Khilaf Terdalam

Happy Reading 😊

"Candy, bukannya aku tidak menginginkan mu tapi apakah kamu siap untuk melihat si junior?" tanya Darren sambil memeluk tubuh mungil itu.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu, aku sudah merasa sangat malu sekali, seperti wanita murahan saja, hiks!!"

Candy masih menutupi wajahnya dengan selimut dan masih menangis. Melihat penolakan Darren seperti itu membuat Candy menjadi malu sekaligus sedih. Perlahan Darren membuka selimut itu dan menatap wajah sembab Candy.

Di tangkupnya wajah cantik tanpa polesan make up itu dan menghapus air matanya.

Cup, cup, cup

Darren menciumi seluruh wajah Candy berkali-kali, seakan meminta maaf dengan menyalurkan lewat ciuman itu.

"Pergilah Darren, aku tidak mau melihatmu!" Lirih Candy berusaha menjauh.

"Tidak, aku ingin bermalam di sini," jawab Darren.

"Kalau begitu pergilah keluar dari dalam kamarku, kalau mau menginap tidur di sofa ruang tamu sana!"

"Tidak mau, aku ingin tidur di sini bersamamu," jawab Darren mengeratkan pelukannya.

"Kalau kamu seperti ini terus nanti bisa-bisa aku memperkosa mu!! cepat sana pergi Darren!!"

Candy mendorong dada bidang Darren sekuat tenaga, tapi tetap saja tidak bergerak sama sekali mengingat kekuatan Candy yang sangat kecil di bandingkan dengan Darren.

Cup.

Tiba-tiba Darren mencium kembali bibir mungil Candy dan mengunci tangannya. "Kenapa bibirmu ini sangat manis seperti permen?" ucap Darren di sela ciumannya.

Candy benar-benar sudah tidak bisa berkutik di perlakukan seperti itu oleh Darren.

"Candy, aku ingin melihat reaksi juniorku saat menyentuh mu, sebenarnya aku mempunyai kelainan sek$ sejak kecil, bisakah kamu menolongku dan si junior ini?" tanya Darren membuat Candy menautkan alisnya.

"Apa maksudmu?"

"Junior menyukali lubang lain!"

"Lubang apa?" tanya Candy penasaran.

"Ayolah Candy, apa kamu begitu polos?" jawab Darren menatap mata Candy.

Mata yang penuh dengan keingin tahuan itu.

"Aku juga tidak tahu lubang apa? kamu tahu Darren kalau kamu adalah pria yang pertama kali melihat tubuhku ini," ucap Candy.

"Sama, aku juga, kamu adalah gadis yang pertama untukku!" jawab Darren bangun dan duduk bersandar.

"Apa kamu masih perjaka?" tanya Candy polos.

"Hahahaha, di usiaku yang sudah hampir tiga puluh tahun ini mana mungkin aku masih perjaka," jawab Darren tergelak.

Candy membulat kan matanya, sepertinya kali ini dia sudah mengerti di mana arah pembicaraan Darren sedari tadi.

"Apa!! jangan bilang kalau kamu menyukai lubang yang lain!!" teriak Candy.

Darren menatap wajah Candy yang begitu terkejut itu, kemudian dia mengangguk mantap, sepertinya Candy akan sangat shock setelah ini.

"Aaakkk ini tidak mungkin, tidak ku sangka pria tampan dan gagah sepertimu menyukai .... eemmm!!" Darren langsung membungkam bibir Candy agar tidak meneruskan ucapannya.

Sebenarnya Candy tidak ingin di cium oleh pria yang tidak normal seperti ini, tapi entah kenapa tubuhnya tidak bisa menolak. Hati dan pikirannya benar-benar berbeda pendapat. Candy bahkan menikmati setiap sentuhan yang di berikan oleh Darren.

"Can, aku tahu kalau kamu pasti akan menertawakan ku, tapi aku akan mengatakan padamu bahwa sebenarnya aku ingin sembuh total, aku ingin normal, bisakah kamu membantuku?" tanya Darren.

Dia ingat dulu Lula adalah teman wanita satu-satunya, Darren pun ingin meminta bantuan Lula untuk sembuh, tapi kali ini Darren merasakan perasaan yang spesial untuk Candy, rasa nyaman yang Candy berikan bisa membuat sisi lain dari kepria-an nya perlahan mulai muncul.

"Bagaimana aku bisa membantumu Darren, bukankah penyakit itu sangat susah untuk di sembuhkan? padahal tadinya aku begitu tertarik padamu," cibir Candy.

"Kamu bisa memberikanku lubang yang kamu punya untuk pengobatan si junior," jawab Darren enteng.

Candy langsung memukul lengan Darren berkali-kali karena mengatakan hal itu, memangnya dia gadis murahan yang bisa di obral begitu saja.

