Hidup Brianna hancur lebur, karena ulah seorang pria tidak bertanggung jawab yang mengincar saudara kembar nya. Briella telah melakukan sebuah kesalahan fatal, hingga membuat Aarav Anderson menaruh dendam pada nya. Niat hari ingin membalas dendam pada Briella, tapi justru Brianna lah yang harus menanggung semua nya.
Brianna diusir dari rumah dalam keadaan terhina. Tidak ada satu orang pun yang membela nya, termasuk juga Briella. Bahkan gadis itu menutup mata walaupun tau jika tragedi ini disebabkan oleh ulah nya sendiri. Seolah takdir belum cukup mempermainkan hidup nya, beberapa tahun kemudian dia mendapatkan kabar jika pria yang dulu menghancurkan hidup nya, akan bertunangan dengan Briella.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mecca SK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
' Seperti nya Aarav bukan lah seorang pria yang normal! '
Pemikiran gila itu terus menerus berputar di kepala Briella. Dia merasa jika sikap Aarav sangat aneh, karena pria itu tidak mau membantu nya untuk melepas hasrat. Padahal dia sedang dalam pengaruh obat perangsang, dan kesempatan untuk Aarav menjamah nya terbuka lebar.
Mereka sudah berciuman dengan sangat liar, dan tangan pria itu pun sudah bergerak untuk menyentuh beberapa area sensitif tubuh nya. Tapi mendadak pria itu berhenti, dan malah keluar dari mobil. Bahkan pria itu tidak kembali dalam waktu yang cukup lama, hingga membuat Briella tersiksa. Pada akhirnya gadis itu melepaskan hasrat gila nya dengan bermain solo menggunakan jemari tangan nya.
" Akh... Aarav... Ah!!! " Jerit Briella ketika dia mencapai pelepasan nya.
Nafas gadis itu terengah dan hasrat liar yang semula membakar tubuh nya, secara perlahan mulai mereda. Gadis itu kembali memakai semua pakaian nya dan duduk dalam diam sambil menunggu Aarav kembali masuk ke mobil nya.
Tak lama Aarav muncul dan bersikap acuh tak acuh pada nya. Tanpa mengatakan apapun, pria itu mulai menjalankan mobil nya dengan kecepatan sedang.
" Aarav... Tadi kau kemana? Kenapa tiba - tiba berhenti dan meninggalkan ku sendirian di mobil? " Tanya Briella dengan raut wajah yang menunjukan rasa penasaran.
" Aku sengaja pergi agar bisa memberimu ruang untuk sendiri! " Jawab nya dengan nada dingin.
" Kenapa? Kau tau kan jika aku dalam pengaruh obat perangsang!? Apakah kau tidak mempunyai keinginan untuk membantu ku keluar dari pengaruh obat itu? "
" Kau bisa melakukan nya sendiri! "
" Tapi... "
Briella tidak mampu lagi menunjukan protes nya pada Aarav. Dia yakin ada sesuatu yang membuat pria itu kesal, hingga enggan menyentuh tubuh nya lebih jauh lagi. Tapi apa?
" Tolong antar aku ke hotel. Kedua orang tua ku ada di rumah dan akan menimbulkan masalah besar, jika mereka melihat ku pulang dengan penampilan seperti ini! " Ucap Briella.
" Apa kau tidak meminta ijin pada mereka sebelumnya? "
" Aku meminta ijin untuk bekerja kelompok di rumah teman ku! "
" Oh... Jadi kau berbohong pada mereka? "
Briella mengangguk pelan, " Aku tidak akan mungkin mendapatkan ijin jika mengatakan yang sebenarnya. Aku terpaksa harus datang ke klub itu, karena Yuriko menantang ku secara terus menerus! "
Hah...
Briella bisa mendengar helaan nafas berat dari Aarav. Entah apa yang membuat pria itu marah pada nya, karena dia merasa sedikitpun tidak membuat masalah malam ini.
" Aarav! Ini kan jalan ke rumah ku? " Tanya Briella panik.
" Hmm... "
" Aku kan sudah bilang padamu, untuk mengantarkan ku ke hotel. Kenapa kau malah membawa ku ke rumah? "
Aarav tidak menjawab dan terus melajukan mobil nya menuju ke depan rumah keluarga Xavierra. Ketika sampai, dia menoleh pada Briella, dan menatap gadis itu dengan mata tajam nya.
" Kita sudah sampai. Keluar dari mobil ku, dan masuklah ke dalam rumah mu! " Ucap nya.
Briella menatap Aarav dengan tatapan tidak percaya. Semua yang dikatakan oleh nya tadi, seolah tidak ada satupun yang masuk ke telinga pria itu.
" Kau sangat menyebalkan Aarav! " Bentak Briella.
Brak!!!
Briella membanting pintu mobil dengan kuat, begitu dia keluar dari sana. Tanpa mengatakan apapun, dia masuk ke dalam rumah nya melalui gerbang belakang. Dia harus masuk secara diam - diam karena sekarang waktu sudah menunjukan pukul 2 dini hari. Akan menjadi masalah besar, jika kedua orang tua nya melihat nya pulang di waktu seluruh ini, apalagi dengan penampilan yang jauh berbeda dengan yang dia kenakan saat berpamitan.
