Li Bao Jia, Selir Pertama Putra Mahkota Dinasti Ming, dicopot gelarnya serta di cerai oleh sang putra mahkota setelah melahirkan putra pertama mereka karena dituduh melakukan kudeta terhadap kerajaan.
Ayahnya yang merupakan mantan Jenderal peperangan sejak zaman kepemimpinan Raja sebelumnya di tuntut hukuman mati.
Bao Jia yang baru saja kembali ke kediamannya dengan berbagai macam hinaan dan cemoohan, tiba-tiba mendapatkan serangan dari pasukan kerajaan, semua anggota keluarganya dan pengikut setia ayahnya dibantai.
Adik kesayangannya, Li wang-shu dibunuh dengan kejam, sementara di detik-detik terakhir hidupnya Ia melihat, Pamannya, Li Tuo-li tersenyum dan berkata, "Akhirnya Kamu yang terakhir. selamat tinggal ****** kecil!"
Diantara hembusan nafas terakhirnya, Bao Jia bersumpah, Jika Ia bisa mengembalikan waktu, maka Ia tidak akan pernah menjadi selir putra mahkota, Ia akan mendengarkan nasihat Ayahnya dan tetap bersama keluarganya.
'Tolong Beri Aku kesempatan!' jeritnya dalam hati!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 : Makanan Apa Yang Kamu Berikan Pada Istriku?"
Huang Fu hanya diam menatap Bao Jia yang begitu terkejut melihatnya.
"Yang, Yang Mulia Putra Mahkota kenapa tiba-tiba datang berkunjung?"
"Apanya yang tiba-tiba. Aku sudah bilang, Aku mengikuti jadwal sesuai aturan yang diberlakukan oleh istana untuk membagi waktu secara adil untukmu dan Qin-Mei"
"Apa?"
"Kamu Tuli ya?"
Sudut mata Bao Jia berkedut.
"Tidak, Maksud Saya, bukankah Selir Liu sedang sakit? Yang Mulia seharusnya menemaninya, Dia pasti sangat membutuhkan Anda"
Ucap Bao Jia dengan dramatis, tapi melihat ekspresi itu, Huang justru merasa kesal.
"Ah, Kasihan sekali, seharusnya Yang Mulia lebih memperhatikan Selir Liu. Jadi, sebaiknya Anda kembali ke Paviliun Mawar, hmn?"
"Sejak kapan Kamu begitu perhatian padanya?"
'Aku perhatian pada nasibku nanti. Berhentilah bersikap aneh, Kamu akan membuatku dalam masalah besar!'
Bao Jia membatin. Setelah ini Liu Qin-Mei pasti tidak akan diam saja.
'Ahhh si Brengsek ini kenapa tiba-tiba bersikap aneh seperti ini?'
Melihat Bao Jia yang terdiam dengan ekspresi masam. Huang tidak ingin ambil pusing. Dia pun menyuruh Liang Yi yang sedang terbengong disana untuk mengambilkan mangkok untuknya. Liang Yi pun segera meluncur tanpa banyak bicara.
"Ini makan malammu?"
Tanya Huang Fu seraya mengedarkan makanan yang ada di meja.
"Ya, dan ini hanya untuk 1 orang. Ini porsi 1 orang, Yang Mulia, apa Anda mengerti maksud Saya?"
Bao Jia melirik Huang Fu dan makanan di atas meja secara bergantian. Ia sungguh-sungguh khawatir Huang Fu mungkin akan menghabiskan makanan ini mengingat ukuran tubuhnya yang mirip gorila.
"Apa kerajaan ini sudah jatuh miskin???! Panggil koki dapur istana kemari!"
Huang Fu membentak hingga membuat semua orang tersentak, Bao Jia sampai hampir menjatuhkan sumpit di tangannya.
'Ada apa dengannya' Bao Jia terus berkedip-kedip karena merasa bingung.
Melihat semua orang hanya diam, Huang kembali berteriak.
"Kenapa diam saja??? Panggil koki dapur istana sekarang!"
Tak lama kemudian satu orang terbirit-birit lari memanggil koki yang dimaksud oleh Huang-Fu.
"Y-yang Mulia, Anda sedang apa sih? Membuat kaget orang saja"
Huang Fu tidak menjawab. Ia melihat makanan diatas meja dan kemudian amarahnya kembali naik.
Di atas meja itu, hanya ada beberapa jenis sayur, sup daging tapi tidak ada daging didalamnya, 5 potong daging bebek panggang, 5 potong daging ayam, 5 potong udang kukus, 1 ekor ikan kukus yang berukuran kecil.
"Apa makan malammu setiap hari seperti ini?"
"Ya, kenapa? Apa Anda berniat memotong jatah makan malam Saya?"
Huang Fu membuang nafas. Ia tidak pernah tahu bahwa Bao Jia diperlakukan sampai seperti ini di dalam istana. Bahkan Dia sedang mengandung. Seharusnya dapur istana sangat memperhatikan makanan untuk Bao Jia. Tapi, makanan ini?lebih mirip dengan makanan terpidana mati.
Melihat Huang Fu tidak menjawab, Bao Jia juga tidak bertanya apa-apa lagi, Ia kemudian hendak mengambil udang dan berniat melanjutkan makan malamnya. Dia sudah sangat kelaparan dan tidak ingin membuang waktu untuk menyaksikan drama Suaminya itu.
'Marah-marahlah sana, Aku mau lanjut makan'
Batinnya.
Namun baru saja sumpitnya menyentuh udang itu, Suara Huang menginterupsinya.
"Jangan dimakan"
"Kenapa?"
