Dipisahkan dengan saudara kembar' selama 8 tahun begitu berat untukku, biasanya kami bersama tapi harus berpisah karena Ibu selingkuh, dia pergi dengan laki-laki kaya dan membawa Nadira saja, sedangkan aku ditinggalkan dengan Ayah begitu saja.
Namun saat kami akan bertemu aku malah mendapatkan sesuatu yang menyakitkan Nadira mati, dia sudah tak bernyawa, aku dituntun oleh sosok yang begitu menyerupai Nadira, awalnya aku kira dia adalah Nadira yang menemuiku tapi ternyata itu hanya arwah yang menunjukan dimana keberadaan Nadira.
Keadaannya begitu mengenaskan darah dimana-mana, aku hancur sangat hancur sekali, akan aku balas orang yang telah melakukan ini pada saudaraku, akan aku habisi orang itu, lihat saja aku tak akan main-main untuk menghabisi siapa saja yang telah melakukan ini pada saudaraku. Belahan jiwaku telah hilang untuk selamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak dia sama
Nadia benar-benar ikut, menatap kekasih Mira yang terlihat begitu biasa saja tapi bisa melakukan kejahatan dan membunuh Nadira, tinggal 2 orang lagi dan dalangnya siapa.
"Hai Kak, maaf ya aku bawa temanku dia Nadira"
Laki-laki itu menatap Nadia dengan sinis lalu menatap Mira lagi, kembali menatap Nadia dari bawah sampai atas.
"Kak kenapa sih lihatin temanku seperti itu"
"Ga juga, ayo kita ke markas sekarang"
Mira mengangguk dan menarik tangan Nadia, selama perjalan Nadia hanya diam saja, pasti laki-laki itu mengenal dirinya, tentu saja karena wajahnya dan Nadira begitu mirip. Kita lihat kedua temannya apakah akan mengenali wajahnya juga.
Mereka sampai disebuah markas besar disana banyak sekali laki-laki dan tentu nya juga perempuan ya pacar pacar mereka juga, Nadia memang seperti menantang maut saja mendatangi markas mereka langsung dengan wajah yang begitu mirip dengan Nadira, gila bukan.
Tangan pacar Mira langsung ditarik oleh kedua laki laki yang Nadia ingat bahwa dia adalah laki-laki yang sama yang ada dalam foto waktu itu yang kekasihnya beritahu.
"Lex bukannya perempuan itu udah mati ya kok hidup lagi sih"
"Gue juga ga tahu, udahlah pura-pura ga tahu aja dia juga ga ngenalin wajah kita ini, kita pakai topeng kan waktu itu, mungkin dia masih hidup dan ada yang nolong"
"Tapi ga ada tuh berita atau polisi yang cari kita"
"Ya bagus dong, udahlah ga usah di ributi baguskan dia ga tahu kita dan terlihat kalau semuanya baik-baik saja, lumayan juga dia kalau sering kesini bisa jadi pelacur kita" ucap Alex dengan sangat antusias.
"Bener juga" ucap kedua temannya dengan semangat.
Mereka bertiga segera kembali kehadapan Mira dan juga Nadia, dua laki-laki itu mendekati Nadia dan mengajak Nadia kenalan.
"Gue Gavin"
"Gue Indra"
"Nadira"
"Eh iya Nadira ayo masuk tuh s Mira udah dibawa sama Alex, mending kamu sama kita aja" Gavin menarik tangan Nadia dan membawanya duduk, memberikannya sebuah minuman juga.
Tentu saja Nadia tak bodoh, mencium minuman itu dan kembali memberikannya pada Gavin "Gue ga minum"
"Oh cewe baik-baik ya"
"Ga juga, banyak juga ya anggota kalian"
"Iya emang banyak, kita kan dari daerah yang beda beda gabung langsung di markas ini, mau masuk juga" tawar indra.
"Emm, emang boleh ya perempuan masuk"
"Boleh saja sih, tapi kamu harus mau di pake sama pimpinan kita gimana"
"Aneh banget aturannya, ga dulu tapi kalau main main kayak gini ga masalah kan"
"Boleh aja kalau untuk perempuan cantik seperti kamu" sekarang Gavin lagi yang berbicara dan mencolek dagu Nadia.
"Nanti malah bakal ada balapan mau ga ikut aku" Gavin merangkul Nadia, namun dengan cepat Nadia menepisnya.
"Boleh, jemput gue nanti" Nadia memberikan alamat rumahnya, lalu pergi begitu saja meninggalkan markas itu.
