NovelToon NovelToon
Anara Dan Tuan Mafia

Anara Dan Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Romantis / Mafia / CEO / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Tamat
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.4
Nama Author: Mr. Jay H

Anara Kejora biasa di sapa Ana, dia adalah gadis yang baik, penyayang, pintar dan ramah pada siapapun. Dia seorang yatim piatu, papa dan mama nya meninggal sejak ia berusia 10 tahun karena kecelakaan.


Suatu hari dia di usir oleh keluarga bibinya, kemudian dia pergi dan di kontrakan. setelah itu dia mencari pekerjaan di William Group dan di terima bekerja di situ.

Pria itu adalah Sean William. Dia adalah CEO William Group, seorang laki-laki berparas tampan, memiliki bentuk tubuh yang sempurna membuat setiap kaum hawa yang melihatnya terkesima. Namun, dia adalah pria yang dingin, kejam, tegas dan tidak tersentuh. la sangat sulit untuk di dekati, apalagi dengan seorang wanita.
Namun siapa sangka, di balik ketampanannya dia adalah pimpinan mafia terkejam yang cukup terkenal di berbagai negara.

Sean dan Anara bertemu lalu menikah
bagaimana kisah cinta Sean dan Anara?
Akankah mereka hidup bahagia?

Selamat membaca
Jangan lupa like, komen, bintang 🌟🌟🌟🌟🌟
Vote sebanyak-banyaknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Penculikan Anara

Selesai makan siang, Sean dan James mempersiapkan berkas yang akan ia gunakan untuk pertemuan setelah ini. Hingga suara ketukan pintu terdengar oleh keduanya.

Tok...

Tok...

"Masuk," sahut Sean dari dalam.

Sean mengernyitkan sebelah alisnya melihat anak buahnya kembali dengan Diva yang matanya terlihat sembab.

"Ada apa? Di mana Ana?" Tanya Sean to the point.

"Maafkan kami tuan, kami lalai menjaga nyonya. Kami kehilangan jejak nyonya saat di mall." Jawabnya dengan menundukkan kepala tidak berani menatap Sean.

"APA..?" Pekik Sean. Sean segera melangkahkan kakinya mendekat kearah anak buahnya.

Bugh...

satu pukulan di layangkan mengenai wajah anak buahnya.

"Apa saja yang kalian lakukan, hah? Bagaimana bisa kalian kehilangan istriku?" Wajah Sean menjadi merah padam karena kemarahannya.

"Maafkan kami, tuan." Ucapnya menunduk.

"Uncle... hiks... hikss..." Diva terisak kearah Sean.

Sean mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Diva." Coba ceritakan pada uncle, bagaimana tadi?" Ucap Sean lembut pada Diva. Ia tidak bisa marah pada keponakan kecilnya.

"Hiikss... hikss... tadi, aunty pergi ke toilet setelah makan. Hikss... lalu, aunty tidak kembali-kembali."

Terang Diva dengan terisak.

"Apa kau sudah cek cctv?" Sean beralih kearah anak

buahnya.

"Tadi Jeki sudah saya perintahkan, tuan. Sebentar lagi dia akan datang." Jawabnya.

Sean mengusap wajahnya kasar. "Cepat suruh dia kesini." Titahnya. Sean merasakan cemas saat ini pada Ana.

Anak buah Sean mengambil ponselnya dan segera menghubungi rekannya.

"Hiks.. hikss... uncle."

"Diva tenang dulu ya. Uncle akan menemukan aunty nanti." Sean mencoba menenangkan Diva yang masih terisak.

Tak lama kemudian, Jeki pun datang. "Saya datang tuan." Ucapnya baru saja tiba.

"Saya membawa rekaman cctv nya tuan. Ada dua orang yang membawa nyonya saat keluar dari toilet tadi." Ujarnya. Ia pun memberikan flashdisk yang berisikan rekaman Cctv yang ia dapat. Tanpa berlama-lama, Sean melihat rekaman itu di computer yang ada di ruangannya.

"Siapa yang melakukannya?" Ucap Sean marah setelah melihat rekaman Cctv itu.

"Sepertinya, mereka adalah orang suruhan tuan." Jawab Jeki.

"Lacak keberadaan Ana. Dan siapkan anggota kita." Perintah Sean tegas. Kedua anak buahnya tadi pun segera melaksanakan tugasnya sesuai perintah Sean.

"Diva ikut grandpa sama grandma dulu ya. Uncle mau mencari aunty dulu." Bujuk Sean pada Diva.

