NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

liburan

**

" Diva ga mau tau, liburan besok diva mau ke Jerman ikut mama sama Abang. "

" Saya sibuk "

" Yang sibuk kan Gus, bukan diva. Diva bisa tuh berangkat sendiri. "

" Gak, gak, gak! Gegayaan kamu mau berangkat sendiri. Bisa bisa sepuluh cowo lajang di pesawat, kamu Bawak semua ke rumah mama. "

Diva menyengir kuda mendengar perkataan Gus zindan. Beberapa menit yang lalu, ia baru saja berbicara dengan mama nya melalui sambungan telfon. Diva jadi sangat merindukan keluarganya itu.

Bersusah payah ia membujuk Gus zindan, tapi Gus zindan tetap kekeuh melarang diva untuk berangkat ke Jerman sendiri. Jadwal Gus zindan memang begitu padat, karena ia di undang ke beberapa kota untuk mengisi pengajian.

" Ya salah Gus sendiri ga mau nemenin. "

" Saya sibuk kerja, diva. Kalau saya ga kerja, gimana caranya menafkahi kamu. "

" Duit mama banyak kok, bisa tuh minta sama mama. "

" Dimana harga diri saya kalau begitu? Saya sudah meminta anaknya, masak masih mau meminta hartanya. Ngelunjak itu namanya. "

Diva mendengus singkat, ada saja jawaban Gus zindan. Setelah itu, Gus zindan kembali sibuk pada sebuah buku yang berisikan ceramah. Katanya, ia ingin mempelajari lagi ilmu ilmu yang perlu di pelajari, agar ketika mengisi pengajian di kota lain, ia tidak salah menyampaikan.

Diva mulai merasa bosan, apalagi ia dan Gus zindan sudah tinggal di rumah sendiri, tidak campur dengan keluarga kyai habib lagi, jadi diva bingung mau melakukan apa.

Akhirnya, ia merasa tertarik untuk berjalan menuju sebuah rak buku yang terdapat di kamar dirinya dan Gus zindan. Diva tidak tahu menahu mengenai tata letak perlengkapan di kamar mereka, karena ini pertama kalinya diva pulang, selama ini ia tetap tinggal di asrama, karena masih betah menyembunyikan status pernikahan. Namun kini sepertinya semua orang sudah tau bahwa dirinya dan Gus zindan memang memiliki hubungan.

" Buku sebanyak ini buat apa Gus? "

" Buat di pajang! Ya di baca lah diva. "

" Busetttt banyak banget, ga ada buku novel gitu? " Diva mengambil salah satu buku yang lumayan tebal, ia berbalik badan dan menatap Gus zindan.

" Ga ada, dari pada membaca buku novel, lebih baik membaca buku buku yang menghasilkan ilmu. "

" Novel juga menghasilkan ilmu kok "

" Ilmu apa? "

" Ya banyak. " Diva berjalan mendekati Gus zindan, ia pun lantas duduk berhadapan dengan Gus zindan. Di tangannya masih terdapat buku yang tadi ia ambil.

Gus zindan melirik sekilas buku yang di ambil oleh diva, seringai kecil muncul di wajahnya, namun diva sama sekali tidak menyadari itu.

" Novel itu bukan sekedar buku yang menceritakan sebuah kisah cinta. Beberapa novel juga menceritakan kisah bagaimana caranya menjalani rumah tangga yang rukun, bahkan ada novel yang mengajarkan ilmu agama, walaupun tipis tipis. "

" Kamu suka baca novel? " Tanya Gus zindan yang langsung di balas diva dengan sebuah anggukan kepala.

" Kenapa kamu suka baca novel? "

" Karna cuman di novel yang terdapat seorang lelaki yang di ciptakan sedemikian sempurna. Sosok lelaki yang tau bagaimana cara ngetreat like a queen seorang wanita. Sosok lelaki yang begitu di impikan wanita entah itu muka, sikap, maupun hartanya. " Jawab diva dengan cepat, mendeskripsikan apa yang ia rasakan dan menjadi alasan mengapa ia cukup suka membaca novel.

