Setelah di khianati oleh cinta pertamanya, Alex memutuskan pergi ke Australia untuk mengembangkan perusahaan ayahnya yang ada disana. Sampai akhirnya, dia kembali lagi ke Indonesia dan dia dijodohkan dengan seorang gadis cantik yang ternyata gadis itu pernah menolongnya ketika ia masih berada di Australia. Bagaimana kisah selengkapnya?
Gambar yang terdapat dalam novel ini hanyalah sebagai ilustrasi. Bukan milik author sendiri. Author hanya mengambilnya dari berbagai sumber di internet. Hak cipta sepenuhnya milik masing-masing pemilik bukan milik author...
IG : @embunpagi544
salam hangat author❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 26
Privat seaplane yang disediakan oleh resort tempat Alex dan Anes menginap kini sudah menjemput mereka. Ya, agar lebih cepat sampai ke Joali Maldives, mereka memutuskan pulang menggunakan seaplane tersebut.
Sesampainya di resort, mereka langsung mandi bergantian. Kalau biasanya Anes mandi duluan, ini Alex yang mandi duluan karena Anes masih ingin bersantai sambil meregangkan otot-otonya.
Kemudian, mereka makan malam di tepi kolam renang dengan menikmati suasana malam di villa overwater tersebut.
Seusai makan malam, Alex kembali ke kamar dan diikuti oleh Anes. Anes langsung menuju kamar mandi untuk buang air kecil, sementara Alex, duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
Alex mengamati istrinya yang baru saja keluar dari kamar mandi dari tempatnya duduk. Anes berjalan mendekati Alex hingga ia berdiri tepat didepan suaminya yang sedang duduk tersebut.
"Duduklah!" ucap Alex sambil menepuk-nepuk sofa kosong disebelahnya.
Anes kemudian duduk di samping suaminya. Namun, Alex malah sibuk dengan ponselnya, membuat Anes merasa diabaikan. Dengan kesal ia berdiri dan ingin pergi dari sana tapi ia ditahan oleh Alex. Alex menariknya hingga Anes jatuh terduduk menyamping dalam pangkuan Alex.
"Awas mas aku mau pergi!" ucap Anes dengan nada kesal dalam pangkuan Alex.
"Kamu mau kemana?" tanya Alex.
"Lagian disini malah dicuekin, mas asyik dengan ponsel mas sendiri, aku kan bosan kalau cuma duduk-duduk doang!" ucap Anes cemberut.
"Ya udah, aku nggak akan nyuekin kamu, kalau kamu bisa menjadi istriku seutuhnya malam ini. Layani aku sebagai suami kamu malam ini," bisik mesra Alex ditelinga Anes.
"Aku kan selalu melayani mas, buatin minum, masak dan lain-lain cuma disini aja kan aku nggak lakuin itu," ucap Anes polos.
"Allahu Akbar, polosnya istriku ini," batin Alex.
"Maksudku ini, ini, dan ini semuanya," ucap Alex sambil menunjuk bibir, dada dan seluruh tubuh Anes.
"Mmmm mas, aku mau ke kamar mandi sebentar," Anes beranjak hendak beranjak dari pangkuan Alex,namun Alex menahannya.
"Ngapain ke kamar mandi? kamu baru saja dari sana, jangan coba menghindari ku malam ini, bukannya kita sudah sah menjadi suami istri? dan tujuan kita kesini untuk berbulan madu bukan?"
Anes mengangguk pasrah mendengar ucapan suaminya.
Kedua mata Anes terbelalak, ketika tiba-tiba Alex mendaratkan bibirnya dibibir Anes dan menciumnya penuh nafsu. Meskipun ini sudah bukan menjadi hal pertama lagi buat Anes, namun, tetap saja ia masih kaku.
Alex melepaskan ciumannya untuk memberi ruang bernapas kepada istrinya. Kemudian ia menangkap pipi Anes dengan kedua tangannya dan dengan lembut mencium bibir ranum kemerahan milik Anes.
Kemudian Alex membopong tubuh Anes ala bridal style menuju ke tempat tidur dan menidurkan Anes dengan hati-hati.
"Aku ingin melakukannya, apakah kamu mau melakukan kewajibanmu sebagai istriku yaitu memenuhi kebutuhan batinku?" tanya Alex lembut dengan mengusap pipi Anes.
Seperti sedang terhipnotis, Anes mengangguk mengiyakan pertanyaan suaminya. Kemudian, Alex tersenyum dan kembali menggarap bibir ranum Anes. Kali ini Anes mencoba membalasnya walaupun tetap masih terasa kaku.
Kini, giliran leher jenjang Anes yang menjadi sasaran bibir Alex. Tidak lupa, ia meninggalkan tanda kepemilikannya di sana. Tangannya menyelusuri seluruh tubuh Anes tanpa terlewatkan. Anes menikmati setiap cumbuan yang diberikan oleh suaminya.
Alex melepaskan kaos yang ia pakai dan kini terlihat jelas oleh Anes dada bidang suaminya dalam jarak yang sangat dekat. Saat Alex hendak melepaskan baju yang dikenakan oleh Anes, Anes menyilangkan kedua tangannya di dadanya.
"Kenapa, apa kamu berubah pikiran?" tanya Alex sedikit kecewa.
Anes menggelengkan kepalanya, kemudian, perlahan Alex membuka seluruh pakaian yang dikenakan oleh Anes. Kini, Anes seperti seorang bayi yang baru lahir, tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Anes berusaha menutupi tubuhnya menggunakan tangannya karena ia malu.