"Jadi cantik banget ya cewe itu, waktu terakhir kita ketemu ga seputih dan semulus itu deh, apa menurut lo dia orang yang berbeda" Indra mulai curiga.
"Ga sama saja, dia pasti perawatan lah, perempuan kan suka perawatan. Menurut gue perempuan yang sama kok, kalau pun kembar pasti ada bedanya lah ga akan sama banget kayak gini, ga usah dipikirin gue harus dapetin hatinya, menarik banget tuh perempuan"
"Ya elah lihat yang cantik dikit langsung aja oleng, inget pacar lo tuh s Merry nanti tantrum dia" ingat Indra, jangan sampai ada keributan lagi seperti bulan lalu karena Gavin dekat dengan perempuan lain.
"Bosen gue sama Merry, tantrum terus gue harus nurut terus sama dia, emangnya gue apaan coba gue laki laki dan butuh kebebasan"
"Terserah lo deh, tapi saran gue sebelum deketin perempuan baru putusin dulu Merry"
"Kalau bisa dua kenapa harus satu"
Indra hanya menggeleng dan segera pergi meninggalkan Gavin yang sangat playboy itu.
...----------------...
Nadia sudah siap dengan pakaian serba hitam dan juga jaket kulit kesayangannya, Gavin sudah memberi kabar padanya kalau dia sudah ada di depan rumahnya.
"Mau kemana kamu pelacur"
Nadia membalikan tubuhnya dan menatap Ibunya yang melipat tangannya dan menatapnya dengan meremehkan.
"Ibu yang pelacur bukan aku"
"Dasar pelacur kamu malam malam keluar rumah, mau jadi apa kamu hah, masa depanmu makin hancur saja"
"Tak masalah, yang penting aku tak sama seperti Ibu tukang selingkuh dan sekarang mendapatkan suami yang tak baik, bagaimana rasanya diselingkuhi enak tidak"
"Suamiku tak pernah menduakan aku, dia adalah laki laki setia jaga ucapanmu itu"
"Punya ponsel kan"
"Tentu saja aku orang kaya memangnya kamu tak punya apa-apa pelacur murahan" tatapnya dengan senis pada Nadia.
"Maka lihat berita suami mu yang murahan dan rendahan itu berselingkuh dengan banyak perempuan, suami mu itu pemburu selangkangan sama dengan mu perempuan rendahan, kalian memang pantas menjadi pasangan, pantas kalau berjodoh"
Wulan yang penasaran segera membuka ponselnya seharian dirinya tidur dan baru terbangun dan tak melihat ponselnya, banyak sekali chat dari teman temannya, keluarganya dan juga rekan bisnis suaminya.
Nadia tersenyum melihat wajah Ibunya yang sudah tegang "Bagaimana dikhianati rasanya tak enak bukan, rasakan sekarang karmanya karena kamu sudah menghianati Ayah"
Nadia melangkah pergi meninggalkan Ibunya yang masih syok dan menangis dengan histeris, tak terima dengan kabar yang baru saja dirinya terima.
"Ibu ada apa" Siska buru buru mendekati Ibu tirinya.
Wulan mendorong Siska tak mau dipeluk oleh anak itu "Ayah mu menang gila, dia telah menghianati aku lihat banyak sekali selingkuhannya dia begitu tega padaku kenapa dia melakukan itu padaku kenapa" teriak Wulan pada Siska.
"Ga mungkin, Ayah ga mungkin melakukan itu, pasti itu berita bohong, aku ga akan pernah percaya tentang berita Ayah selingkuh, Ibu mungkin yang selingkuh, dulu saja Ibu berani selingkuh kan, pasti sekarang juga sama"
"Jaga ucapanmu aku bukan perempuan murahan seperti Ayahmu yang berani selingkuh dengan banyak perempuan"
Siska bangkit dan menatap Ibu tirinya dengan benci "Ya kalau memang itu benar ya sudah, Ayah kaya berhak memiliki banyak perempuan, Ibu adalah perempuan miskin yang Ayah ajak untuk menikah seharusnya bersyukur saja, jangan banyak tingkah, aku benci Ibu" Siska sekarang balik marah.
Siska berlari kearah kamarnya, tak terima dengan semua ucapan Ibu tirinya itu, sedangkan Wulan hanya bisa melampiaskan semua kemarahannya dengan melemparkan setiap barang yang ada dirumahnya mengacak ngacak semua ruangan ini sampai beberapa penjaga menghampirinya dan mencoba untuk menghentikannya agar tak merusak barang barang yang ada dirumah, namun Wulan tak mau malah makin menjadi jadi saja melempar banyak barang kearah penjaga.