Harap bijak memilih bacaan.
Jika cerita ini bertentangan dengan prinsip anda, saya harap jangan membuat keributan! Karena cerita ini hanyalah karangan fiktif semata!
Nesya, anak yang tidak diinginkan oleh sang Daddy, akibat kematian ibunya karena melahirkannya. Hingga membuat Ansell membenci gadis itu. Ansell selalu memberikan penderitaan pada Nesya, tidak pernah sekalipun memberikan kasih sayang pada anak yang sebenarnya bukan anak kandungnya itu.
Namun, ketika Nesya sudah di ambang kematian, Ansell menyadari semua kesalahannya dan berniat menebus perbuatannya.
Bagaimanakah selanjutnya, stay tuned di karya aku... DADDY'S LOVE
FOLLOW MY IG ACCOUNT: Novia_GULTOM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elizabetgultom191100, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang?
Matahari mulai menampakkan sinarnya, tapi Nesya masih enggan membuka matanya. Hari ini memang hari Minggu, tapi tidak biasanya dia bangun sesiang ini. Entahlah, Nesya tidak tau, bergelung di bawah selimut lebih menarik baginya daripada lari pagi, aktivitas yang biasa dia lakukan setiap akhir pekan. Lagipula, tidak ada agenda kegiatan yang harus dilakukannya hari ini, yang mengharuskannya bangun lebih pagi.
Tapi sialnya, perutnya yang belum terisi dari kemarin malam, mengganggu tidur paginya. Dengan malas dan tanpa semangat, Nesya ke kamar mandi hanya untuk sekedar mencuci muka.
Nesya hendak turun ke dapur, setelah melihat jam sebelumnya, dia yakin Nenek dan Kakek pasti sudah tidak ada di rumah. Begitulah setiap harinya, meskipun akhir pekan, mereka tetap tidak punya waktu di rumah.
Tapi saat hendak menuruni anak tangga, Nesya heran ketika mendengar suara-suara dari arah ruang makan. "Apa Kakek Nenek masih di rumah? Tumben sekali."
Nesya mengangkat bahunya lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang makan. Di sana Nesya melihat Nenek yang sedang sibuk bicara dengan pelayan, entah membicarakan apa.
"Nenek..." Panggil Nesya membuat Nenek beralih padanya.
"Cucu Nenek udah bangun ya.." Nenek langsung mendekati Nesya, lalu memeluknya sambil mencium pipi gadis itu.
"Ada apa ini Nek, keliatannya sibuk banget." Ucap Nesya lalu sambil duduk di meja makan setelah melepas pelukannya.
"Ehem..." Nenek berdehem sambil melihat Nesya tersenyum cerah.
"Nesya, sebentar lagi kita akan kedatangan tamu..." Nenek melihat raut muka cucunya dengan penuh selidik.
"Ohh..." Nesya hanya ber'oh ria' saja, tanpa tertarik siapa tamu yang akan datang. Nesya memang tidak peduli siapa saja yang datang ke rumah ini, karena tidak ada gunanya juga dia tau, karena mereka tidak bisa dijadikan sebagai teman yang akan mengisi kesepian dalam hatinya.
"Kamu tidak penasaran siapa yang akan datang?" Nenek heran dengan sikap cucunya itu yang tidak peduli. Huh, Nenek sangat merindukan Nesya kecil, cucunya yang paling manja dan centil. Entah kemana perginya sifat manjanya itu.
"Memangnya siapa Nek?" Nesya berusaha untuk bersikap sopan pada Neneknya itu. Walaupun beliau tidak pernah memiliki waktu untuknya, setidaknya Nenek sudah berbaik hati membesarkannya sampai sekarang ini.
"Kamu pasti akan senang mendengar siapa yang akan datang." Ucap Nenek semangat, berharap Nesya ikut senang.
Ayolah Nek, memangnya kedatangan siapa yang akan membuatku senang? batin gadis itu.
"Kamu tau sayang, Daddymu akan pulang hari ini..." Nenek tersenyum lebar sambil melihat reaksinya.
Deg.
Daddy?
*Hah Nenek pasti sedang bercanda bukan? Tidak mungkin laki-laki jahat itu pulang. Oh Tuhan, aku hampir gila jika mengingat semua sikapnya padaku.
Untuk apa dia pulang? Tidak mungkin untuk melihatku kan? Ayolah Tuhan, jangan permainkan hamba-Mu ini. Dia tidak pernah menginginkan kehadiranku. Engkau sudah menyaksikan sendiri bukan? Dia bahkan tidak pernah menjengukku di sini. Delapan tahun.... bukan waktu yang singkat bagiku yang masih sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatiannya. Boro-boro untuk mengunjungi, menanyakan kabar pun tidak pernah.
Kumohon Tuhan, kuatkan Anakmu ini. Untuk apa dia pulang? Tolong jangan biarkan dia kembali, jika hanya untuk menyakiti hatiku lagi*...
Manik mata Nesya melebar mendengar ucapan Nenek. Tapi dia berusaha menyembunyikan raut wajah yang cukup terkejut. Lalu menatap Nenek tanpa ekspresi.
Nenek memperhatikan wajah cucunya yang tidak senang akan apa yang baru saja dia ucapkan. Seperti tidak tertarik sama sekali. Bukankah itu berita yang membahagiakan baginya? Bukankah harusnya Nesya senang mendengar kabar bahwa Daddy-nya akan pulang. Tapi apa? Gadis ini malah berekspresi datar mendengarnya.
"Nesya kamu... Kamu tidak senang?"
Nesya mengangguk. "Nesya senang kok Nek." Memaksakan senyumnya. Tidak. Aku tidak senang sama sekali. Bahkan aku harap dia tidak usah pulang.
"Lalu, ada apa dengan sikapmu itu. Kamu terlihat tidak menyukai kedatangan Daddymu?"
Lalu aku harus apa Nek? Haruskah aku melompat-lompat ceria seperti anak kecil? Dia tidak sebaik itu, yang membuatku harus dengan senang hati menyambut kepulangannya....
TBC ☘️☘️☘️
JANGAN LUPA LIKE DAN VOTENYA YAAA 😀😀😀
buat apA nawarin tadi bapaknyaaa
kan dia daddy kamu