Terbit setiap senin & jumaat.
Bima seorang detektif swasta yang macho dan keren. Yang dulunya adalah seorang polisi hebat. Dapat job untuk mencari dimana kepala mafia berada. Namun disatu sisi, dia pun harus melindungi seorang wanita. Yang merupakan tokoh kunci dalam sebuah kasus. Namun juga, dicurigai terlibat dalam kasus tersebut. Seharusnya dia profesional dalam menjalani pekerjaannya. Bukankah sudah hal biasa dia menghadapi wanita dengan segala macam bentuknya. Namun entah mengapa, kali ini beda. Diam-diam ternyata dia jatuh hati. Sekarang yang jadi bahan pertanyaan, beranikah dia mengakui perasaannya sedangkan dia lagi menjalani tugas penyamaran?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonelondo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benar-Benar Licin!
Putra bergegas berjalan ke mobil dinasnya. Salah satu pengawalnya sudah menunggunya di depan pintu mobil. Pintu untuk tempatnya duduk alias di belakang pengemudi.
Setelah Putra tiba, orang itu kemudian membuka pintu.
"Silahkan, Boss..."
Putra segera masuk, dan orang itu serta pengawal Putra yang lainnya. Alias yang berada di luar mobil. Segera naik ke kendaraan mereka masing-masing. Lalu mereka semua meluncur pergi.
Hari ini Putra datang ke kantor barunya. Alias hari pertama dia bekerja sebagai kepala area Jakarta Pusat.
Setelah menempuh perjalanan, nggak lama mereka tiba di tujuan. Setelah Putra keluar dari mobil, dia berjalan masuk ke dalam gedung.
Sebelum mulai bekerja, Putra berkeliling dulu untuk melihat situasi di sana. Sekaligus biar paham isi di dalam kantor itu, dan dia didampingi oleh asistennya. Yang sebelumnya sudah menyambutnya di depan pintu masuk, dan memperkenalkan diri.
Tiap Putra melintas atau memasuki ruangan. Anak buahnya yang melihatnya langsung menghentikan aktifitasnya, dan memberi hormat.
"Boss!"
"Boss!"
"Boss!"
Kantor itu jenis bangunannya bukan seperti kantor pada umumnya. Ya, namanya ini kantor geng. Apa lagi ini kantor kepala geng area. Jadi segala sesuatunya harus dipikirkan. Seperti keamanan, dan lain sebagainya.
Jadi kantor itu sebenarnya bagus. Cuman dilapisi 2 pagar tinggi yang setara dengan bangunan kantor itu. Termasuk pintu gerbangnya sama tingginya. Jadi kalau mau ke bangunan itu harus melewati 2 pintu gerbang. Istilahnya penjagaannya jadi berlapis. Dan kalau dari tampak luar kantor itu seperti benteng. Tapi memang kalau dipikir-pikir tiap-tiap kantor yang memiliki jabatan tinggi di geng itu kantornya seperti benteng. Termasuk tempat-tempat penting di geng itu. Salah satu contohnya seperti sektor 5.
Di dalam kantor itu semua terlihat mewah. Namun juga terkesan gelap. Selain anak geng yang mempengaruhi suasana itu. Namun cat dinding memang banyak menggunakan warna hitam, serta lambang geng banyak menghiasi sana-sini. Juga beberapa pucuk senjata beserta isinya selalu ada di tiap-tiap ruangan, dan masih banyak lagi yang mempengaruhi hal itu. Dan sepertinya keberadaan senjata itu di tiap ruangan. Gunanya agar mereka selalu siap jika terjadi sesuatu tanpa perlu ke gudang.
Dan di sana, terpasang jebakan yang tersistem oleh tekhnologi tinggi. Seperti contoh orang gak dikenal mau masuk ke tempat itu. Sebelum masuk badannya sudah terdeteksi terlebih dahulu di pintu. Mungkin karena geng itu punya data base anggota. Jadi kalau sosok orang itu gak cocok akan terdeteksi. Nah! Nanti kalau terdeteksi lampu peringatan akan menyala, dan orang itu akan di tembak oleh laser. Jebakan itu bukan hanya di pintu masuk saja. Tapi juga di depan ruangan-ruangan penting. Seperti ruang CCTV, ruang data, ruang kepala area, dan lain sebagainya. Serta jenis jebakannya modelnya tidak sama alias beragam. Namun tentunya, kalau orang luar yang masuk sebagai tamu. Maka semua jebakan itu akan di nonaktifkan.
Di sana juga, pastinya dilengkapi CCTV, penjaga, dan sniper.
Setelah berkeliling, Putra masuk ke ruangannya. Kemudian asistennya yang bernama Rizal menyampaikan sesuatu dulu sebelum pergi. Termasuk menyerahkan berkas laporan yang dikerjainya. Selama kursi kepala area Jakarta Pusat itu kosong.
