Disakiti, diselingkuhi, tidak dianggap sebagai istri. Itulah yang dialami oleh Sara selama tiga tahun pernikahannya.
Awalnya dia berniat bertahan karena keluarganya memerlukan kebesaran nama suaminya untuk bertahan dalam bisnis. Tapi dia tak tahan lagi.
Lalu kecelakaan terjadi, membuat suami yang tidak pernah mencintainya berubah.
Apa Sara membatalkan niatnya untuk berpisah? Atau dia tetap dalam pendiriannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Sara yang pulang ke rumah orang tuanya terkejut melihat tumpukan gaun di ruang tengah. Kenapa rasanya seperti mengalami dejavu? Pikirnya.
"Sara!! Kau datang!" seru ibunya yang melihat Sara datang.
"Iya. Aku ... Mendapatkan kenaikan gaji. Jadi ingin membelikan kue yang ibu inginkan" jawabnya lalu menunjukkan kue yang baru saja dibelinya.
"Kau masih mengingatnya? Terima kasih sayang" kata ibunya lalu sibuk membuka kue.
Sara memperhatikan semua gaun yang berserakan.
"Ibu belum memilih gaun untuk malam ini?"
"Belum. Ayahmu tidak bisa memberi pendapat membuat ibu semakin bingung memilih"
"Yang warna merah ini bagus"
"Benarkah? Bagaimana kalau ibu mencobanya lagi agar kau bisa lihat?"
Sara mengangguk lalu membiarkan ibunya pergi ke kamar untuk mencoba gaun. Dan ternyata gaun itu pilihan yang sangat tepat.
"Bagus"
"Baiklah. Aku akan memakai ini saja. Sayang sekali kau tidak bisa ikut ke pesta malam ini. Ayah dan ibu akan senang sekali kalau kau mau hadir bersama kami"
Sara mengingat ancaman Nyonya Besar padanya.
"Aku ... Lebih baik di rumah saja"
"Tapi, apa alasan sebenarnya kau tidak mau ikut? Pernikahanmu diadakan secara sederhana dan tersembunyi. Selama ini kau tidak pernah dikenalkan sebagai istri anak gila itu. Bahkan Nyonya Varamus selalu membawa wanita lain yang akhirnya disebutkan sebagai Nyonya muda keluarga Varamus. Tidak ada yang mengenalmu"
Sungguh mengenaskan tapi itu memang benar. Tidak ada siapapun yang mengenal Sara sebagai istri Tuan Marco Varamus. Bahkan di perusahaan semua pegawai hanya melihatnya sebagai petugas kebersihan.
"Tapi ... "
"Apa Nyonya Besar mengancam lagi? Ancaman apa lagi yang dikatakan Nyonya tua itu? Kalian akan segera bercerai setelah anak gila itu sembuh. Ibu juga yakin kalau Nyonya Tua pasti sudah mempersiapkan wanita lain untuk penggantimu di rumah itu "
Semua yang dikatakan ibunya merupakan kebenaran. Meskipun semalam telah terjadi sesuatu diantara Sara dan pria itu. Namun tak akan pernah merubah apapun. Jadi ...
"Baiklah" jawab Sara
Mendengar persetujuan Sara, ibunya bersemangat. Mengajak Sara membeli gaun baru untuk datang ke pesta.
Sara menginjakkan kaki di tempat pesta. Ini pertama kalinya dia datang ke pesta yang dihadiri banyak pengusaha. Meski lima tahun menjadi kekasih pria itu dan tiga tahun menikah, Sara tidak pernah diajak ke pesta apapun. Karena Nyonya Besar tidak pernah menyukai kehadirannya.
Terlalu takjub dengan suasana pesta yang pertama kali dia hadiri. Matanya begitu sibuk menyusuri semua dekorasi, pelayan yang siap melayani setiap meja dan satu persatu hidangan yang disajikan di depannya.
Tiba-tiba ayahnya mengajak Sara dan ibunya berdiri. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan tapi menurut saja. Tak menyangka Sara melihat seseorang yang sangat dia kenali.
Pria itu, bersama Nyonya Besar datang berjabat tangan dengan semua yang hadir. Lalu muncullah seorang wanita tepat di sisi pria itu. Sedang menggelayut mesra di lengan pria itu. Wanita kecil dengan gaun hitam berpotongan dada rendah, tampak bahagia berdiri bersama Nyonya Besar dan pria itu.
"Lihat itu!! Sungguh menggelikan" komentar ibunya. Sara diam dan ingin mundur dari barisan ketika ayahnya menghalangi. Ayah Sara memegang erat tangannya. Memaksa dia tetap di tempat ketika Nyonya Besar, Tuan Marco dan wanita kecil menghampiri mereka.
