Hana, sosok istri bertubuh gendut terpaksa harus menelan pil pahit saat suaminya melemparkan sebuah surat perceraian tepat mengenai wajahnya.
Ternyata menjadi sosok istri baik dan penurut saja tak membuat Bagas merasa bangga. Nyatanya, Hana harus menerima kenyataan bahwa suaminya berselingkuh dengan sang adik tiri lantaran tubuhnya sudah tak semolek dulu lagi.
Tiga tahun pasca kejadian itu, Hana datang kembali dengan penampilan fantastis dan juga drastis. Inilah saatnya ia mengacaukan hidup Bagas dan si Adik tirinya yang tak berperasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adinasya mahila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 : Dilabrak Bunga
“Malu tahu! dalaman siapa coba yang kamu bawa-bawa,” ucap Hana. Ia masukkan barang itu ke kantong baju Bagas dengan sedikit memaksa.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi, saat aku selesai berdansa aku tidak melihatmu. Kamu sudah tidak ada di kursi, karena aku masih ingin bersenang-senang, jadi aku tidak mencarimu. Lagi pula kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa, Jangan-jangan kamu pikir aku dan kamu …. ”
Hana menyipitkan mata, dia buat Bagas salah tingkah dan menggaruk tengkuk.
“Berhenti berpikiran mesum Bagas!”
Hana menggeleng dan bersedekap dada. Saat masih berbicara berhadap-hadapan, mereka tidak tahu bahwa Bunga ternyata sedang mengintai. Karena suaminya tidak pulang kerja tepat waktu, wanita itu sengaja menyusul ke kantor. Bak mata-mata internasional, Bunga menunggu di dalam taksi. Pemandangan yang dia dapati sekarang membuat darahnya mendidih. Ia pun mengepalkan tangan karena menyadari satu hal, bagaimana mungkin keduanya tidak akan bertemu jika suami dan kakak tirinya itu satu perusahaan.
Bunga juga melihat dengan jelas tadi, saat Bagas menunjukkan dalaman berwarna merah mencolok itu ke Hana, membuat anak tunggal Tantri itu kian meradang. Mungkinkah yang tidur bersama Bagas adalah Hana?
Bunga menggelengkan kepala menolak pikiran yang sedang terlintas dalam benak, hingga dia melihat Hana masuk ke dalam mobil. Wanita itu meminta sopir taksi untuk membuntuti, rasanya hal seperti ini pernah terjadi, bedanya dulu Hana yang sedang berada di dalam taksi dan memergoki Bagas berselingkuh dengannya.
***
Baru saja turun dari mobilnya dan berjalan menuju lift, Hana sudah ditahan oleh Bunga. Adik tirinya itu mencekal lengan dan membuatnya menoleh paksa.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Hana murka karena sebuah tamparan mendarat di pipinya.
“Jangan dekati mas Bagas!” ujar Bunga dengan mata yang menyala-nyala.
Namun, bukannya takut Hana malah balas menjambak rambut Bunga sampai kepalanya mendongak ke atas. Meski tahu ada perkelahian, beberapa penghuni apartemen memilih untuk bersikap cuek, tapi ada saja penghuni yang usil, dan memilih merekam pertengkaran dua wanita itu.
“Apa kamu tidak merasa de javu mengucapkan itu? tiga tahun yang lalu bukankah aku juga memintamu melakukan itu, meninggalkan Bagas, tapi apa yang kamu katakan? Dengan bangga kamu menghinaku, sekarang berlutut di kakiku jika kamu ingin aku menuruti apa katamu.”
Hana melepas rambut Bunga dengan kasar, dia bahkan menepis tangan sang adik tiri yang hampir menamparnya lagi. Hana menggenggam erat sampai Bunga berteriak kesakitan. Wanita itu pun menghempaskan tangan pelakor yang takut dipelakori itu dengan kasar.
“Aku akan mengadukanmu pada Ayah, kalau kamu berniat merebut suamiku,” ancam Bunga yang malah sukses membuat Hana terbahak.
“Ah … aku takut sekali.” Hana sengaja membuat wajahnya nampak menjengkelkan, lantas kembali menatap tajam pada Bunga.
“Apa kamu pikir aku takut? Kamu pikir aku bisa kamu ringsak seperti tiga tahun lalu? jangan mimpi! Aku dulu memang terlalu bodoh dan naif, tapi sekarang aku punya segalanya, tubuhku seksi, lihat lengan tanganmu- menggelambir.”
Hana tersenyum dengan sudut bibir, merasa bahwa body shaming yang pernah dia terima harus dibalas juga, meski salah tapi untuk wanita yang sedang mendendam seperti Hana, jelas tidak akan pernah mempertimbangkan hal itu.
“Mengadu saja sana! kalau kamu takut rantai saja suamimu di rumah dan jangan perbolehkan dia keluar rumah.”
Senyuman Hana kali ini semakin menjengkelkan, tapi dia tertegun lalu melotot melihat seseorang mendekat ke arahnya dan Bunga, di saat itu Bunga mengambil kesempatan dan hampir saja menampar pipinya lagi. Namun, kali ini gagal karena sebuah tangan mencekal lebih dulu dari belakang.
“Jangan ikut cam-“
Bunga yang menoleh pun melotot tak percaya.
“Pa-pa-pak Kelana.”
“Apa yang mau kamu lakukan ke calon istriku? menamparnya?”
“A-a-apa calon istri?”
_
_
_
_
Happy ngabubuREAD
Poin + Vote + Komen
tidak ada pembenaran untuk perselingkuhan, alasannya hanya satu yaitu nafsu, nafsu ingin memiliki yang lebih dari apa yang sudah mereka miliki. l