Gus zindan mangut mangut mendengar penjelasan dari diva. Jawaban yang diva berikan, hampir sama dengan jawaban yang ia dapatkan ketika menanyakan hal serupa pada syla.

Gus zindan jadi teringat pada gadis yang sudah ia patahkan hatinya dengan berita pernikahannya dengan wanita lain.

" Busettt penyakit mata " diva membuka selembar demi selembar buku yang ia pegang. Buku tersebut full bertuliskan dengan bahasa arab, diva sama sekali tidak paham dan tidak mengerti artinya. Karena selama pelajaran bahasa arab, ia keseringan kena hukum.

Maklum, gurunya adalah pria yang sekarang sudah menjadi suaminya. Memang Gus zindan ini sangat multifungsi, entah pelajaran apa saja yang ia pegang.

" Ini kitab apa sih Gus, kok kayaknya kita ga pernah belajar. "

" Belum masuk ke bab nya. "

" Terus kapan bab nya kita pelajari? "

" Sekitar satu bulan lagi. "

" Lamanya, ajari diva sekarang lah. Biar diva pinter, terus diva bisa pamer sama Kayla. "

" Pelajari dulu bahasa arab, biar kamu paham isinya. "

" Ohhh gitu. Ada praktek juga kah? "

" Ga ada "

" Ah ga seru, bahasa arab aja banyak prakteknya. "

" Yaudah kamu praktek sama saya aja. "

" Ayokkk "

Gus zindan menatap manik mata diva, cukup lama ia menatapnya. Hingga perlahan lahan Gus zindan mulai mendekati diva, mengikis jarak yang tercipta di antara mereka berdua.

" Eh mau ngapain ni? "

" Praktek "

" Praktek apaan njir Deket Deket gini "

Gus zindan zindan menyentil mulut diva pelan, kemudian kembali duduk tegak seperti semula.

" Bahasanya di jaga "

" Nyenyenye " diva bangkit dari duduknya. Ia kembali berjalan menuju rak dan mengembalikan apa yang sudah ia ambil, toh ia juga tidak bisa membacanya.

" Diva balik ke asrama lah, mau mandi. "

" Mandi disini aja "

" Mana ada baju diva "

" Liat di lemari "

Diva mengerutkan keningnya, bingung, tentu saja. Namun dari pada bertanya, diva lebih memilih untuk melihat langsung apa isi lemari, hingga Gus zindan menyuruhnya untuk melihat lemari.

**

" Nyangka ga kalian, kalo Gus zindan diam aja pas di tarik diva? " Sisi mondar mandir di kamar asrama, walaupun kejadian yang mereka saksikan tadi sudah berlarut larut lamanya, tetap saja mereka membahasnya.

Beginilah mereka, jika ada sesuatu yang janggal, maka akan di bahas terus menerus hingga mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Kayla bersidekap dada, tubuhnya menyandar pada tiang tempat tidur tingkat mereka, matanya terpejam, bukan tidur, hanya saja ia berusaha untuk tetap tenang walaupun di pikirannya juga terdapat banyak pertanyaan.

" Kayaknya mereka memang udah nikah, tapi emang di private aja. Kita semua tau sendiri, diva itu gimana. Dia juga ga sedeket itu sama Gus zindan, bahkan setiap ketemu pasti berantem, udah kayak tom and Jerry. " Cetus Dila yang lekas di angguki oleh sisi.

" Nah iya, bener. Tadi juga aku denger dari Nia, dia liat Gus zindan meluk diva di halaman Deket gerbang. Nah di situ ada ustadz baru juga. "

" Meluk diva? Seriusan? Udah fiks ini mah, ga usah ragu ragu lagi. "

Dila dan sisi sama sama menganggukkan kepala, sudah merasa yakin dengan argumen yang mereka simpulkan. Tatapan mata mereka tiba tiba saja beralih pada Keyla yang masih berdiri dengan gaya yang sama.

