NovelToon NovelToon
Rahasia Antara Kita

Rahasia Antara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Arip

"Rahasia di Antara Kita" mengisahkan tentang seorang suami yang merasa bahagia dengan pernikahannya, namun kedatangan sahabat masa kecilnya yang masih memiliki ikatan emosional kuat membuat situasi menjadi rumit. Sahabat masa kecilnya itu mulai mendekatinya dengan cara yang tidak biasa, membuat suami tersebut merasa tidak nyaman. Sementara itu, istrinya yang selalu menuntut uang dan perhatian membuatnya merasa terjebak dalam pernikahannya. Bagaimana suami tersebut akan menghadapi situasi ini? Dan apa yang akan terjadi jika rahasia sahabat masa kecilnya dan perasaannya terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Setelah diberikan obat penenang, Sarah mulai merasa lebih tenang dan kondisinya mulai stabil. Dokter dan suster terus memantau kondisinya, memastikan bahwa dia tidak mengalami kejang atau gejala lain yang lebih serius.

"Sarah, bisa kamu berbicara dengan kami sekarang?" tanya dokter dengan suara yang lembut. Sarah mengangguk perlahan, masih terlihat tertekan dan khawatir.

"Aku... aku tidak bisa menemukan anakku," kata Sarah dengan suara yang terguncang. Dokter dan suster saling menatap, mencoba memahami situasi.

"Apa yang terjadi dengan anakmu?" tanya dokter. Sarah mengambil napas dalam-dalam, mencoba menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya.

"Aku terbangun dan anakku tidak ada di sampingku. Aku mencarinya, tapi tidak ada. Aku sangat khawatir," kata Sarah, air matanya kembali mengalir.

Dokter dan suster langsung menghubungi keamanan rumah sakit untuk memeriksa rekaman CCTV dan mencari tahu apakah ada yang melihat anak Sarah. Mereka juga menghubungi keluarga Sarah untuk memberi tahu situasi dan meminta bantuan mereka dalam mencari anaknya.

Setelah beberapa jam pencarian yang melelahkan, tim keamanan rumah sakit dan keluarga Sarah masih belum menemukan anak Sarah. Sarah semakin khawatir dan putus asa, air matanya mengalir deras saat dia memikirkan kemungkinan terburuk. Dokter dan suster terus memberikan dukungan emosional, mencoba menenangkannya dengan kata-kata penuh harapan.

Tiba-tiba, kepala keamanan rumah sakit muncul dengan wajah yang tegang. "Kami telah memeriksa rekaman CCTV, tapi tidak ada apa-apa," katanya. "Ternyata beberapa kamera di area tersebut telah dimatikan sebelumnya."

Keluarga Sarah dan tim pencarian saling menatap, khawatir dan frustrasi. Tanpa rekaman CCTV, pencarian menjadi lebih sulit dan tidak ada petunjuk yang jelas tentang keberadaan anak Sarah. Polisi diminta untuk membantu, dan mereka segera memulai penyelidikan untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Sarah terus menunggu dengan penuh harapan, doa-doanya dipanjatkan agar anaknya bisa ditemukan segera. Sementara itu, tim pencarian dan polisi bekerja keras untuk mencari cara lain menemukan anak Sarah, berharap bahwa mereka bisa menemukan petunjuk yang tepat sebelum terlambat.

*****

Sementara itu.

Lidya menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Dia membelai rambut anak kecil itu dengan lembut, berusaha untuk tidak memikirkan tentang kemungkinan terburuk. Lidya memfokuskan diri pada rencana yang telah dia buat, yakin bahwa dia bisa keluar dari situasi ini dengan aman.

Dengan tangan yang stabil, Lidya mengeluarkan sebuah tas kecil dari dompetnya dan memeriksa isinya. Semua yang dia butuhkan ada di sana. Lidya merasa lebih tenang, yakin bahwa dia telah mempersiapkan diri untuk apa pun yang akan terjadi. Dia membaringkan anak kecil itu di sofa, lalu duduk di sebelahnya, menatap ke depan dengan mata yang tenang dan waspada.

Lidya duduk diam, memantau sekitar dengan mata yang tajam. Dia mendengar suara langkah kaki di luar ruangan, tapi tidak terlalu memperhatikannya. Lidya tahu bahwa dia harus siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.

Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka perlahan. Lidya langsung siaga, matanya terpaku pada pintu. Seorang wanita muda masuk ke dalam ruangan, dengan senyum ramah di wajahnya. "Halo, saya ingin berbicara dengan Anda tentang anak ini," kata wanita itu, dengan nada yang lembut.

Lidya langsung waspada, matanya menyempit. "Apa yang Anda inginkan?" tanya Lidya, dengan nada yang dingin. Wanita itu tidak terlihat seperti ancaman, tapi Lidya tidak bisa mempercayai siapa pun saat ini.

