NovelToon NovelToon
Menikahi Selingkuhan Kakak Iparku

Menikahi Selingkuhan Kakak Iparku

Status: tamat
Genre:Romantis / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Tamat
Popularitas:46M
Nilai: 4.9
Nama Author: Henny

Giani Fifera adalah gadis yang tak pernah mengenal dunia luar. Sejak kecil ia hanya belajar dari rumah, tak pernah mengenal dunia luar seperti kebanyakan gadis seumurannya.
Saat orang tuanya meninggal, Giani tinggal berdua dengan kakaknya Geraldo. Giani bahagia karena kakaknya itu sangat menyayanginya. Namun suasana damai di rumah mereka berubah menjadi neraka semenjak kakaknya menikah dengan Finly Prayunata, anak salah satu konglomerat di Indonesia.
Finly punya selingkuhan. Dan selingkuhannya itu adalah anak angkat papanya. Seorang pria bule keturunan Spanyol-Inggris.
Giani tahu kalau kakaknya sangat mencintai istrinya sekalipun sudah tahu kalau istrinya itu punya selingkuhan. Giani pun bertekad merebut dan menikahi selingkuhan kakak iparnya. Dan untuk bisa melakukan itu, Giani harus merubah penampilannya dari gadis lugu, menjadi gadis dewasa dengan gaya yang sedikit menggoda.
Berhasilkah Giani merebut selingkuhan kakak iparnya itu? Berhasilkah Giani membahagiakan kakaknya Geraldo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Spanyol

Pintu ruang depan terbuka. Jeronimo masuk sambil menenteng tas kerjanya. Wajahnya terlihat lelah namun langkahnya terlihat tegap.

"Hai, kak. Mau makan?" Tanya Giani yang memang baru selesai masak. Dahinya berpeluh. Pipinya sedikit memerah. Mungkin karena uap panas saat memasak tadi.

Jero tersenyum. Ingin rasanya ia mendekati Giani dan mengahapus peluh di dahi gadis itu. Hei, Jero, kamu kenapa? Lihat orang berkeringat saja jadi senang.

"Aku mau mandi dulu ya? Setelah itu baru makan. Badanku panas." Kata Jeronimo. Ia segera ke lantai dua menuju ke kamarnya.

Tak sampai 20 menit, Jero sudah turun dengan baju santainya. Ia menggunakan kaos singlet berwarna hitam dan celana jeans selutut. Rambut coklatnya terlihat basah. Giani mengakui ketampanan Jero yang banyak membuat gadis-gadis tertarik padanya. Termasuk juga Finly yang tak bisa menolak pesona Jeronimo walaupun ia sudah memiliki pria tampan seperti Geraldo.

"Kak, ayo duduk!" Giani meletakan alat makan di depan Jero. Setelah itu ia menaruh makanan di piring Jero. Sekalipun Jero sudah sejak 5 tahun ada di Indonesia, cowok itu tidak terlalu suka makan nasi, apalagi jika sudah malam. Mama Sinta sudah mengirimkan pada Giani daftar makanan apa saja yang Jero sukai. Cowok itu sangat menyukai sayuran.

Keduanya kini duduk saling berhadapan sambil menikmati makan malam masing-masing.

"Kamu sudah bilang ke Beryl tentang keberangkatan kita ke Spanyol?" Tanya Jero.

"Sudah. Beryl kelihatannya kecewa aku nggak jadi pergi."

"Oh ya?" Jero pura-pura prihatin pada hal ia benar-benar senang karena Beryl tak bisa pergi dengan Giani.

"Kak, kita berapa lama di Spanyol?"

"Nggak tahu. Tergantung negosiasinya. Ini juga pekerjaan pertama bagiku untuk menawarkan kerja sama. Ijin yang kita dapat adalah 2 minggu dari pihak imigrasi."

"Di kota Madrid?"

"Ya."

"Aku salah satu penggemar club real Madrid."

"Kamu suka bola?"

Giani mengangguk. "Ya. Aku rela bergadang sampai pagi jika mau nonton bola."

"Aku suka Juventus."

"Kakak suka bola juga?"

Jero mengangguk.

"Sesekali kita nonton bola bareng ya?"

"Ok."

Giani tersenyum senang. Melihat senyum Giani, perasaan Jero ikut senang juga. Ia menatap punggung Giani yang sedang mencuci peralatan makan yang baru saja mereka pakai.

"Gi, setelah ini mau kan ke kamar aku?"

Giani menoleh. "Mau minta aku tidurin si palo ya?"

Wajah Jero langsung terasa panas. "Nggak. Aku hanya mau minta bantuanmu untuk membantuku membereskan pakaianku. Pesawat kita akan berangkat besok sore jam 4."

"Baiklah. Setelah membereskan dapur, aku akan ke atas."

Jero langsung naik ke lantai 2. Menunggu di dalam kamarnya. Ponselnya berbunyi. Ternyata dari Finly. Jero langsung menuju ke balkon kamar dan menerima panggilan itu.

"Ada apa, Fin?"

"Kamu beneran mau ke Spanyol bersama Giani?"