"Uncle janji ya... bawa aunty kembali." Ujar Diva dengan suara yang masih sesenggukan.

"Uncle janji... tidak akan lama." Jawab Sean meyakinkan Diva.

"James... kau urus perusahaan. Batalkan semua pertemuan hari ini, aku ingin mencari Ana." Perintah Sean pada James.

"Baik tuan. Semoga nyonya cepat ditemukan."

Sean pun pergi membawa Diva ke mension milik keluarganya terlebih dahulu setelah itu baru ia bergegas menuju markas.

Sesampainya di markas, Sean turun dari mobilnya dengan langkah yang terburu-buru masuk ke dalam markas.

"Bagaimana? Apa kalian sudah mendapatkannya?" Tanya Sean dengan wajah yang sudah terlihat garang.

"Sudah tuan. Kami sudah menemukan titik di aman nyonya berada sekarang. Titik itu berada di gudang tua di ujung kota. Tempat ini adalah tempat di mana biasanya para orang-orang atau pembunuh bayaran berada." Terang salah satu anak buah Sean sambil menunjukkan lokasi yang sudah ia dapatkan.

Untungnya, waktu itu Sean sempat memberikan alat pelacak pada cincin pernikahan mereka untuk berjaga-jaga jika hal seperti ini terjadi.

Tidak sulit juga bagi anak buah Sean untuk mencari titik letak di mana Ana berada. Mereka semua sudah terlatih.

"Kita segera berangkat sekarang. Bawa 20 anggota kita kesana." Perintah Sean dengan tegas.

Tanpa berlama-lama, Sean dan beberapa anak buahnya pergi menuju lokasi di mana Ana berada saat ini.

Sedangkan di sisi Ana...

Ana masih belum sadarkan diri dengan posisi di dudukkan di atas kursi kayu yang sudah usang dan tubuhnya diikat kencang.

Jesica menatap wajah Ana yang masih pingsan itu dengan senyuman jahatnya. Dia terlihat sangat senang karena rencananya sudah berhasil. Tapi siapa sangka, justru dia telah masuk ke kandang harimau kali ini.

Dia belum tahu jika Ana adalah istri dari Sean, jika saja tahu, mungkin dia juga akan menyewa mafia untuk menculik Ana.

Eennghh...

Ana mulai mengerjapkan matanya.

"Kau sudah sadar rupanya?" Ucap Jesica dengan tersenyum sinis.

Mata Ana melotot kaget melihat Jesica di depannya saat ini. "Apa yang kau lakukan padaku? Lepaskan aku. Aku tidak ada urusan denganmu nona." Ana sedikit memberontak agar ikatan pada dirinya terbuka. Namun nihil, ikatan itu cukup kencang.

"Hahahaha... tidak semudah itu, gadis bodoh." Ujar Jesica dengan suara lantang.

"Memangnya apa yang sudah aku lakukan padamu, nona?" Teriak Ana. Ia tidak akan takut menghadapi seseorang yang seperti Jesica.

"Kau harus mati. Karena kau sudah mendekati orang yang aku incar dari dulu." Sentak Jesica. Ana terbuka lebar mendengar kata mati dari Jesica.

"Aku tidak pernah mendekati orang yang kau suka. Lepaskan aku." Berontak Ana.

"Hahaha... kau sudah mendekati Seanku gadis bodoh. Tidak ada yang boleh mendekatinya. Hanya akulah yang pantas berada di sisinya." Tukas Jesica.

Ana pun faham akan hal ini, kenapa Jesica bisa menculiknya.

"Jika kau memang merasa pantas berada di sampingnya, harusnya kau bisa menggunakan dengan cara baik. Bukan cara kotor seperti ini, nona. Kau bahkan tak lebih dari seorang pecundang." Balas Ana dan di akhiri ejekan yang di tujukan pada Jesica.

Jesica yang mendengar ejekan dari Ana tidak terima. la mendekat kearah Ana dan menamparnya sangat keras.

Plak...

Pipi kanan Jesica terlihat memerah karena bekas tamparan Jesica. Hingga sudut bibirnya mengeluarkan jejak darah.

"Tutup mulutmu itu, gadis bodoh." Bentak Jesica tak terima.

"Apa yang kau katakan itu benar nona. Kau tak lebih dari seorang pecundang." Kata Ana lagi. Jesica semakin geram dengan ucapan yang di layangkan Ana padanya.

Plaakk...