Jika dia ketahuan, maka kepercayaan kedua orang tua nya bisa saja rusak, bahkan menghilang begitu saja!
Brugh...
Briella menghempaskan tubuh nya dengan kuat ke atas tempat tidur, ketika dia berhasil masuk ke kamar nya dengan selamat. Bayangan akan sikap menyebalkan Aarav terus berputar di kepala nya, dan membuat hati nya merasa panas.
Apa yang salah dengan nya?
Dia cantik, menarik, dan mempunyai tubuh yang sexy. Setiap pria yang melihat nya dalam balutan outfit mini, pasti akan tergoda dan berhasrat pada nya. Mereka akan melakukan cara apapun agar bisa mendapatkan diri nya, dan kenikmati keindahan tubuh nya walau hanya untuk satu malam saja.
Tapi Aarav?
Pria itu bahkan sudah melihat nya dalam keadaan yang polos. Mereka sudah berciuman dengan begitu liar nya, dan dia juga sudah merasakan sentuhan tangan pria itu di tubuh nya. Tapi setelah itu pria itu berhenti dan membiarkan nya bermain sendiri!? Sebuah tindakan yang sangat tidak masuk akal untuk nya.
Apakah mungkin pria itu takut merusak nya? Alasan yang konyol. Pria itu jelas sudah pernah memperkosa Brianna sebelum nya. Jadi ketika sekarang pria itu melakukan hal itu dengan nya, maka seharus nya tidak timbul masalah apapun. Kecuali jika pria itu sadar, jika dia bukan lah gadis yang sama dengan yang pernah di sentuh nya dulu.
Astaga... Mungkinkah!?
***
Brianna terus menggerutu di dalam hati nya, karena Drake dengan mudah nya menghabiskan ribuan dollar hanya untuk berbelanja pakaian nya. Semua itu terasa berlebihan untuk nya, yang bekerja di rumah pria itu sebagai seorang personal assisten.
Karena itulah di sepanjang perjalanan pulang, dia tidak mengatakan apapun dan fokus manatap jalanan. Dia mencoba menunjukan protes nya dengan cara yang sedikit kekanakan.
" Aku sudah mendaftarkan mu sekolah secara homeschooling. Mulai besok akan ada guru yang datang ke rumah, dan kau bisa memulai pelajaran dimulai setelah aku berangkat kerja, hingga jam pulang kerja! " Ucap Drake.
Brianna menoleh dan menatap Drake dengan mata membola, " Kenapa aku harus sekolah? "
" Karena itu adalah hak juga kewajiban mu untuk mendapatkan pendidikan penuh di usia mu yang masih remaja. Aku akan mengambil alih tugas orang tua mu, dan menjadi penanggung jawab penuh atas pendidikan mu itu! "
" Kau tau apa yang sedang kupikirkan, Drake? "
" Apa? "
" Kau terlihat seperti seorang Sugar Daddy bagi ku. Sikap royal mu ini sudah di luar batas, dan hal itu membuat ku cemas. Kau tidak akan menuntut untuk memberikan tubuh ku sebagai bayaran nya, kan!? Jika kau memiliki niatan seperti itu di dalam otak mu, maka sebaiknya segera kau hentikan. Aku tidak mau menjadi Sugar Baby untuk mu! "
Ckitt...
Drake menghentikan mobil nya secara tiba - tiba, hingga membuat Brianna tersentak. Dia memegang dada nya yang berdebar kencang, karena tindakan berbahaya yang seenaknya dilakukan oleh pria itu.
" Kau sudah gila? Aku masih muda dan tidak ingin segera menemui kematian! " Keluh Brianna.
Drake menatap Brianna dengan lekat, hingga membuat gadis itu merasa gugup dan salah tingkah. Tapi dibandingkan kedua perasaan itu, Brianna lebih condong merasakan takut karena terintimidasi dengan mata tajam nya.
" Apakah kau selalu bersikap seperti itu pada semua orang? Kau meragukan kebaikan mereka, dan menuduh mereka mempunyai niatan buruk pada mu. Apakah selalu seperti itu? " Tanya nya.
Apa?
Brianna berusaha keras untuk memikirkan pertanyaan yang diberikan oleh Aarav. Dia memang selalu bersikap seperti itu beberapa tahun belakangan ini. Hal itu terjadi karena ketakutan berlebihan yang dirasakan oleh nya, karena rata - rata orang yang berbuat baik pada nya pasti selalu menuntut timbal balik. Hal itu membuat nya waspada, dan lebih memilih menolak kebaikan orang, jika masih bisa meng-handle segala sesuatu nya sendiri.
" Kurasa kau harus bertemu dengan psikolog untuk memeriksa kejiwaan mu, Anna! " Ucap Drake dengan lembut.
" Aku tidak gila, Drake. " Sahut Brianna ketus.
