NovelToon NovelToon
The Unwritten Destiny

The Unwritten Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Hybrid / Epik Petualangan / Misteri / Action / Fantasi Timur / Romansa Fantasi
Popularitas:727
Nilai: 5
Nama Author: Zan Apexion

KEKUATAN NAGA KENAPA BISA ADA DI TANGAN BOCAH INI? PLOT TWIST-NYA: DIA BISA KUASAI SEMUA ELEMEN!

Bayangin: di dunia Aethoria yang isinya cuma soal kekuatan elemen, ada Vincent Kai, cowok misterius dari Suku Naga, yang diam-diam punya cheat code paling gila. Dia bukan cuma kuat, tapi Juga Overpower—dia bisa ngendaliin semua elemen! Rahasia ini harus dia sembunyikan dalam-dalam biar dunia enggak chaos.

Masalahnya, dunia fantasi mana yang damai terus?

Datanglah Ash Falnes Phoenix, dengan ambisinya yang setinggi langit, ingin membuat Aethoria tunduk di bawah kakinya. Rencana jahat Ash ini jelas mengancam keseimbangan Antara Suku Starlight, Aquaria, Terra, Sylvan, Aeolus, dan lainnya.

Ini bukan lagi sekadar petualangan biasa, ini pertaruhan hidup-mati yang penuh intrik, pengkhianatan, dan epic battle.

Vincent sekarang dihadapkan pada pilihan paling berat: terus hide and seek dengan kekuatannya sambil melihat dunia hancur, atau come out dan terima takdirnya?

Status : Daily Update

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zan Apexion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Sang Naga Yang Terluka Parah

Preview Bab sebelumnya:

Sementara itu, Cahaya Merah bercampur dengan warna kehijauan seperti giok itu mulai berkumpul kembali, dan membentuk sebuah bola energi yang besar. Bola energi itu mulai berputar, dan menciptakan pusaran yang kuat, menarik segala sesuatu disekitar ke dalam pusaran itu.

"Alicia... Vincent..." Bola energi itu mulai bersinar dengan cahaya yang sangat terang, dan semuanya menjadi gelap. Pusaran energi itu menarik Alicia dan Vincent ke dalam, dan mereka berdua menghilang dalam cahaya yang sangat terang itu.

Vera dan Evan yang sudah berada di tempat yang aman, berhenti berlari dan menoleh ke belakang. Mereka melihat bola energi itu menghilang, dan kegelapan di sekitar mereka mulai memudar.

"Apa... apa yang terjadi?" para pasukan vera bertanya, suaranya bergetar.

Sedangkan, Evan hanya diam menunggu perintah Vera selanjutnya.

Disisi lain, Vera menatap ke arah tempat bola energi itu menghilang, dengan ekspresi yang serius. "Aku tidak tahu, tapi aku yakin ini belum berakhir."

Bab 24: Sang Naga Yang Terluka Parah

Pengamatan Black Mage

Di Celah Utara yang sunyi, Pasukan Black Mage yang dikomandoi Evan dan Vera sebagai petingginya, mereka sedang berkumpul. dari wajah mereka terlihat dipenuhi dengan ekspresi kebingungan dan juga ketakutan. Meskipun, Mereka adalah pengguna sihir gelap, tetapi fenomena yang baru saja mereka saksikan diperkirakan dapat melampaui sihir dimensi biasa.

"Apa... apa yang terjadi?" tanya salah satu Pasukan Black mage, suaranya bergetar.

Sedangkan Evan, yang kini berada di bawah kendali Vera, hanya diam. Dengan tatapan Matanya yang dingin dan tajam siap menunggu perintah Vera Berikutnya, tetapi bahkan dalam kepatuhannya, ada sedikit insting kegelisahan yang tertahan dalam benaknya.