Wanita muda itu terkejut ketika melihat reaksi Lidya. "Saya hanya ingin membantu," katanya, dengan nada yang masih lembut. Tapi Lidya tidak percaya, dia terus memandang wanita itu dengan kecurigaan.

"Siapa Anda?" tanya Lidya, dengan nada yang tegas. Wanita itu tersenyum lagi, "Saya adalah seorang pekerja sosial. Saya melihat anak ini sendirian di sini dan ingin memastikan bahwa dia aman."

Lidya merasa sedikit lebih tenang, tapi masih waspada. "Anak ini adalah keponakan saya," katanya, dengan nada yang lebih lembut. "Saya hanya menjaganya sementara waktu."

Wanita itu mengangguk, "Baiklah, saya akan memastikan bahwa anak ini aman. Tapi saya perlu tahu lebih banyak tentang situasi Anda dan keponakan Anda."

Lidya merasa sedikit terjebak, tapi dia tidak bisa membiarkan wanita itu curiga tentang anak Sarah yang sebenarnya. Dia tidak tahu bahwa anak Sarah sudah diamankan oleh Riko dan dibawa ke rumah sakit di luar negeri untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. Riko telah melakukan semuanya dengan sangat rahasia, dan Lidya tidak memiliki petunjuk apa pun tentang keberadaan anak Sarah yang sebenarnya.

*****

Sementara itu.

Riko menerima panggilan dari seseorang, suaranya terdengar jelas di telepon. "Riko, semuanya sudah beres di sini. Anak Sarah aman dan sehat." Riko mengangguk, meskipun tidak ada yang melihatnya, dia tersenyum lega. "Baik, saya akan terus memantau situasi di sini. Pastikan tidak ada yang tahu tentang keberadaan anak Sarah."

Riko menutup panggilan dan memandang anak Sarah yang sedang tidur dengan tenang di ranjang rumah sakit. Dia tersenyum lembut, merasa lega bahwa anak Sarah bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan aman. Riko duduk di sebelah ranjang, memantau anak Sarah dengan penuh perhatian, siap untuk bertindak jika ada sesuatu yang tidak beres. Keheningan di ruangan hanya terganggu oleh suara mesin-mesin medis yang terus bekerja memantau kondisi anak Sarah.

Riko terus memantau anak Sarah dengan penuh perhatian, memastikan bahwa perawatan yang diberikan sudah maksimal. Dia mendekati dokter yang merawat anak Sarah dan bertanya dengan suara yang tenang, "Bagaimana perkembangan kondisi anak Sarah? Apakah ada perubahan signifikan?"

Dokter memeriksa grafik medis anak Sarah sebelum menjawab, "Kondisi anak Sarah menunjukkan perkembangan positif. Namun, kita masih perlu memantau kondisinya secara ketat untuk memastikan tidak ada komplikasi."

Riko mengangguk, rasa lega terpancar di wajahnya. "Baik, saya akan terus memantau situasi di sini. Tolong beritahu saya jika ada perubahan apa pun."

*****

Sementara itu, Lidya berbicara dengan wanita yang mengaku sebagai pekerja sosial, mencoba untuk tetap tenang meskipun rasa tidak nyaman mulai menghantuinya. "Saya hanya ingin memastikan keponakan saya aman," kata Lidya, berusaha untuk tidak menunjukkan kecurigaan.

Wanita itu tersenyum ramah, "Jangan khawatir, kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan keselamatannya." Lidya mengangguk, tapi rasa khawatirnya tidak kunjung hilang. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan anak Sarah, dan itu membuatnya semakin gelisah.

Tiba-tiba, Lidya menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal. Dia menjawab dengan hati-hati, "Halo?"

Suara di seberang telepon adalah suara Riko. "Lidya, anak Sarah aman dan sehat. Saya akan memberitahu kamu lebih lanjut nanti." Lidya merasa lega, tapi juga penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Lidya bertanya, "Apa yang terjadi dengan anak Sarah? Mengapa kamu tidak memberitahu saya sebelumnya?" Riko menjawab dengan singkat, "Saya akan menjelaskan semuanya nanti. Untuk sekarang, kamu harus tetap aman dan tidak melakukan apa-apa." Lidya merasa sedikit bingung, tapi dia percaya pada Riko. "Baik, saya akan menunggu kabar lebih lanjut."

1
new user
Kok byk sekali typo nya thor kalimat yg berulang-ulang
fitri arip: ya kak novel tergagal yang aku buat🙏🙏
total 1 replies
new user
Bunuh aj anak oon ini
new user
Duh org dugu2 kok gk bisa problem solving y
Amilawati
jelek ceritanya, dialog di ulang2 terus bikin pusing bacahya.. penulis pengen banyak bab tpw ndk materi mnkin jadinya dialog ya di ulang2 tetus
Amilawati
dialog yg jelk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!