" Tidak ada yang menyebutmu gila, Anna. Kau membutuhkan peran psikolog untuk mengeluarkan segala sampah yang tertimbun lama di dalam hati mu. Sampah - sampah itulah yang membuat hati dan pikiran mu kotor, hingga tidak mampu melihat ketulusan orang lain. Aku akan mengatur agar psikolog terbaik di kota ini datang ke rumah, dan nanti ceritakan lah semua beban di hatimu itu pada nya! "
Mata Brianna menatap Drake dengan berkaca - kaca. Ucapan pria itu membuat nya merasa malu, karena telah salah menilai niatan pria itu. Drake sangat baik pada nya. Namun dia tetap saja tidak bisa menghilangkan rasa ketakutan nya, akan tuntutan yang mungkin dilayangkan oleh pria itu suatu hari nanti.
Seperti nya dia mempunyai inner child yang belum tuntas!
***
" Bad day, huh? " Tanya Smith ketika melihat Aarav kembali datang ke klub yang baru saja digerebek oleh polisi itu.
Wajah bos nya itu terlihat sangat kusut seolah menyimpan sebuah permasalah besar, yang tidak berujung. Terlihat sangat menyedihkan, namun juga menggelitik untuk ditertawakan. Karena dia yakin jika hal itu disebabkan oleh orang yang sama, yaitu Briella.
Aarav tidak langsung menjawab dan justru mengambil botol minuman, dan menengak nya langsung dari botol nya. Dia benar - benar dibuat pusing akan situasi yang saat ini terjadi, mengenai keanehan Briella yang seakan terasa asing oleh nya.
Dia tidak mabuk saat pertama kali menyentuh, dan mengambil paksa kehormatan gadis itu. Dia ingat akan bagaimana detail dari tubuh yang di nikmatin oleh nya, karena itu selalu terbayang di dalam kepala nya dan tidak semudah itu untuk dilupakan. Itu adalah pengalaman pertama nya juga dalam berhubungan badan, sehingga memberikan kesan yang istimewa di dalam hati dan pikiran nya.
Bukan hanya bentuk dan ukuran saja yang Aarav permasalahkan, melainkan menghilang nya sebuah tanda lahir berbentuk unik yang ada di area bahu gadis itu. Tidak mungkin kan, jika tanda itu menghilang begitu saja.
" Ceritalah... Siapa tau gue bisa kasih lo solusi! " Ucap Smith.
" Apakah mungkin tanda lahir di tubuh seseorang menghilang begitu saja? " Tanya Aarav.
" Tanda lahir? Hmm... Setau gue bisa saja tanda lahir dihilangkan, tapi pastinya harus melalui aplikasi prosedur medis seperti operasi kecil atau laser. Memang nya kenapa? "
" Briella yang sekarang tidak punya tanda lahir yang sama, dengan Briella yang dulu gue tiduri. Selain itu dia juga punya bentuk tubuh terutama ukuran dada yang berbeda dengan dulu. Hal itu membuat gue merasa semakin asing dengan gadis itu! "
Smith berusaha keras untuk menahan ledakan tawa nya. Aarav terdengar seperti seorang pria c*bul yang membandingkan ukuran wanita yang pernah disentuhnya. Sesuatu yang sangat tabu, dan tidak pantas dilakukan oleh orang besar seperti nya.
" Memang nya Briella yang dulu punya tanda lahir apa? "
" Dia punya tanda lahir berbentuk bulan sabit di bahu belakang nya. Terlihat sangat cantik dan unik, hingga membuat gue sempat terpukau saat akan merusak nya dulu! "
" Dan sekarang tanda itu tidak ada di sana? "
" Ya. Tanda nya menghilang dari sana! "
" Gue rasa memang lo harus menyelidiki masalah ini secara lebih mendetail. Mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Roseanne, dan siapa orang yang menjadi dalang di belakang nya. Lo juga harus menyelidiki Briella dan saudara kembar nya, agar tau siapa sebenarnya yang sudah lo rusak saat itu. "
Aarav mengangguk, " Gue rasa memang seharusnya begitu. Dulu gue main percaya begitu saja terhadap pengakuan yang diungkapkan oleh Briella dihadapan kedua orang tua Roseanne. Gue pikir dia berani datang, karena memang tidak bersalah. Tapi semakin hari gue semakin merasa semua nya terasa aneh dan janggal! " Sahut nya.
" Butuh bantuan gue? "
" Hmm... Selidiki semua hal tentang Briella, dan saudara kembar nya. Kalau bisa gue ingin bisa bertemu dengan saudara kembar nya secara langsung! "
Smith mengangguk. Dia akan mengusahakan segala cara untuk membantu sahabat sekaligus bos nya itu, agar masalah ini cepat terselesaikan.
" Siapa nama kembaran dari gadis itu? " Tanya nya.
Aarav mengehela nafas panjang. Sebuah nama muncul di kepala nya, " Brianna... Namanya adalah, Brianna Xavierra! " Jawab nya.
Brianna... Briella... Ah, siapa sebenarnya yang dulu pernah dia sakiti?