Vera akhirnya berbicara, suaranya pelan, dan hal yang ingin dia sampaikan penuh dengan perhitungan. "Itu bukanlah teleportasi. Itu adalah reaksi tabrakan energi. Antara Energi Giok Kuno yang tersisa pada tubuh Alicia yang kemudian bereaksi dengan energi Core Saint di tubuh Vincent, dan hasil dari kedua hal ini secara tidak sengaja menciptakan portal waktu-spasial yang tidak stabil."

Strategi yang Berubah

Vera mengepalkan tangannya. Hilangnya Vincent dan Alicia adalah kegagalan yang tidak terduga, tetapi ini juga membuka peluang baru.

"Vincent dan Alicia tidak pergi ke Puncak Es," lanjut Vera. "Mereka telah terlempar. Entah ke mana, dan saat ini keberadaan pastinya tidak diketahui."

Vera menoleh ke Evan. "Evan, laporkan situasi ini kepada Suku Phoenix. Biarkan pemimpin suku Phoenix berpikir bahwa Vincent berhasil melarikan diri ke utara dan kemudian, mereka sedang menuju tempat peninggalan Suku Naga Laut."

Evan mengangguk. "Saya mendengar dan mematuhi Perintahmu dengan baik, Tuanku Vera. Jawab Evan.

Evan melanjutkan perkataannya. "Selanjutnya Apakah kita akan Menganti strategi kita yang sebelumnya dengan strategi baru, wahai Tuanku Vera?"

"Benar, Karena situasi yang terjadi saat ini, kita harus mengubah rencana kita. Vincent yang kita kenal saat ini berbeda dengan dirinya dimasa lalu, kini ia tidak lagi berusaha menghindari kita; dengan kemampuannya yang sekarang dia bisa berpindah ke waktu dan tempat yang berbeda, membuatnya sulit untuk kita prediksi posisinya apalagi jika harus menangkapnya itu adalah tantangan yang sulit." Ucap Vera menjelaskan.

Vera menunjuk ke arah reruntuhan altar batu. "Kita harus mencari sisa-sisa energi dari pusaran itu. Sekarang, Ambil semua yang tersisa dari altar ini. Mungkin ada sisa-sisa energi element spiritual yang tertinggal dan bisa kita gunakan untuk melacak jejak mereka."

Dengan perintah dari Vera sebagai petinggi, para pasukan Black mage itu segera mengerjakan tugasnya, mereka menyortir debu-debu yang mungkin terdapat benda yang berhubungan dengan sisa-sisa energi tadi dan juga mengumpulkan serpihan benda berharga dari reruntuhan itu yang mungkin saja dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menemukan Vincent dan Alicia.

Dimensi yang Terbalik

Sementara itu, Vincent merasakan segalanya berputar. Ia merasakan tubuhnya dirobek oleh kekuatan yang jauh lebih besar daripada tabrakan dimensi di Ruang Waktu Kuno. Ia juga merasakan Energi Saint di core-nya berteriak melawan pusaran dimensi yang mencoba merobeknya.

Alicia berpegangan erat padanya, Lentera Kuno di tangannya mengeluarkan cahaya gila-gilaan, mencoba untuk menstabilkan keadaan mereka di area yang tidak stabil ini.

Tiba-tiba, putaran berhenti. Cahaya meredup.

Vincent dan Alicia mendarat ke tanah yang permukaannya keras. Bau tanah yang lembab dan disertai lumut yang tersebar disekitar langsung menyambut mereka, disertai dengan udara yang dingin. Vincent tergeletak di tanah, tubuhnya terasa lemah dan berat, disertai dengan adanya luka berlobang di dadanya, dari area luka itu, darah berwarna merah mengucur deras dan menggenang di sekitar tubuhnya. hal ini menimbulkan rasa sakit yang sangat menyakitkan, menyebar di seluruh tubuhnya, membuatnya hampir tidak bisa bernapas.

Disisi lain, Alicia yang sedang terbaring di sebelahnya, kondisi tubuhnya juga penuh luka dan darah. Bulu-bulu phoenix kecil yang tajam masih menancap di kulitnya, meninggalkan bekas luka yang dalam dan menyakitkan. Napasnya terlihat lemah, dan matanya setengah terbuka, ia berusaha untuk memfokuskan Pandangannya pada Vincent.