"Aku bilang jangan dimakan. Tunggu sebentar"
"Tapi, Yang Mulia, Saya sangat lapar"
Bao Jia memelototinya. Huang Fu tetap tidak mengizinkannya makan.
"Jangan membuatku mengulang kata-kata ku"
Bao Jia sangat kesal mendengarnya hingga secara refleks membanting sumpitnya diatas meja. Kemudian membuang muka.
Huang hanya meliriknya tanpa berkata apapun.
Tidak lama berselang, Koki dapur istana telah sampai di Paviliun Persik dan membungkuk hormat di hadapan Huang Fu.
"Apa Dapur istana kekurangan bahan makanan?"
"Saya tidak mengerti, Yang Mulia"
"Benarkah? Kamu tidak tahu makanan apa yang Kamu berikan pada istriku?"
"Yang Mulia"
Koki istana itu mulai gemetar ketakutan.
"Lihat ini"
Ucap Huang Fu pelan. Tapi rasanya begitu dingin.Auranya sampai membuat suhu di ruangan itu seolah menurun. Semua orang merinding Kecuali Bao Jia. Dia memperhatikan dengan seksama, Apa yang sedang dilakukan oleh Pria itu.
Koki istana itu tetap menunduk, badannya semakin gemetar.
Pranggg!!! Pranggg!!! Prangg!!!
Piring diatas meja itu berhamburan dan pecah berantakan di lantai.
"Yang Mulia, Apa yang Anda lakukan?" Bao Jia histeris begitu melihat Udang dan ikan kukusnya tercecer di lantai.
"Mohon ampuni Saya Yang Mulia, Saya memohon Ampunan Yang Mulia Putra Mahkota?!"
Koki istana itu langsung bersujud di depan Huang Fu.
"Katakan, Kenapa Makanan untuk Selir Li sangat tidak layak seperti ini??"
"Saya hanya menuruti menu yang tertulis di dapur istana Yang Mulia!"
Ucap Koki itu dengan suara bergetar, Ia benar-benar hampir menangis.
"Siapa yang membuat menu itu??"
"Itu..."
"Cukup. Datanglah ke ruang kerjaku di istana besok pagi untuk menetapkan hukumanmu!" Desisnya garang.
"Yang Mulia..."
"Keluar! Bereskan ini dan siapkan makan malam baru untuk kami. Sajikan makanan yang LAYAK!"
Perintahnya dengan suara yang penuh peringatan.
Semua pelayan bergegas membereskan makanan yang tercecer di lantai, sementara koki itu segera meluncur cepat ke dapur istana untuk menyiapkan makan malam baru untuk Bao Jia dan Huang Fu.
Sementara itu Bao Jia dan Liang Yi sedari tadi saling menatap satu sama lain seolah mempertanyakan hal yang sama 'apa yang sedang terjadi?'
Huang Fu duduk di kursi meja makan dengan tenang. Wajahnya sangat dingin muram. Bao Jia tidak ingin membuatnya bertambah marah. Jadi Dia hanya diam saja sambil menunggu makanannya tiba.
"Maafkan Aku"
"Ya?"
"Aku minta maaf karena Aku tidak mengetahui hal ini"
"Tentang makanan itu?"
Huang mengangguk, Dia kemudian menatap Bao Jia.
"Memangnya kenapa dengan makanan itu? Aku menyukainya. Lagipula, sebelum hamil aku makan sangat sedikit. Jadi, apa yang tadi disajikan diatas meja sudah cukup untukku"
Ujar Bao Jia jujur. Dia sama sekali tidak pernah merasa aneh dengan makanan yang di berikan padanya asalkan tidak basi ataupun diracuni.
Mendengar jawaban itu, Huang malah merasa semakin jengkel. Orang-orang itu, memanfaatkan ketidaktahuan Bao Jia untuk meraup keuntungan sendiri!
Makan malam Kepala Dayang istana bahkan jauh lebih mewah daripada Bao Jia yang merupakan istri Putra Mahkota Kekaisaran ini. Keterlaluan!
Tidak lama setelahnya, menu makan malam itu tiba di kediaman Paviliun Persik dan segera di sajikan di atas meja.
Bao Jia nyaris pingsan begitu melihat makanan yang begitu banyak, mewah dan terlihat sangat lezat. Air liur nya sampai hampir menetes.
Koki istana membungkuk hormat setelah selesai menyajikan semua makanan itu dengan tangannya sendiri.
"Yang Mulia Putra Mahkota, Saya mohon pengampunan Yang Mulia!
"Bersyukurlah karena Aku bukan Huan-Ran. Jika tidak Kepalamu pasti sudah terpisah dari badanmu. Kali ini Aku mengampunimu, Tapi jika hal ini terjadi lagi, Aku juga tidak akan segan untuk memenggal kepalamu"
Huang berbicara dengan wajah yang santai, seolah sedang membicarakan tentang perkiraan cuaca. Tapi setiap kata yang keluar dari mulutnya sangat sadis. Huang benar-benar terlihat seperti psikopat.
"B-Baik Yang Mulia, Saya berjanji ini tidak akan pernah terulang lagi!"
Seru Koki itu dengan tubuh gemetar, Kali ini Ia benar-benar menangis. Tapi Huang Fu sama sekali tidak merasa iba, dengan satu kali kibasan tangan, semua orang sudah membawa Koki itu pergi dari sana.
Sementara Bao Jia yang belum pernah melihat sisi Huang Fu yang seperti itu, bulu kuduknya seketika merinding...
Bersambung...
sedappp kannn rasanya/Facepalm/
semangat Thor update nya ditunggu 💪
sedih kalau gantung ceritanya soalnya ceritanya GG
alur ceritanya enak tuk dibaca
kita terbawa emosi,keren semangat Thor