"Jangan pernah berharap kamu akan mendapatkannya!"

"Bukankah tadi kamu begitu bersemangat," tanya Darren.

"Itu tadi, sekarang aku gak mau menyerahkan kesucianku untuk pria abal-abal seperti mu!"

Darren yang mendengar ucapan Candy sontak saja langsung tidak terima. Pria bertubuh gagah itu langsung menindihnya dan mencium bibir Candy ganas.

"Apa tadi kamu bilang? pria abal-abal? ayo kita buktikan bahwa junior bisa memilih di mana dia bersarang," ucap Darren yang kemudian mencium seluruh tubuh Candy.

###

Sudah beberapa hari ini Lula menjaga dan merawat Danish di rumah sakit. Semua harus Lula lakukan dengan sabar dan ikhlas, Danish yang kelakuannya begitu manja itu terkadang membuat Lula merasa kesal sendiri.

Benar-benar berbeda dengan Danish Lima tahun yang lalu, saat ini Lula bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Karena Luka Danish sudah sangat membaik dan juga Danish yang sudah bosan dengan suasana rumah sakit.

"Ayo kita pulang ke rumah sayang," ucap Danish merangkul bahu Lula tapi langsung segera di tepisnya.

"Tuan, bersikaplah wajar ketika di hadapan banyak orang seperti ini!" ucap Lula sedikit berbisik.

Karena di kamar itu sudah ada beberapa perawat dan dokter yang menangani Danish, Franklin juga datang untuk membantu Bosnya itu bersiap-siap.

Kemudian mereka memutuskan untuk langsung pulang ke rumah Danish, rumah di mana dulu Lula pernah tinggal. Di perjalanan Lula hanya melihat ke arah luar jendela.

Wanita itu mengingat dua hari yang lalu Darren menelepon-nya dan mengatakan bahwa Lula telah dia berhentikan untuk bekerja.

Entah kenapa benar-benar sebuah kebetulan atau sudah di rencanakan, tepat pada waktu Lula sudah menandatangani surat perjanjian dengan tuan Arnold untuk menjadi sekretaris Danish dan akan mengundurkan diri ternyata Darren malah sudah lebih dahulu memberhentikan-nya.

Danish sedari tadi menatap Lula dari samping, pria itu sungguh sangat bahagia bisa bersama dengan wanita yang sangat di cintainya itu, bahkan mereka akan tinggal di rumah yang sama.

Danish tidak berani bertanya, biarlah Lula bergelut dengan pikirannya sendiri, yang pasti bisa membuat Lula terus berada di sampingnya itu sudah cukup membuat Danish bahagia.

Setelah beberapa saat mereka sampai di depan rumah berukuran besar dan bergaya modern itu, Franklin langsung membukakan pintu untuk bosnya itu, sedangkan Lula langsung keluar dari dalam mobil sendiri, sudah tidak patut apabila dia harus di layani seperti dulu.

Lula ingat status nya sekarang sudah jauh berbeda dengan yang dulu.

Danish berjalan di samping Lula mensejajarkan langkahnya, dengan senyuman merekah dibibir nya yang sedari tadi tidak pernah hilang.

Lula ingat dulu Danish tidak pernah mau berjalan beriringan seperti ini, pria itu selalu mendahului langkah Lula.

Wanita itu menghela nafas kasar. "Ayo sayang, kita masuk di sini, ini akan menjadi kamar kita," ucap Danish menunjuk sebuah kamar yang sengat familiar untuk Lula.

"Bukankah itu kamar mu? aku akan tidur di kamar yang lain," ucap Lula membalikan badannya.

"Tunggu sayang, apa kamu sudah lupa tentang pasal-pasal yang harus di patuhi pada perjanjian yang papa berikan?" tanya Danish.

Lula menghentikan langkahnya dan mengepalkan tangannya kuat.

Hufh!!

"Baiklah, aku akan tidur di kamar mu, tapi aku mau kita jangan sampai seranjang, aku akan tidur di sofa, sama seperti dulu yang kamu lakukan!" seru Lula kemudian masuk ke dalam kamar itu.

Danish merasakan sedih mendengar ucapan Lula. "Mulai malam ini kita akan selalu tidur bersama Lula, aku akan menebus semua kesalahanku di masa lalu di mana di setiap malam kamu selalu kedinginan tanpa ada aku di sisimu dan menelukmu," gumam Danish.

Bersambung.

Maaf ya akak Reader baru bisa up 1 bab, soalnya kondisi othor semakin drop. mohon doanya ya 🙏🙏

jangan sampai lupa untuk dukungannya ya 🙏 dengan cara like, vote dan bunga🌹🌹🌹

Agar othor lebih semangat lagi untuk up nya.

Terima kasih ❤️😘😘😘