NovelToon NovelToon
Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: NiSeeRINA

Lucianna Forger adalah seorang pelacur di sebuah klub malam. Walaupun hidup sebagai pelacur, Luci tetap memiliki impian untuk mempunyai suami dan anak.

Malam itu ia bertemu dengan Daniel Radcliffe, orang yang dia target menjadi pelanggan selanjutnya. Setelah melalui malam yang panas di rumah Daniel. Ia malah bertemu dengan tiga anak kembar.

Luci baru saja berpikir kalau dia bermalam dengan suami orang lain. Namun nyatanya Daniel adalah seorang duda. Ini memberikan kesempatan Luci untuk mendekati Daniel.

Sulit untuk mendekati Daniel, Luci pun memilih untuk mendekati anak-anaknya terlebih dahulu.

Apakah Daniel bisa menerima Luci dengan latar belakang seorang pelacur?

__________________________________________
Yang penasaran sama ceritanya silahkan baca🙌

[Warning!! konten dewasa]
[Karya ini hanya fantasi authornya, tidak membawa hal apapun yang berkaitan agama dalam novel ini🙌]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NiSeeRINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[PIAIT] Bab 26 : Kantung merah yang mencurigakan

Hari Esok berlalu dengan biasa, waktu menunjukkan pukul 1 siang. Si kembar hari ini pulang cepat karena akan ada acara di sekolah mereka. Sekarang mereka sedang bermain di dalam rumah, berlari-larian di lorong kamar-kamar.

Lucianna sedang sibuk membersihkan kamarnya dan kamar si kembar bersama Bu Diah. Ia berpikir kalau flunya kemarin karena alergi debu. Semalaman Lucianna tertidur, ia tidak bisa tenang seolah flunya terus bertambah parah. Tetapi saat dia pindah ke kamar lain, ia langsung merasa lebih baik.

"Anak-anak, Hati-hati bermainnya!" teriak Lucianna pada si kembar. Rumah ini sangat besar dan sangat estetik dengan banyak pernak-pernik dan dekorasi di setiap rak. Ia takut anak-anak itu akan menyenggolnya.

"Baik, Luci!" sahut mereka bersamaan, melanjutkan permainan mereka. Si kembar bermain hingga ke lantai dua, di lorong-lorong kamar utama.

Bruk!

Revan tak sengaja menabrak Sopia yang baru saja keluar dari kamar Daniel hingga mereka berdua terjatuh. Rehan dan Devan langsung menghampirinya, membantu Revan dan Sopia untuk berdiri.

"Maaf," ucap Revan, mengakui kesalahannya.

"Astaga, apa kalian bisa berhenti bermain di lorong?! Kenapa tidak bermain di luar saja?!" gertak Sopia kepada si kembar.

"Kami minta maaf," permintaan maaf lagi keluar dari mulut mereka kali ini bersamaan.

Rehan langsung menyadari sesuatu, "Kenapa kau keluar dari kamar Papa?" tanyanya.

"A-aku hanya menaruh pakaian bersih yang sudah dilipat," jawab Sopia, terlihat gugup. Ia kemudian pergi meninggalkan si kembar tanpa mengucapkan kalimat lagi. Si kembar melihatnya berjalan menjauhi mereka menuju lantai bawah. Perasaan curiga muncul di pikiran mereka.

"Dia terlihat aneh, kan?" bisik Devan kepada kembarannya yang lain. Revan dan Rehan hanya membalas dengan anggukan.

"Iya, tapi sudahlah. Ayo kita lanjut main! Kau kena!" Revan menyentuh bahu Devan dengan satu jari, lalu pergi berlari. Si kembar kembali bermain kejar-kejaran di lorong itu, menghiraukan teguran Sopia.

Beberapa menit kemudian, Bu Desi datang ke lantai dua membawa tumpukan baju bersih yang sudah dilipat. Bu Desi hanya menggelengkan kepala melihat tawa dan keseruan si kembar bermain.

"Hati-hati ya bermainnya Tuan muda. Jangan di dekat tangga," ujar Bu Desi, berjalan melewati si kembar membawa tumpukan baju itu, sedikit berhati-hati takut menabrak si kembar yang bermain.

"Baik, Bu Desi!" jawab Revan, lengkap dengan senyumannya.

"Loh? bukannya tadi baju bersihnya udah dihantar Bu Sopia?" tanya Rehan heran, menyadari Bu Desi yang sedang membawa baju bersih.

Bu Desi menghentikan langkahnya untuk masuk ke kamar Daniel. "Tidak, saya baru saja selesai menyetrika. Hari ini yang menyetrika jadwal saya. Kapan Bu Sopia mengantarkannya?" tanya Desi, bingung.

"Wah, berarti dia berbohong. Pasti ada hal yang dia lakukan dikamar Papa," ucap Revan, Si kembar menjadi yakin akan kecurigaan mereka.

Bu Desi berjongkok dan mendekat ke arah si kembar, "Memangnya apa yang terjadi? Kenapa kalian berkata seperti itu?" bisiknya.

"Tadi kami melihat Bu Sopia yang baru saja keluar dari kamar Papa, pas kami tanya dia bilang habis menaruh pakaian bersih," jelas Devan.

"Iya, kalau yang menyetrika dan menaruh pakaian bersihnya hari ini Bu Desi. Berarti tadi dia berbohong," lanjut Rehan.