"Iya. Aku menggantikan kak Dion."

"Lalu kenapa Giani harus ikut, sih? Kamu yang mengajak dia ya?" Suara Finly terdengar kesal.

"Bukan, Fin. Papa yang meminta aku untuk mengajak Giani."

"Kau akan tidur dengan dia di sanakan? Atau kau memang sudah tidur dengannya?" Finly terdengar histeris.

"Nggak, Fin."

"Aku sudah bersabar, Jero. Aku bahkan diam-diam sudah mengurus perceraianku dengan Aldo. 6 bulan lagi dan kita akan bersama."

"Iya. Eh, aku tutup dulu ya? Ada Giani. Bye..." Jero yang melihat Giani sudah masuk ke kamarnya segera memutuskan sambungan telepon dan segera masuk kembali ke dalam kamar.

"Kak, kopernya mana?" Tanya Giani.

"Ada di dalam walk in closet."

Giani masuk ke dalam dan mengeluarkan satu koper berukuran sedang. Ia memilih beberapa pakaian resmi dan juga baju santai.

"Kak, celana boxernya aku bawa berapa?" Tanya Giani.

"Terserah kamu aja."

"Satu boleh?"

Jero terkejut. "Kok satu?"

"Kan terserah aku."

"Lebih dari satulah."

"Dua?"

Jero tersenyum nakal. Ia mendekati Giani yang masih berdiri di depan laci tempat baju dalamnya berada. "Boleh. Tapi kamu harus tanggungjawab kalau si Palo bangun karena nggak pakai baju dalam." Kata Jero tepat dibelakang telinga Giani membuat gadis itu merasakan senyar di seluruh permukaan kulitnya. Giani menguatkan hatinya. Ia berbalik dan menatap Jero. "Kalau begitu aku bawa 1 lusin saja." Kata Giani lalu mengerlingkan matanya. Tangannya bergerak mengambil baju dalam Jero lalu mengaturnya ke dalam koper. Setelah selesai, ia menutup koper itu dan menatap Jero yang masih berdiri di dekatnya.

"Kak, aku ke kamarku dulu ya?"

Jero manahan tangan Giani.

"Tolong pijat aku ya? Hari ini capek banget."

Giani mengangguk. Ia segera mengambil minyak pijat dari atas nakas dekat tempat tidur.

"Berbaring, kak. Jangan lupa buka bajunya."

Jero melakukan apa yang Giani perintahkan. Ia membuka semua pakaiannya dan menyisahkan boxer.

Selama 1 jam, Giani memijat tubuh Jero.Dari kaki sampai di kepalanya. Jero bahkan sudah memejamkan matanya. Dengkuran halus terdengar. Sepertinya Jero memang sangat kelelahan. Setelah selesai, Giani segera mengambil selimut dan menutupnya pada tubuh Jero. Saat Giani akan turun dari tempat tidur, Jero tiba-tiba menahan tangannya.

"Jangan pergi, Gi. Aku masaih sakit kepala." kata Jero tanpa membuka matanya.

Giani menurut. Ia ikut berbaring didalam selimut berasama Jero. "Makasi, Gi." ujar Jero masih menutup matanya namun tangannya sudah memeluk pinggang ramping Giani.

***********

Pesawat yang ditumpangi Giani dan Jero sudah meninggalkan bandara. Keduanya duduk di first class.

"Kak, sebelumnya sudah pernah ke Madrid?" Tanya Giani.

"Pernah liburan waktu usiaku 16 tahun. Bersama Papa, mama, Kak Dion dan Finly."

"Perjalanannya jauh ya?"

"Ya. Tapi saat tiba di sana kita akan di jemput oleh pihak dari perusahaan. Mereka juga akan memberikan fasilitas mobil untuk dipakai selama di sana."

"Aku mau tidur dulu ya? Semalam tidurku kurang nyenyak soalnya kakak memelukku sangat erat." Kata Giani lalu memejamkan matanya.

Jero menatap Giani yang sudah terlelap di sampingnya. Wajah kekanakan yang sangat sulit ditebak apa maunya. Giani terlihat sederhana namun kalau sudah bicara sering membuat Jero seperti kebakaran jenggot karena suka menjebak Jero dengan perkataannya sendiri.

Seorang pramugari mendekat sambil menawarkan minuman dan kue bagi para penumpang.

"Does your wife not drink coffee or tea?" tanya pramugari itu.

"She's still sleepy. Let her sleep."

Pramugari itu tersenyum lalu segera berpindah ke kursi yang lain.

Jero kembali menatap Giani yang terlihat sangat lelap dalam tidurnya. Benarkah aku memeluknya terlalu erat sampai ia susah tidur semalam?

**********

Giani menggerakan tubuhnya saat mereka sudah berada di bandara Madrid. "Ah....capek sekali rasanya."

"Kau boleh tidur kembali jika sudah tiba di hotel." Kata Jero sambil menarik koper mereka berdua. Seseorang yang ditugaskan untuk menjemput mereka sudah menunggu di luar bandara sambil mengangkat kertas yang bertuliskan.

