian, namun kali ini dia hanya bisa meminta maaf terutama dalam hatinya juga mulai terbawa hasut, meski melihat Lu Nian dengan iba.
"Aku tahu siapa diriku, aku akan pergi dari desa Yekhong, tapi Shi Shi dan Yeye bukan pembawa sial." katanya tegas.
Namun...
"Siapa yang tahu bahwa sepupu mu nanti juga akan membawa bencana juga? Kalau kamu pergi, kalian berdua juga harus pergi! Desa Yekhong tidak butuh orang-orang pembawa sial!"
Sun Madang langsung memanfaatkan kesempatan.
Ia tak sudi membiarkan Lu Nian hidup begitu saja, apalagi tetap membiarkan Lu Tian hidup damai.
Hari ini dia akan membuat semuanya merasakan akibatnya karena Lu Tian berani menghajarnya.
"Kamu-"
"Sun Madang, dasar manusia keparat!"
Sebelum Lu Nian sempat bicara, tiba-tiba terdengar teriakan marah dari belakang Sun Madang.
Dan dalam sekejap---
Plakkk!
***
Like dan Komentar guys, pagi tadi author lomba, jadi sempet update nya sekarang... Mohon do'a nya semoga lolos, soalnya baru penyisihan~🐤
cerita mu selalu ditunggu kakak, semangat😍
semangat kakak ~
semangat kakak