"Vincent...?" Alicia menggumam, suaranya lemah dan terputus-putus. "Kau... kau tidak apa-apa?"

Vincent mencoba untuk berbicara, tapi hanya bisa mengeluarkan suara yang tidak jelas. Matanya mencari segala arah untuk menemukan Alicia, dan kemudian, setelah mencari beberapa saat pandangannya bertemu dengan gadis itu, ia melihat kesedihan dan ketakutan yang terpancar di mata Alicia.

"Alicia... aku... aku..." Vincent mencoba untuk berbicara lagi, tapi kata-katanya terpotong oleh rasa sakit yang luar biasa.

Melihat hal ini, Alicia mencoba untuk bangkit, tapi tubuhnya terlalu lemah. Karena hal ini Ia terbaring kembali, menatap Vincent dengan mata yang penuh air mata.

"Kita... kita harus pergi dari sini," Alicia menggumam, suaranya lemah. "Kita tidak... tidak bisa..."

Vincent mencoba untuk mengangguk, tapi yang ia bisa lakukan saat ini hanya bisa mengeluarkan suara yang tidak jelas. Ia tahu bahwa mereka harus pergi dari sini, tapi tubuhnya tidak bisa bergerak. Rasa sakit dan kelemahan membuatnya terjebak di tempat, tidak bisa bergerak atau berbicara.

Kini, Keduanya terbaring di tanah, berusaha untuk bertahan hidup di tempat yang tidak diketahui, dengan luka-luka yang parah dan Kemungkinan bahaya yang mengancam disekitar mereka.

Gua misterius dan sosok yang familiar

Suasana menjadi sunyi, Mereka berdua saat ini, berada di dalam sebuah gua besar. Langit-langit gua itu diselimuti kristal-kristal bercahaya redup. Disana hanya terdengar suara napas yang lemah dan suara angin yang berhembus.

Alicia mencoba untuk membuka matanya, tapi rasa sakit yang luar biasa membuatnya kembali menutupnya. Ia merasa dirinya mulai kehilangan kesadaran, tapi dengan tekadnya yang kuat, ia berusaha untuk tetap terjaga.

"Vincent...?" Alicia menggumam, suaranya hampir tidak terdengar.

Vincent tidak menjawab. Terlihat Matanya masih terbuka, tapi pandangannya mulai kabur. Ia tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu, tapi tubuhnya tidak bisa bergerak.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, memecah kesunyian yang mencekam di gunung es itu. Alicia dan Vincent saling menatap, keduanya tahu bahwa mereka tidak bisa melawan lagi. Bahaya telah datang, dan saat ini mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Langkah kaki itu kini semakin dekat, dan Alicia bisa merasakan napas seseorang di dekatnya. Kemudian, ia mencoba untuk membuka matanya, tapi apa yang terlihat di depannya adalah sosok yang terlihat samar atau tidak jelas, seperti bayangan yang bergerak di balik kabut tebal.

Alicia mencoba untuk fokus, tapi sosok itu tetap tidak jelas wujudnya, seperti sedang diselimuti oleh kabut yang tak kunjung hilang. Ia bisa merasakan kehadiran seseorang di dekatnya, tapi tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

"Siapa...?" Alicia mencoba untuk bertanya, tapi suaranya lemah dan terputus-putus.

Sosok itu tidak menjawab, tapi malah mendekat ke arah Alicia. Ia bisa merasakan napasnya yang dingin di wajahnya.

"Kalian... kalian tidak apa-apa?" suara itu terdengar familiar, tapi Alicia tidak bisa mengenali siapa itu. kemudian, Alicia mencoba untuk menjawab, tapi hanya bisa mengeluarkan suara yang tidak jelas. Ia merasa dirinya mulai kehilangan kesadaran, dan semuanya terlihat semakin gelap.