"Pak, ini berkas laporan yang saya kerjai selama ini. Sebelum Bapak menjabat."
"Oh! Oke!"
"Dan nanti siang, Bapak harus menghadiri rapat dengan Ketua."
Sebenarnya saat ketemu orang itu Putra rada bingung. Kenapa? Karena dia gak dikasih tahu punya asisten. Termasuk ini, bisa-bisanya asistennya lebih dulu tahu hal ini dari padanya. Tapi ya sudah lah, dia ikuti saja alurnya.
"Oke!" balas Putra lagi.
Pagi telah berlalu dan siang telah datang. Sekarang ini Putra sedang dalam perjalanan menuju tempat rapat. Yang berada di sektor 3. Memang tempat biasa untuk para petinggi geng itu melakukan pertemuan. Namun karena Putra baru memangku jabatan itu, jadi dia baru tahu.
Setiba di sana, Putra turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam. Dengan mata diam-diam mencermati. Ya! Di mana pun tempat baru yang dikunjunginya di geng itu. Apa lagi tempat penting. Dia selalu begitu.
Konsep bangunannya sebenarnya nggak beda jauh dengan tempat penting yang lainnya di geng itu. Cuman yang membedakan di tempat itu tersedia tank. Sepertinya gunanya untuk kepala mafia itu lari. Jika terjadi sesuatu hal tak terduga.
Ya! Putra masih berpikir sesuai pemahamannya selama ini. Alias kalau dia sudah memangku jabatan kepala area. Maka dia akan bertemu kepala mafia itu secara langsung.
Namun sepertinya dia akan menelan pil pahit. Karena setelah dia masuk ke ruangan rapat. Matanya sedikit terpana. Kenapa? Karena rupanya gaya pertemuan mereka sama seperti timnya. Alias orang yang punya jabatan sangat tinggi berada di layar. Sedangkan sisanya di dalam ruangan meeting.
Kurang ajar ini Pecundang! Beraninya main di belakang layar!
Putra memaki geram kepala mafia itu didalam hati. Gimana nggak? Tentu atas ini, tugas penyamarannya jadi panjang. Juga kalau begini, berarti dia harus menyusup ke kantor Wandi, atau ke sektor 3 ini, atau ke tempat yang dianggapnya layak untuk dicurigainya. Demi mencari jejak kepala mafia brengsek itu.
Telah hadir di ruangan itu 4 kepala area. Termasuk Mister James telah berada di layar. Putra hadirnya belakangan.
Setelah dia basa-basi sebentar, alias memberi salam. Lalu Putra bergabung bersama mereka. Maka rapat dimulai.
"How do you feel after taking that position?" Mister James bertanya ke Putra.
Artinya. Gimana perasaanmu setelah memangku jabatan itu?
"I am honored to hold that position."
Artinya. Saya merasa terhormat memegang posisi itu.
"That's great! And about your job, submit all reports to Wandi."
Artinya. Itu bagus! Dan tentang pekerjaanmu, serahkan semua laporan ke Wandi.
Putra didalam hati mendelik. Karena dari ini semakin terang benderang betapa pentingnya Wandi.
"Oh! Oke, Boss."
"You've probably heard of Tugu Tani. But you probably don't know why I gave you a job to Tugu Tani yesterday. I want to expand your territory. I'll hand over the project to you. But you can only operate a gambling establishment there. So, you must do your best to keep the area busy. Cause we only operate gambling establishments there."
Artinya. Kamu pasti sudah dengar Tugu Tani. Tapi kamu pasti tidak tahu kenapa saya kemarin kasihmu tugas Tugu Tani. Saya ingin memperluas wilayahmu. Saya serahkan proyek itu padamu. Tapi kamu hanya bisa buka judi di sana. Jadi, kamu harus berusaha sebaik mungkin untuk menjaga daerah itu tetap ramai. Karena kita hanya mengoperasikan tempat perjudian di sana.
Ya! Sesuai instingnya kemarin tentang Tugu Tani. Kalau Ketua akan seperti ini. Maka Putra menjawab...
"Oke, Boss!"
"Actually, there's nothing important at today's meeting. I just wanted you to sit down together. After yesterday only four regional heads attended." Ketua berbicara ke semua.
Artinya. Sebenarnya, tidak ada yang penting dalam rapat hari ini. Saya hanya ingin kalian duduk bersama. Setelah kemarin hanya hadir empat kepala area.
"Oke, Boss!" jawab mereka serempak.
"So I want you all to stay united. Maintain good relations, and work well."
Artinya. Jadi saya ingin kalian tetap kompak. Menjaga hubungan baik dan bekerja lah dengan baik.
"Oke, Boss!" jawab mereka lagi.
Kemudian selanjutnya mereka pada berbincang-bincang santai di sana.