Entah kebetulan apa, Dila dan sisi bia menoleh ke arah Kayla dengan kompak. Mata mereka mulai memicing, menatap Kayla yang masih memejamkan matanya.

Dila berjalan mendekati Kayla, di pegangnya bahu sang teman, hingga membuat Kayla membuka kelopak matanya perlahan lahan. Tatapan matanya langsung terlihat begitu datar dengan kening yang berkerut bingung.

" Apa? "

" Kamu sama Gus Alip, beneran ga ada hubungan? Ntar kayak diva sama gus zindan lagi. "

Terdengar helaan nafas panjang dari Kayla, ternyata ini alasan kedua temannya menatap curiga padanya.

" Tanya sama yang bersangkutan selain aku. " Jawabnya singkat, Kayla selalu begini jika di tanyai terkait rumor yang sempat beredar juga antara dirinya dan Gus Alip.

Usai memberikan jawaban singkat yang tidak memuaskan hati, Kayla pergi begitu saja meninggalkan teman temannya. Dila dan sisi langsung menyusulnya, karena adzan ashar pun sudah berkumandang.

**

" Pak Azka ga kasih tau mba diva kalo pak Azka balik ke Indonesia? "

Azka menggelengkan kepalanya pelan, matanya masih berfokus membaca isi dokumen di tangannya, sebuah dokumen yang menyangkut toko baru yang hendak di buka.

" Kenapa? "

" Gapapa "

Laura menganggukkan kepalanya, tidak lagi bertanya. Jawaban singkat Azka, selalu membuat orang orang di sekitarnya mati topik. Pria itu memang terkenal irit bicara di kantor. Namun Laura pernah melihat sosok Azka yang begitu cerewet dan protektif, walaupun hanya kepada adik perempuannya saja.

" Tahun depan kontrak kerja kamu habis, kamu mau perpanjang atau berhenti dan mulai fokus cari suami? " Azka menyerahkan dokumen yang sudah selesai ia tanda tangani pada Laura. Ia teringat akan masa kerja Laura di perusahaan nya yang hampir habis.

Bukan hanya masa kerja Laura yang ia ingat, tapi semua karyawannya. Dan Azka memang selalu bertanya demikian pada pekerjaannya.

" Kayaknya mau perpanjang lagi pak, cari duit lebih penting dari pada cari suami. " Jawab Laura

" Umur kamu udah lebih dari cukup buat nikah, kalau terlalu tua nanti ga ada yang mau. "

" Umur bapak juga udah tua, malahan lebih tua dari saya. Tapi bapak belum nikah. "

Bagai tersambar petir rasanya, mendengar perkataan Laura yang menyindir dirinya. Azka saja tidak ingat bahwa umurnya sudah masuk kepala tiga. Antara sudah terbiasa single atau pekerjaan yang menumpuk, membuatnya melupakan usianya yang sudah kematangan untuk menikah.

" Ga sempet mikirin nikah. " Balas Azka tidak ingin kalah dan merasa tersudutkan dengan sindiran pedas Laura.

" Sama pak, Laura juga gitu. "

" Hmm "

" Bapak mau saya Carikan pacar ga? Biar saya Carikan. Coba aja dulu jumpa sekali, kalo cocok ya di gass. " Tawar Laura dengan senang hati, kebetulan ia memiliki teman yang tipe pria idamannya percis seperti Azka.

Jarang berbicara, kelihatan begitu cool, jarang tersenyum, tapi duitnya banyak. Yang jelas itu bukan type Laura. Ia menginginkan sosok pria yang begitu romantis dan mau mengusahakan dirinya 100/100.

" Kayaknya ga minat. Udah keluar sana kamu, masih banyak yang harus di kerjakan. "

Laura menganggukkan kepalanya, kalimat usiran Azka sudah terdengar, Laura mundur dengan teratur dari pada nanti Azka mengamuk padanya.

Azka melirik sekilas kepergian Laura, tadi saja ketika ada Laura ia tidak melihat Laura sama sekali, ketika sudah pergi baru curi curi pandang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!