Nyonya Besar tampak terkejut menyadari kehadiran Sara. Wanita kecil mempererat pegangan tangannya ke lengan Tuan Marco. Yang segera ditepis pelan.
Dengan terpaksa, Nyonya Besar memasang senyum untuk menghindari gunjingan orang. Tapi ayah Sara tak menahan diri.
Untuk pertama kalinya, setelah tiga tahun, ayah Sara membela putrinya di depan Nyonya Besar. Tidak memikirkan konsekuensi apapun yang akan diterima, ayah Sara bicara begitu berani. Lalu mengajak Sara dan ibunya kembali ke tempat mereka.
"Ayahhh, sayangku memang paling terbaik" puji ibu Sara ketika mereka telah kembali ke meja.
"Setelah anak itu sembuh kau akan kembali ke rumah. Lupakan semua tentang anak gila itu dan keluarganya. Bangun kembali hidupmu yang baru!" kata ayahnya.
Sara mengangguk mantap. Dia bangga dengan ayah dan ibunya yang sanggup bangkit dari keterpurukan. Bahkan berani menghadapi Nyonya Besar di depan umum.
"Apa yang dilakukan wanita itu disini??!!" tanya Nyonya Besar geram ke asisten Noel. Tak pernah menyangka akan melihat wanita penggila uang itu ada di pesta ini.
"Maaf Nyonya, wanita itu ... Pulang ke rumah keluarganya. Dan saya sedang mengawal Tuan Marco ke wilayah barat tadi. Jadi ... " jawab asisten Noel terbata karena takut dengan amarah Nyonya Besar yang semakin menguat.
"Dan ayah wanita itu. Begitu berani membuka mulut di depanku!!!"
"Apa yang harus saya lakukan Nyonya Besar?" tanya asisten Noel.
"Apa kau buta? Kita berada di pesta yang dipenuhi banyak pengusaha dan keluarganya. Kau pikir aku siap mengorbankan nama besar keluarga Varamus hanya untuk marah ke keluarga wanita penggila uang itu?!!"
Baru kali ini asisten Noel melihat Nyonya Besar tidak dapat melakukan apapun pada wanita itu. Meski merasa kasihan karena Nyonya Besar yang sudah tua harus kuat menahan emosi, tapi hal seperti ini sangat menarik untuk disaksikan.
Dan lagi ... wanita itu ... cantik sekali malam ini.
Tidak. Tidak hanya malam ini, wanita itu sebenarnya sudah cantik sejak dulu. Sejak asisten Noel mengenal wanita itu sebagai kekasih majikannya. Tapi kecantikan itu memudar ketika Tuan Marco mengenalkan wanita itu ke Nyonya Besar.
Dan puncaknya, setelah menikah dengan Tuan Marco. Kecantikan wanita itu semakin meredup. Lebih tepatnya, sinar kecantikan wanita itu yang meredup. Karena pikiran dan hatinya tersakiti. Namun malam ini, sinar kecantikan itu seolah kembali. Membawa wanita itu kembali ke masa mudanya beberapa tahun yang lalu.
Mata asisten Noel tidak bisa lepas dari wanita itu.
"Apa yang kau lihat?" tanya Nyonya Besar menyadarkannya.
"Tidak ada Nyonya"
"Dimana Marco dan Naya?" tanya Nyonya Besar.
"Menyapa tamu yang lain Nyonya"
"Baguslah. Tidak peduli wanita itu hadir di tempat ini untuk apa. Tapi apa yang aku rencanakan. Mendekatkan Marco kembali pada Naya akhirnya berhasil juga. Mereka akan menghabiskan malam ini bersama dan menjadi dekat lagi seperti dulu. Dan wanita penggila uang itu akan segera pergi"
"Tapi Nyonya ... Tuan Marco tampaknya tidak merasa nyaman bersama Nona Naya"
"Omong kosong!!! Itu karena mereka baru saja saling mengenal lagi setelah Marco amnesia. Setelah menyadari kecantikan Naya, Marco tidak akan melepaskannya"
"Tapi Nyonya, Tuan Marco sepertinya meninggalkan Nona Naya"
"Apa?"
Tak lama, Nona Naya berlari ke arah Nyonya Besar dan mulai merengek. Menumpahkan kekesalan karena ditinggalkan di ujung ruangan oleh Tuan Marco. Asisten Noel menyapu ruangan dan melihat Tuan Marco duduk di meja tempat keluarga istrinya berada.
Bahaya
Karena amnesia, Tuan Marco pasti berpikir hubungannya dengan keluarga wanita itu tidak memiliki masalah. Padahal sebenarnya ...
Asisten Noel segera mendekati majikannya, takut terjadi masalah di depan banyak orang.