warning!!
terdapat umpatan dan **** ***** bijaklah dalam berkomentar
karya ini merupakan karya asli author!
jika ada kesamaan tempat, nama dan waktu itu bukan kesengajaan!!
Aurora steffani Leandra, seorang gadis yang terpaksa menerima takdir jika dirinya telah dijual oleh sang ibu tiri demi uang, dirinya dilelang pada sebuah perkumpulan mafia dan bos besar. hingga akhirnya seorang mafia kejam bernama Liam Emiliki Kyler membelinya. bagaimana nasib Aurora??
silahkan membaca kelanjutanya berikut..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyku_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Aku bilang buka, Aku mau lihat" ucap Aurora lagi
Liam menghela nafas lalu membuka jas yang ia gunakan namun kemeja yang ia gunakan masih menutupi lengannya yang terbalut perban
"Buka lagi"
***
"Kamu mau aku tidak berpakaian di sini??"
"Aku cuma mau lihat"
Lukas hanya menggeleng dan kembali membuka kemejanya hingga dada bidang berotot itu terpampang sempurna dihadapan Aurora, aurora menatap pada lengan dan dada lukas.
"Kau kenapa? banyak sekali luka ditubuh mu, kau berkelahi??"
Aurora menyentuh pelan terlihat banyak bekas luka disana.
"Bukankah itu sudah biasa, bagi seorang mafia?"
"Tapi apa.... Kau tak merasa sakit"
"Tentu saja sakit, baiklah... apa sudah selesai melihatnya??" Aurora mengangguk "aku pakai lagi ya pakaianku" Aurora kembali mengangguk pela
"Aku mau pulang!"
"Kau mau dirawat di Mansion saja??"
"Iya"
"Baiklah aku akan mengurus semuanya, kita pulang jika maumu seperti itu"
Lukas yang sudah merapikan pakaiannya kembali kini merogoh saku jas nya dan menghubungi Dori yang ada di luar ruangan untuk mengurus kepulangan Aurora.
"Tapi Tuan, mungkin Nona belum bisa pulang hari ini juga?"
"Aku tak mau tahu dori kau harus mengurus hari ini juga!"
"baik tuan"
Aurora yang sedari tadi memperhatikan lukas hanya diam dan tak berbicara lagi ia tersentuh akan sikap lukas yang begitu menuruti semua apa yang diinginkan namun, tetap saja keinginannya untuk pergi masih merajalela dihatinya saat ini.
baru saja Lukas ingin mendekat pada Aurora kembali suara dering ponsel terdengar lagi, Lukas menerima panggilan dari seorang wanita
"Datang saja ke kantorku besok!"
Aurora meremas seprai nya hatinya kesal melihat Lukas yang seperti meladeni seorang wanita yang kini menghubunginya
'Tidak... tidak Aurora kau tidak cemburu, kau membencinya Terserah dia mau bicara dengan wanita manapun, ingat kau cuma menunggu waktu enam bulan saja setelah itu kau bisa pergi dan bebas seperti dulu'
Lukas kembali menyimpan ponselnya dan mendekat pada Aurora namun wanita itu dengan cepat memalingkan wajahnya dan menutup matanya
"Kau kenapa??"
"Aku mau tidur"
"Benarkah?"
Tidak ada jawaban dari Aurora Lukas menghela nafas kembali ia memilih duduk di sofa dan hanya memperhatikan Aurora dari kejauhan Baru kali ini ia harus berjuang keras untuk mendapatkan seorang wanita yang ia inginkan Padahal selama ini wanita lain yang datang padanya dan menyerahkan diri.
Tak ada amarah di wajahnya saat ini tapi ia tahu, jika Aurora hanya merajuk entah karena alasan apa
Setelah cukup lama menunggu pintu ruangan itu terbuka dan dokter Jimmy masuk untuk memeriksa keadaan Aurora lagi
"Tuan lukas sebenarnya Nona Aurora belum boleh pulang hari ini, tapi karena anda menginginkan hal itu, saya akan menyuruh dua orang perawat untuk mengontrol kesehatan pada nona Aurora, apa anda mengizinkannya?"
"Tentu saja lakukan..."