Ketika Alex melepaskan celananya, tangan Anes yang tadi berusaha menutupi area sensitif dan dadanya kini beralih menutup wajahnya. Perlahan Alex menyingkirkan kedua tangan Anes yang menutupi wajahnya dan mencium kembali bibi Anes dengan lembut, dan bersiap menyatukan tubuhnya dengan Anes.
Namun, tiba-tiba Anes memejamkan matanya dan meneteskan air mata.
Melihat istrinya meneteskan air mata, Alex kemudian tidak jadi melakukannya. Ia beranjak dari tempatnya dan hendak meninggalkan istrinya tersebut.
Menyadari suaminya kini tak lagi menindihnya, Anes langsung membuka matanya dan tangannya mencegah Alex pergi.
.
"Kenapa mas, mas mau kemana? kenapa nggak jadi?" tanya Anes bingung.
"Jika kamu tidak mau, tidak apa-apa, tetapi jangan menangis, sekarang tidurlah!" ucap Alex dengan nada kecewa.
"Tidak mas, ayo lakukan sekarang!" bujuk Anes.
"Tidurlah, aku capek, aku juga mau tidur."
Anes bangun dan langsung memeluk Alex.
"Maaf, maafkan aku, aku tidak bermaksud, aku hanya takut karena ini baru pertama kalinya buatku mas, aku mau dan aku ikhlas, ayo mas lakukanlah tugasmu sebagai suami memberiku nafkah batin," ucap Anes lirih.
Alex yang mendengar ucapan istrinya pun tersenyum.
"Aku akan melakukannya pelan-pelan," ucap Alex lembut sambil membelai pipi Anes.
Anes mengangguk pasrah.
Alex kembali mencium istrinya inci demi inci tanpa ada yang terlewatkan Anes menikmatinya.
Kini, Alex sudah mulai menyatukan tubuhnya dengan Anes.
"Aduh, pelan-pelan mas sakit!" pekik Anes.
"Tahan sebentar sakitnya, nanti juga akan hilang rasa sakitnya," jawab Alex.
Alex kembali mencium bibir istrinya untuk mengurangi sedikit rasa sakit yang dirasakan Anes.
Akhirnya Alex berhasil, sedangkan Anes secara reflek mencengkeram dan mencakar punggung Alex hingga punggung Alex berdarah akibat cakaran kuku-kuku Anes.
Lama-lama, Anes bisa menerima dan rasa sakitnya berkurang.
"Jangan ditahan, keluarkan saja apa yang kamu rasakan, tidak usah malu, aku suami kamu," ucap Alex dengan suara parau. Ia paham istrinya menahan suara kenikmatannya.
Kini, tidak ada jarak lagi diantara mereka. Suasana dingin di Resort pun menjadi panas mereka rasakan. Desahan-desahan kenikmatan memenuhi kamar di villa overwater tersebut.
Alex melakukannya berkali-kali hingga Anes kelelahan dan langsung tertidur setelahnya. Alex yang melihat istrinya sudah tertidur pulas karena kelelahan melayaninya, tersenyum dan berkali-kali mencium istrinya.
"Terima kasih, karena sudah menjaga kehormatanmu dan memberikannya kepadaku, aku mencintaimu sayang," ucap Alex dalam hati sambil mengecup kening istrinya. Kemudian, ia menyusul sang istri ke alam mimpinya dengan memeluknya.
ANES POV
Aku akan menyerahkan kehormatanku untuk suamiku sendiri. Akhirnya aku bisa menjaganya untuk laki-laki yang bergelar suamiku kini. Walaupun aku tidak tahu, dia melakukan ini atas dasar cinta atau hanya nafsu belaka, karena belum sekalipun aku mendengar kata cinta darinya. Sejujurnya, aku takut tapi ini sudah menjadi kewajibanku dan aku sangat mencintainya. Aku ikhlas melakukannya untukmu suami yang sangat aku cintai. Aku hanya berharap semoga laki-laki yang di depanku ini akan selamanya berada di sisiku dan tidak akan meninggalkanku. Tanpa terasa air mataku menetes membasahi pipi. Aku tidak merasakan tubuh mas Alex di atasku, aku langsung membuka mataku dan ku lihat mas Alex mengurungkan niatnya. Aku lihat kekecewaan diwajahnya. Apakah dia salah paham denganku, tapi bukan seperti itu maksudku. Akhirnya aku bisa meyakinkan mas Alex dan malam pertama kamipun terjadi. Kini aku sudah menjadi istrinya seutuhnya.
POV ALEX
Kenapa dia menangis? apa sebenarnya dia tidak ingin melakukannya? Apa Anes tidak mencintaiku seperti aku mencintainya. kalau saja dua tahu, aku sangat mencintainya, tapi aku belum bisa menyatakannya, aku hanya ingin memastikan perasaannya padaku terlebih dahulu. Aku takut perasaannya akan bertolak belakang dengan perasaanku. Walaupun aku ingin memilikinya seutuhnya, tapi aku tidak mau memaksakannya. Aku tidak bisa melihatnya menangis. Maafkan aku telah membuatmu menangis. Ah sial, aku merasa kacau, sebaiknya aku menyuruhnya tidur dan aku akan tidur di sofa malam ini. Ketika aku beranjak hendak meninggalkannya, ia memelukku dan mencoba meyakinkanku. Aku bisa merasakan ketulusannya dan akhirnya malam pertama kami pun berhasil kami lakukan.Terima kasih sayang, kamu telah memberikan hal yang paling berharga yang selama ini kamu jaga untukku bahkan aku tahu ciuman pertamamu juga buatku.