Satu tamparan lagi mendarat di pipi Ana." Berani-beraninya kau..." wajah Jesica terlihat merah padam saat ini.

Jesica yang memang mempunyai perangai buruk itu mudah sekali terbawa emosi.

Jesica mencengkram dagu Ana dengan sangat kuat hingga Ana meringis kesakitan. "Kau boleh saja mengejekku saat ini, gadis bodoh. Tapi jangan harap setelah ini kau bisa menikmati udara di luar sana."

Setelah mengatakan itu, Jesica melepaskannya secara kasar.

"Tuang semua bahan bakar yang ada. Dan bakar gudang ini." Perintah Jesica pada orang-orang suruhannya.

"Tidak...jangan lakukan itu.Aku mohon lepaskan aku ..." Ana memohon pada mereka saat melihat orang-orang Jesica mulai menuangkan bahan bakar.

"Hahaha.... Setelah kau mengejekku dan sekarang kau memohon padaku." Ujar Jesica dengan tersenyum sinis.

"Terlambat, nikmati saja apa yang akan terjadi padamu." Sambung Jesica lalu melangkahkan kakinya pergi.

"Bakar tanpa tersisa." Perintahnya lagi. Ia pun segera melangkahkan kakinya keluar meninggalkan gudang tua itu.

Tanpa berlama-lama, ia melajukan mobilnya kembali pulang ke mensionnya.

Orang-orang suruhan Jesica mulai menyalakan korek api yang mereka bawa.

"Jangan... jangan lakukan itu. Aku mohon lepaskan aku..hiks.. hikss..." Ana menangis memohon pada orang-orang suruhan Jesica.

Mereka tidak mendengarkan suara tangisan dari Ana.

Wuushh...

Api mulai menyala.

"Tolong aku... hikss.. hikss..."

Orang-orang suruhan Jesica tertawa kencang saat melihat Ana menangis tidak berdaya.

"Ayo kita keluar dari sini. Kita nikmati pemandangan ini dari luar." Ajak salah satu orang suruhan Jesica pada temannya.

Mereka pun keluar tanpa peduli dengan keadaan

Ana.

"Tidaakk... tolong jangan tinggalkan aku. Lepaskan akuu..." teriak Ana lirih.

"Hikss... hikss... Sean, Api itu semakin membesar sedikit demi sedikit. Karena memang banyaknya bahan kayu di sana.

"Sean... apa kau akan datang menolongku? Hiks... hiks..." lirihnya lagi. Ia tidak bisa berbuat apa-apa kali ini. ikatan yang ada pada dirinya terlalu kuat.

Uhukk... uhukkk....

Ana terbatuk karena menghirup asap yang mulai mengepul.

"Ya tuhan... jika memang ini adalah akhir dari takdirku, maka sampaikan maaf pada suamiku untuknya. Aku belum bisa menjadi istri yang baik untuknya. Katakana padanya jika aku mencintainya. Hiks... hikss..." lirih Ana.

"Diva... maafkan aunty. Aunty tidak bisa menjaga Diva ." Sambung Ana mengingat kebersamaannya bersama Diva.

Uhuukkk... uhukkk....

Ana kembali menghirup asap tebal.

1
gempi
g
Qilla
terlalu naif ana ini ,pengen tak getok pakek centong lama lama ni bocah
Dinar Almeera
terimakasih banyak author, ditengah gempuran cerita kalau nikah mendadak cowoknya kasar dingin, ini cerita terbaik yang dimana sekalipun menikah belum ada cinta tapi pasangan yang saling menghargai pernikahan tanpa perlu drama kasar cuek dingin dan surat perjanjian
bebe
done vote nya
bebe
biatkan sean marah sm keluargamu anara ngga usah lagi kau kasihani mreka yg tak tau diri
Rossa Simangusong
Maos disuruh seret. dibunuh kek
Sondry Kaday
Buruk
Debby
Luar biasa
Debby
Lumayan
Mimi Sanah
hahahaha kasian mereka tertekan batin 😁😁😁
Noni Diani
Lumayan
Noni Diani
Luar biasa
Mimi Sanah
hahahaha
Mimi Sanah
hahahaha langsung saya ketawa😀😀😀😀😀😀
epifania rendo
diva sabar ya
epifania rendo
keluarga tidak tau malu
epifania rendo
lita tidak tau malu
epifania rendo
diva harus sabr ya
epifania rendo
diva harus sabar ya
epifania rendo
sabar sean
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!