Dokter Jimmy mengecek semuanya dan tak Berapa lama dua orang perawat masuk ke dalam ruangan itu dua wanita muda yang terlihat cantik dengan seragam mereka
Salah satu diantaranya tak berkedip saat menatap pada Lukas Bahkan ia menggigit Bibir bawahnya. Aurora yang melihat itu kembali ke kesal
"Dasar perawat aneh" batin Aurora
Lukas mendekat saat dokter Jimmy melakukan pemeriksaan dan keluar dari sana perawat yang tadi memperhatikan lukas mencari celah untuk bisa dekat namun dengan cepat Aurora mengambil kesempatan itu
"Awww" teriak Aurora
Lukas sontak mendekat "ada apa?"
"Kepalaku sakit... Aku mau pulang sekarang!"
"Iya kita pulang"
Salah satu perawat menyiapkan alat medis yang akan ia bawa sedangkan perawat yang satunya mencari celah untuk menarik perhatian, perawat seksi itu Mencoba membuka kursi roda yang tertutup ia terlihat kesulitan dengan sesekali melirik lukas.
"Tuan apa anda bisa membantu saya, membuka kursi roda ini" ucapnya dengan suara lembut
"Baiklah"
Namun belum sempat melangkah Aurora menahan dengan menggenggam tangan nya. Lukas menoleh dan menatap pada Aurora
"Aku pulang"
"Tak mau pakai kursi roda itu?"
"Lalu??"
"Gendong, aku mau kau gendong aku!" ucap Aurora pelan sebenarnya ia malu namun rasa kesalnya pada si perawat membuat Aurora bersikap manja
"Baiklah apapun maumu" Lukas menelusup kan kedua tangannya pada tubuh Aurora dengan Aurora yang melingkarkan kedua tangannya pada leher luka
Perawat cantik itu nampak kesal karena gagal menarik perhatian korbannya dengan pasal yang merebut tas dari partner kerjanya
"Hei kau kenapa??"
"Jangan banyak tanya kau pegang saja infus nona itu"
Sang teman hanya menatap dan melangkah menuju Aurora lalu mereka semua keluar dari sana
Aurora tersenyum senang bisa seperti sedang mempermainkan sebuah permainan dan tentu saja ia tak mau kalah
"Aku ratunya... Jangan harap kau bisa mengalahkan aku.... dasar ulat bulu"
Lukas menggendong Aurora dalam pelukan diikuti Seorang perawat yang memegang infus yang masih Aurora gunakan
Lily dan juga Marco serta Sony melangkah di belakang mereka salah satu suster genit juga tak jauh melangkah di antara mereka
Saat tiba di parkiran beberapa mobil mewah berwarna hitam sudah berjejer menunggu lukas dan aurora
Si perawat genit membulatkan mata tak percaya 'ya tuhan semuanya mobil mewah Jika Aku berhasil mendapatkan laki-laki Itu, sudah pasti aku bisa menikmati semua ini'
ia menatap pada Lukas yang menggendong Aurora Ia memang terpesona pada ketampanan seorang lukas. namun, saat melihat Aurora yang menempelkan wajahnya pada dada bidang Lukas perawat itu menatap Aurora malas
Seorang sopir dengan cepat membukakan pintu mobil untuk Lukas dan Aurora Lukas menoleh pada layla
"layla pegang infusnya"
"Baik"
Dengan langkah cepat Laila mengambil infus yang tadi dipegang oleh si perawat.
Dengan cepat tugas mendudukkan Aurora lalu ia pun masuk dan tanpa malu si perawat seksi juga ingin duduk di samping lukas melihat itu tentu saja lukas merasa aneh
dori yang melihat gelagat aneh itu pun sontak mendekat
"Kau di mobil lain, tidak di sini, mobil ini hanya untuk Tuan Lukas dan nona aurora saja" ucap Dori menatap tajam pada perawat yang mendekat
"Tapi Tuan saya bisa memegang infus Nona Aurora"
"Tidak usah ada maid pribadi nona yang memegang nya"
"Akhhh baiklah" tuan
Dengan kesal berusaha ia tutupi si perawat seksi melangkah menjauh dan masuk ke dalam mobil lainnya
Begitu juga dengan Laila yang kini duduk di samping Aurora sambil memegang infus
Mobil pun melaju meninggalkan area rumah sakit menuju Mansion mereka. Aurora gini bersandar pada dinding kursi mobil
Namun sebuah tangan besar menelusup dibalik punggungnya menarik tubuh itu masuk kedalam pelukan
"Lepas"
"Jangan menolak ku aurora"
Aurora diam ia ingat jika selama enam bulan ini ia harus menuruti semua kemauan lukas. Layla yang melihat moment itu tersenyum senang ia sangat berharap jika nona mudanya bisa membuka hati untuk sang mafia sehingga rencana untuk kabur bisa diurungkan.