Disisi Lain, Alicia kini merasa dirinya dibawa oleh sosok yang terlihat kabur itu ke suatu tempat, tapi ia tidak tahu siapa yang membawanya. Ia mencoba untuk membuka matanya dengan paksa, tapi rasa sakit yang luar biasa membuatnya kembali menutupnya. Suara-suara yang tidak jelas terdengar di sekitarnya, meskipun begitu ia tidak bisa memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Vincent...?" Alicia menggumam, suaranya lemah.

Tidak ada jawaban. Saat ini dalam benaknya Alicia merasa bahwa dirinya hanya sendirian, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan Vincent. Disituasi yang sulit itu ia tidak memperdulikan kondisinya dan memaksa dirinya untuk bangkit, tapi karena tubuhnya yang terlalu lemah, ia tidak bisa bangkit.

"Alicia, tenanglah ada aku disini," suara itu terdengar, kali ini lebih jelas. " Disini Kamu aman sekarang."

Alicia membuka matanya, dan melihat sosok yang tidak asing. "Elena...?" ia menggumam, suaranya lemah.

Elena, seorang wanita dengan rambut hitam bercampur putih, tersenyum lembut kepadanya.

"Aku di sini, Alicia. Kamu aman sekarang."

Alicia merasa lega, tapi rasa sakit yang luar biasa membuatnya kembali menangis. "Bagaimana dengan Vincent...?" ia bertanya, dengan suaranya yang terputus-putus.

Elena menatapnya dengan ekspresi yang serius. "Vincent... ia masih hidup, tapi kondisinya kritis. saat ini, Kita harus membawanya ke tempat yang lebih aman."

Tiba-tiba, Alicia merasa dirinya mulai kehilangan kesadaran lagi, tapi ia berusaha untuk tetap terjaga. "Elena... tolong... tolong selamatkan Vincent..."

Elena mengangguk, dan Alicia merasa dirinya seperti akan tertidur karena pendarahan hebat dan kelelahan yang ia alami. "Jangan khawatir, Alicia. Aku akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Vincent."

Alicia pun pingsan, sementara Elena memandangnya dengan ekspresi yang serius. Ia tahu bahwa Alicia dan Vincent telah melalui banyak hal, dan ia harus melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan mereka berdua.

Beberapa saat kemudian, Elena membawa Alicia dan Vincent yang sedang terluka itu menggunakan kemampuan Body Lift Technique ke suatu tempat.

Setelah beberapa langkah, di depan mereka terdapat kabut tebal yang menyelimuti daerah sekitarnya, Elena yang melihat itu merespon dengan langsung menggunakan Slash wind Technique , kemampuan ini dapat membuat kabut tebal di sekitar area jangkauan nya menghilang secara instan.

"Selanjutnya, Terungkap bahwa yang ada di depannya adalah sebuah gunung es yang menjulang tinggi, di mana puncaknya tersembunyi di balik awan tebal yang dipenuhi energi Element spiritual yang pekat."

"Di sana, banyak pepohonan mati berdiri kaku, dengan diselimuti salju yang sangat lebat. Pemandangan ini menciptakan suasana yang terasa sangat dingin dan mencekam.

Gunung es itu bukan sekadar es, melainkan sebuah benteng kokoh yang telah berdiri selama ribuan tahun, diduga menyimpan rahasia dan kekuatan tersembunyi di dalamnya."

Disisi lain, kabut tebal yang menghalangi elena tadi sudah hilang, ia langsung bergerak lebih cepat menuju tempat persembunyiannya yang berada di area sekitar.

Tempat persembunyian Elena

Beberapa waktu pun berlalu, Elena tiba di tempat itu sambil membawa Vincent dan Alicia yang terluka parah. Segera, ia memanggil beberapa orang yang berada di dalam tempat persembunyian tersebut."