Mr. Jeronimo Dawson and Mrs. Giani Dawson---Indonesia

Setelah mereka berada di dalam mobil yang menjemput mereka, Giani melihat ponselnya. Waktu sudah menunjukan pukul 1 siang waktu Madrid.

Jarak antara bandara dan hotel memakan waktu hampir 1 jam.

Setelah tiba di hotel, sopir yang membawa mereka segera menyerahkan kunci kamar. Salah satu pelayan laki-laki mengantarkan Giani dan Jero ke lantai 5.

"Kak, kamarnya hanya satu?" Tanya Giani sebelum masuk ke dalam kamar.

"Kita kan suami istri. Kenapa juga harus beda kamar? Takut satu kamar dengan aku?"

Giani hanya tersenyum. "Aku nggak takut, kak. Hanya aku khawatir nanti kakak yang tak akan tahan sekamar denganku."

"Kenapa aku harus nggak tahan?"

"Karena aku membawa banyak baju seksi. Sekarangkan sedang musim panas di sini."

"Sudah ku katakan kalau kamu bukan tipeku!"

"Awas ya minta nidurin palo nya."

Jero hanya tertawa melihat ancaman manis dari Giani. Tangannya menarik hidung Giani dengan gemas. "Kamu lucu!"

Setelah pelayan hotel itu selesai meletakan koper mereka, ia pun langsung pergi.

Jero membuka jaket dan sepatunya. Ponselnya tiba-tiba saja berbunyi.

" Hallo, pa. Ya, kami baru saja sampai di hotel. Tuan Girasol Mendes sudah mengirimkan sopirnya untuk menjemput kami. Ok, pa. Bye..."

"Papa ya?" tebak Giani yang baru keluar dari kamar mandi. Gadis itu kelihatan segar setelah mandi dan berganti pakaian.

"Iya." Jero pun membuka kemejanyanmenyisahkan kaos singlet berwarna putih. Ia mengeluarkan dokumen dari dalam tasnya. "Aku mau membacanya dokumennya sebentar. Malam ini aku akan bertemu dengan tuan Girasol Mendes.

"Kak, aku lapar. Pesan makanan ya?"

"Pesan kan juga untukku. Aku juga lapar. Jangan lupa kopinya. Ambil saja uangnya di dompetku." Jero mengeluarkan dompetnya dari dalam kantong celananya. Ia memberikannya pada Giani. Kemudian duduk di depan meja kerja yang sudah tersedia di sana.

Hampir satu jam menunggu, makanan pesanan mereka pun datang. Giani membuka dompet untuk membayar makanan itu. Matanya langsung terkesiap melihat foto Finly dan Jero yang ada di sana. Foto dalam pose mesra karena Finly duduk dipangkuan Jero.

"Cih!" Giani mendengus kesal melihat foto itu. Ia memikirkan suatu rencana saat melihat foto itu.

"Kak, makanannya sudah ada. Ayo makan dulu!"

"Kau makanlah duluan. Tanggung nih, dikit lagi mau selesai." Kata Jero tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang dibacanya.

"Ah....ayo buka mulutnya!"

Jero menoleh dengan kaget. Giani sudah duduk di sampingnya sambil memegang piring dan sedang mengarahkan sendok yang berisi makanan ke mulut Jero.

"Makanlah, kak. Nanti kamu sakit."

Jero tak membantah, ia menerima suapan Giani.

"Good boy!"

Jero tersenyum mendengar perkataan Giani. Ia pun menikmati suapan Giani dengan hati yang gembira. Ada sesuatu yang menggelitik hatinya menerima perhatian gadis itu. Mengapa hanya disuapi saja hatiku bisa bergetar seperti ini ya?

Akankah ada kisah manis yang tercipta di sana?

Jangan lupa like, komen dan vote ya?

1
pipi gemoy
,👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👍🏼👍🏼👍🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼🌹
Vitriani
👍
Wayan apriani
Keren cerita nya
Wayan apriani
Buruk
Dayu Eka
kak, maaf ya
tpi lebih enak dibaca kata memelihara diganti dg kata " merawat" ☺☺☺
Enny Olivia: terima kasih atas koreksinya
total 1 replies
Sofia Izmi
udah baca kesekian kali nya plis seru bgt
Sofia Izmi
bagus
Nameera
bgs bgtt
Naxena
bgssss bgtt
Anonymous
0
Wy Ky
bgsss bgttt
Ira
bgsss bgtt
Enny Olivia: terima kasih ya sudah membacanya. Mohon dukungannya. karena ada novel dgn judul yg sama. ide ceritanya sih sama hanya nama tokohnya yang berbeda.
total 1 replies
Secret
ketemu
Winnie 💛
👍
VS
ho oh.. nyahok kl dah tau
VS
iriii... bilang bos
VS
angel weess...
Ghaada Aja
𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑐𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑡𝑝𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑔 𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑜𝑠𝑒𝑛𝑛𝑦𝑎
Enny Olivia: makasi ya
total 1 replies
Ratna Asysyiffa
Luar biasa
Dewi Novitariah
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!