Bu Desi mengerutkan keningnya, ia juga merasa curiga mendengar penjelasan si kembar. Anak-anak tidak pernah berbohong. Jujur saja, Desi juga kurang menyukai Sopia. Untuk seorang pembantu baru dirumah ini, Sopia sangat angkuh. Hampir mirip saat pertama kali bertemu Lucianna, bedanya Lucianna hanya menyebalkan sikapnya saja bukan sifatnya.

Jadi jika mungkin Sopia memang melakukan sesuatu yang akan merugikan Tuannya. Dia bisa menggunakan ini untuk menyingkirkan wanita tidak tahu diri itu.

"Bagaimana kalau kita periksa ke dalam kamar Tuan? Mungkin dia menaruh sesuatu atau melakukan sesuatu di dalam?" usul Desi. Si kembar mengangguk bersamaan dan masuk ke kamar Daniel.

Saat masuk, sekilas tidak ada yang terlihat mencurigakan. Desi memasukkan pakaian bersih ke lemari terlebih dahulu, sambil mengecek lemari. Sementara itu, si kembar mencari di laci-laci dan meja. Mereka mencari sesuatu yang tidak mereka tahu itu apa, tidak ada petunjuk satupun. Mereka bahkan sampai masuk dan memeriksa kamar mandi dan ruang ganti.

"Sepertinya memang tidak ada apa-apa. Kita terlalu berburuk sangka," ucap Devan, sudah pasrah dan lelah mencari. Rehan berjalan ke arah ranjang dan naik ke atasnya. Ia mengangkat selimut dan membuangnya kebawah juga mengangkat dan sedikit mengguncang bantal guling.

"Tuan muda, jangan buat ranjang Tuan berantakan. Saya harus membereskannya juga nanti," tegur Desi.

Saat Rehan mengangkat bantal, ia merasakan sesuatu berada di dalam sarung bantal. Ia membuka resletingnya dan mengambil benda itu. Ia mengangkat dan menunjukkannya pada yang lain, sebuah kantung kecil berwarna merah yang diikat dengan tali rotan.

"Apa itu?" tanya Devan dan Revan bertanya bersamaan. Rehan mengangkat bahunya, tidak tahu.

Desi mengambil kantung itu dan membawanya ke meja kecil di kamar daniel. Ia lalu membukanya, anak-anak itu terlihat penasaran begitu juga Desi sendiri. Di dalam kantung itu ada rambut, koin perak yang terlihat jelas itu bukan uang, dan foto Sopia.

"Apa ini pelet?" gumam Desi, masih bisa terdengar oleh si kembar.

"Pelet? Apa itu?" ucap si kembar serempak dengan nada polos.

"Iya... Ini seperti sihir hitam yang digunakan untuk memikat hati seseorang," penjelasan singkat dari Desi.

"Memikat? Bu Sopia mencoba memikat siapa?" tanya Revan.

Desi menyeringai kecil. Daniel sangat mendengarkan anak-anaknya. Jika anak-anak itu tidak menyukai Sopia dan ingin Sopia pergi, pasti Daniel akan menurutinya. Apalagi sudah ada bukti seperti ini.

"Tentu saja dia ingin memikat hati Tuan besar. Dia... mungkin ingin menjadi Nyonya di rumah ini dan ingin menjadi ibu kalian," ucap Desi, berusaha mempengaruhi otak anak-anak polos itu.

"APA?!!" Si kembar terkejut.

"Aku tidak mau dia jadi ibuku!!" Revan meraup kantung merah dan isinya itu lalu beranjak pergi dari kamar Daniel.

"Revan!" teriak Devan dan Rehan bersamaan Mereka terlihat bingung, berpikir apa yang akan Revan lakukan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Bersambung...

1
Cut syifa
biarlah soal profesi, yg penting hatinya baik
Cut syifa
dasar lucianna benar benar 😄😄, meresahkan sekali kmyyuuuu🤭
mama Al
jangan bilang Luci nekat bawa anak anak ke kebun binatang. 😁
mama Al
berasa ibunya anak-anak 🤭
mama Al
si Daniel antisipasi takut para emak emak smake down lagi
Dewi Ink
Daniel kuat bgt imannya 😂😂
Dewi Ink
wadduuuww di tepi kolam loh itu 😭
Dewi Ink
di rumah kan ada kolam renang
Istri Zhiguang!: anggap aja liburan bersama kak😭
total 1 replies
Cut syifa
untung bukan ramadhan dasar kamu lucianna 🤣🤣🤣
Drezzlle
ayo ajak ke Zoo Lucianaa kasihan mereka
Drezzlle
ya pasti anak-anak pilih kamu lah Lucianaa
Nurika Hikmawati
mantaaaap... kamu masih kuat iman aja Niel. padahal Luci udh mengerahkan semua skillnya tuh /Facepalm/
Nurika Hikmawati
Beda tenaga ya Luc... kalau utk yg gini mah tenaganya gak akan prnh habis
Rosse Roo
aah dasar bocahhh🤣🤦‍♀️
Rosse Roo
yeeeey aku juga ikutt senang.... 😌😄
Rosse Roo
tidak akan ada waktu untuk mengulang kebersamaan dengan anak-anak pak Daniel... nanti kalau mereka udah dewasa. menyesal lah kau, tak pernah menyenangkan mereka.
mama Al
wkwkwkwk kalah telak
mama Al
tetap saja harus berusaha keras, Luci.
mama Al
Daniel ini gengsinya gede ya.
padahal dalam hati 🤭
Cut syifa
gak semua pelacur benar2 niat jadi pelacur🥺😫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!