Beberapa orang pun datang, lalu Elena berkata:

"Tolong bawa gadis bernama Alicia ini ke tempat istirahat yang lebih aman. Pastikan ia dirawat sebaik mungkin. Adapun anak bernama Vincent ini, bawa ia ke ruang pemulihan secepatnya. Prioritas kita sekarang adalah menyelamatkan nyawanya, terlepas dari tantangan yang mungkin menanti!"

Orang-orang itu mengangguk dan langsung membawa Alicia serta Vincent menuju tempat yang telah ditentukan.

Dengan tatapan tajam dan ekspresi serius, Elena memandang ke sekeliling. Ia sadar perjalanan mereka masih panjang, tapi Kondisi Vincent saat ini di ambang kematian. Luka parah serta pendarahan hebat telah menguras Energi Element Spiritual nya dan ini juga melemahkan jiwa dan dapat menyebabkan kematian.

Ruang pemulihan kuno

Kini, hanya ada satu tempat yang bisa menyelamatkannya: ruang pemulihan yang tersembunyi di jantung gunung es, sebuah tempat di mana energi spiritual yang kuat dan rahasia kuno dapat memulihkan apapun bahkan luka yang paling parah sekalipun, namun perjalanan menuju ke sana bukanlah sebuah perjalanan yang mudah, karena ruang pemulihan itu sendiri dilindungi oleh medan element es paling mematikan di dunia, sebuah penghalang yang hanya bisa dilewati oleh mereka yang memiliki keberanian dan kekuatan yang luar biasa.

Medan element es itu sendiri merupakan sebuah labirin yang mematikan, di mana badai salju yang ganas dan angin yang dapat membeku apa saja dan membunuh siapa saja yang tidak siap. Namun, karena kondisi mendesak Elana tahu bahwa tidak ada pilihan lain lagi, ia harus mencapai ruang pemulihan itu jika ingin menyelamatkan Vincent.

Elena memandangi Vincent dengan ekspresi yang serius, ia tahu bahwa perjalanan ini akan sangat berat. "Kita harus pergi sekarang," katanya, suaranya tegas. "Kita tidak memiliki banyak waktu lagi." ucap Elana kepada Vincent yang saat ini dalam kondisi tak sadarkan diri dengan Luka berlobang di dadanya.

Disisi lain Alicia, yang masih lemah, mencoba untuk bangkit. "Aku akan pergi bersamamu," katanya, suaranya lemah.

Elena menatapnya dengan ekspresi yang lembut. "Alicia, kamu tidak perlu melakukan ini. Kamu masih lemah, biarkan aku yang pergi sendiri."

Tapi Alicia tidak mau mendengarkan, ia tahu bahwa ia harus pergi untuk menyelamatkan Vincent. Namun, Elena tidak ingin mengambil risiko, ia menahan Alicia dengan nada yang tegas, "Alicia, kamu harus tetap di sini dan memulihkan diri. Proses pemulihan itu belum selesai, jika kamu pergi sekarang, kamu akan membahayakan dirimu sendiri."

Alicia mencoba untuk melawan, tapi Elena tidak mau melepaskannya. "Aku akan membawa Vincent ke ruang pemulihan, kamu harus tetap di sini dan menunggu," katanya, suaranya semakin tegas.

Dengan terpaksa, Alicia menuruti perintah Elena, ia tahu bahwa Elena hanya ingin melindunginya. Elena kemudian mengambil napas dalam-dalam, dan dengan Vincent di tangannya, ia memulai perjalanan yang mematikan itu, menembus medan element es yang ganas dan menuju tujuan akhirnya yakni ke ruang pemulihan yang tersembunyi di jantung gunung es, begitulah rencana yang sudah disusunnya dengan matang.

Kemudian, Elena memulai perjalanan yang mematikan itu, menggendong tubuh Vincent yang dalam kondisi tak sadarkan diri. Wajahnya terlihat seputih salju, dan darah juga menetes meskipun Elena sudah melakukan tindakan pemulihan sementara. Setiap tetes darah yang menetes ke lantai es terasa seperti pukulan bagi Elena, membuat tekadnya semakin kuat untuk menyelamatkan Vincent.

