Extraordinary System

...Bab 27. Uji Coba...

Seminggu setelah Juan serta Alina memberikan formula obat saraf otak dan Itulah nama yang diberikan Juan dan Alina. Pak Jorge meminta Juan dan Alina untuk bertemu dengan nya di ruang kepala sekolah. Juan pun pergi ke sana yang mana Alina sudah datang terlebih dahulu.

"Hei, Juan." sapa Alina sambil melambaikan tangan saat Juan memasuki ruang guru.

Juan hanya tersenyum dan melanjutkan langkah nya. Didalam ruangan itu selain ada pak Jorge dan Alina, ada juga Bu Maya yang juga sudah duduk disofa satu.

"Juan, silahkan duduk!" seru Bu Maya.

"Baik, Bu."

Juan pun duduk disofa samping bersama Alina sedangkan, ada Pak Jorge yang duduk dihadapan Juan dan Alina.

Juan yang melihat semua orang telah berkumpul. Juan pun membuka obrolan.

"Bu Maya, Pak Jorge. Ada apa memanggil ku dan Alina ke sini?"

Bu Maya pun tersenyum seraya menatap bangga Juan. "Tunggu, ada seseorang yang ingin menemui kalian?!"

Juan pun melihat kearah Alina namun, Alina menaikan kedua bahunya lantaran dia juga tidak tahu.

Beberapa saat kemudian, seorang pria yang seumuran dengan Bu Maya masuk kedalam Ruang. Pria itu terlihat sosok pria yang berpendidikan. Bu Maya dan Pak Jorge pun berdiri dan menyambut pria tersebut.

"Selamat datang Professor Doctors Haikal!" ucap Bu Maya seraya memberikan tangannya.

"Iya, terimakasih telah mengizinkan saya untuk datang kesini," ucap Prof. Haikal.

Seusai mengatakan itu, Pak Haikal melihat kearah Juan dan Alina.

"Jadi, kalian kah Penemu formula obat saraf otak, Juan Prakoso dan Alina Nasya," ucap Pak Haikal seraya memberikan tangannya.

Juan pun sedikit terkejut begitu juga Alina dan mereka saling menatap heran namun, tidak lama Juan mengembalikan pandangannya kepada pak Haikal.

"Iya, saya Juan Prakoso," jawab Juan seraya menerima tangan pak Haikal dan saling bertukar senyum.

Tidak lama, pak Haikal melepaskan jabat tangan nya dan dia juga bersalaman dengan Alina.

"Mari pak Haikal!" seru Bu Maya yang mempersilahkan Pak Haikal untuk duduk dan pak Haikal pun duduk.

Tidak lama setelah itu, Bu Maya memulai pembicaraan nya. "Semuanya sudah berkumpul. Terimakasih." Bu Maya melihat kearah Juan dan Alina. "Juan, Alina. Perkenalkan dia adalah profesor doktor Haikal, direktur dari POM (Badan Pengawasan Obat dan makanan). Ada sesuatu yang ingin dibicarakan, silahkan Professor!"

Pak Haikal mengangguk kepalanya, "Baik, ada yang ingin Saya sampainkan ..."

Pak Haikal memulai menjelaskan tentang perumusan kimia yang di buat oleh Juan dan Alina. Beliau menjelaskan bahwa komposisi obat yang diterapkan oleh Juan dan Alina sungguh luar biasa dan dalam mengujian klinis tingkat kesembuhan saraf otak mencapai 90 persen.

Namun, dikarenakan Juan dan Alina masih berada di bangku sekolah pihak POM tidak bisa menaruh nama atau royalti kepada Juan dan Alina. Karena ada pertentangan dari DNIB (Dokter New Indonesia Bersatu) maka, Professor Haikal memutuskan untuk membeli rumusan obat tersebut dengan harga 50.000 USD.

" ... Bagaimana menurut kalian?"

50 ribu USD bukanlah, angka yang kecil jika dibagi dua Juan akan mendapatkan 25 ribu USD yang jika dirupiahkan menjadi 375 juta rupiah. Namun, Juan membuat rumusan itu bukanlah untuk uang melainkan untuk kesembuhan kedua Adiknya.

"Aku mengerti. Tapi, aku memiliki tambahan persyaratan!" ucap tegas Juan sambil menunjuk satu telunjuknya.

"Apa itu? katakan saja!" jawab pak Haikal.

"Tujuan saya membuat rumusan obat itu bukanlah untuk nama atau uang namun, saya ingin secepatnya bisa menyembuhkan kedua adik saya yang telah koma selama berbulan-bulan karena gager otak maka saya ingin meminta untuk memberikan perawatan terbaik untuk kedua adik saya. Bagaimana, pak Haikal?"

"Baiklah, Saya mengerti dan serahkan perawatan kedua adik anda biar saya yang menanggungnya."

Sesudah pembicaraan itu, Pak Haikal berdiri dan memberikan tangannya kepada Juan. "Terima kasih Juan dan Alina."

Juan pun menerima tangan pak Haikal dan saling berjabat tangan. Begitu pun Alina kepada Pak Haikal.

Keesokan hari, Juan pun mendapatkan kabar bahwa kedua adik Juan dipindahkan ke rumah sakit bintang lima dan hari itu juga, pak Haikal meminta izin untuk melakukan uji coba obat kepada kedua Adik Juan.

Juan pun menyetujuinya dan Bu Maya mengizinkan untuk Juan keluar sekolah untuk menjenguk dan menghadiri pengujian tersebut.

Ditemani oleh puluhan dokter, Juan memperhatikan pengujian itu yang dilakukan oleh pak Haikal sendiri.

Dalam bentuk suntikan, Pak Haikal menyuntik kedua adik Juan. Juan pun ada perasaan ketakutan namun berkat unik skill refresh, Juan dengan mudah tenang kembali.

Beberapa saat kemudian, kedua adik Juan ada reaksi kesadaran berupa gerakan kecil dari jari serta kelopak mata yang bergerak.

Hal itu tentu membuat semua dokter terkejut senang dan tidak lama kemudian, kedua mata Yuda dan Yuri terbuka.

Juan yang melihat itu sontak menitihkan air matanya dan menggedor-gedor kan jendela seraya memanggilnya, "Yuda! Yuri!"

Pak Haikal pun tersenyum, "Nak, apa kabar mu?" tanya Pak Haikal kepada Yuda.

Yuda dan Yuri yang mendengar suara gedoran melirik kearah samping dan mereka melihat kakaknya yang sedang berada dibalik kaca.

"Kak Juan!" ucap Yuda seraya senyuman.

"Kak Juan!" ucap Yuri yang juga tersenyum.

Juan yang berada dibalik kaca, dia mengusap kan air matanya dan membalasnya dengan senyuman juga.

Dengan ini, rumusan kimia rancangan Juan berhasil sepenuhnya meski yang diberikan tepuk tangan dan penghargaan bukanlah Juan melainkan Pak Haikal. Juan pun tidak mempedulikan nya selama kedua adiknya bisa sadar dan sembuh.

Beberapa hari kemudian, obat itu juga di uji coba kan kepada Bu Anita. Namun, cedera kepala Bu Anita yang begitu berat dan parah membuat obat saraf otak tidak mampu menyembuhkannya malah membuatnya meninggalkan dunia.

Dan, itulah efek sampingnya ...