Disisi lain, Alicia yang sudah selesai ditangani penyembuhan nya oleh Tabib di tempat persembunyian itu, menatap mereka dengan tatapan khawatir yang mendalam. Ia bisa melihat kekhawatiran di mata Elena, dan ia tahu bahwa Elena akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan Vincent. Alicia menggigit bibirnya, berharap bahwa Elena akan berhasil, dan Vincent akan selamat dan pulih dari luka-lukanya yang parah itu.

Elena terus berjalan, tidak menoleh ke belakang, fokusnya hanya pada ruang pemulihan yang tersembunyi di jantung gunung es. Ia tahu bahwa perjalanan ini akan sangat berat, tapi ia tidak akan menyerah. Vincent harus selamat, dan ia akan melakukan apa saja untuk itu.

"Aku akan mengurusnya sendiri," suara Elena terdengar serak namun penuh tekad. Ia tahu rute itu terlarang, dijaga oleh formasi sihir kuno dan makhluk es purba. Tidak ada waktu untuk penjelasan lebih lanjut.

Saat mereka melangkah keluar dari tempat persembunyian itu, baru beberapa langkah ia berjalan, langsung menemui badai salju yang mengamuk, dengan udara dingin yang sangat menusuk tulang. Badai itu disertai dengan Angin yang jumlahnya seperti ribuan pedang, mencoba merenggut Vincent dari pelukan Elena.

Mereka mencoba untuk mencari cara dan bertahan di situasi itu, sedangkan di depan mereka, setelah badai salju yang ganas, ada jembatan yang juga harus mereka lewati. Di bawah jembatan itu ada sebuah lembah yang bernama Broken Valley, sebuah jurang yang dalam dan mematikan. Disana juga terdapat labirin glasial yang terus bergerak dan retak setiap detiknya, membuat setiap langkah menjadi sangat berbahaya.

Elena harus berlari di atas jembatan es yang tipis, dengan Vincent yang dalam kondisi kritis dan tak sadarkan diri di tangannya. Keseimbangan mereka bisa terancam kapan saja, dan setiap langkah yang salah bisa membuat mereka terjatuh ke dalam jurang yang dalam. Elena menggigit bibirnya, fokus pada jembatan di depan mereka, dan terus melangkah maju dengan hati-hati.

"Bertahanlah, Vincent!" bisik Elena, air matanya membeku di pipinya. " Ayolah Vincent kau harus kuat dan Jangan berani mati sekarang!"

Mereka belum jauh melangkah dan tiba-tiba entah alasan apa tanah mulai bergetar, dari retakan es itu muncul Penjaga Es Kuno, ia adalah sebuah patung kristal raksasa setinggi sepuluh meter yang matanya bersinar biru dingin. Suaranya yang menggelegar memecahkan keheningan badai salju.

"Sial!" Elena mengumpat, sambil merapal mantra api dengan tangannya yang bebas. Ledakan panas menghantam dada patung kristal, tapi hanya membuatnya sedikit terhenti.

Menghadapi situasi itu, untuk menghemat waktu Elena mengindari makhluk itu, kemudian ia terus berlari sambil membawa Vincent, napas Elena kini tersengal-sengal. Setiap langkah adalah perjuangan melawan suhu dingin yang ekstrem dan kejaran monster es penjaga tempat itu. Jantungnya berdebar kencang, bukan karena kelelahan, tetapi karena ketakutan akan kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.

Akhirnya, setelah perjuangan mereka yang sangat sulit, mereka mencapai dinding tebing vertikal yang menandai gerbang ruang pemulihan. Golem raksasa itu tepat di belakang mereka, tangan kristalnya terangkat siap menghancurkan.

Elena menoleh ke belakang sekilas, kemudian menatap Vincent. "Kita sudah hampir sampai," ucapnya. Dengan sisa kekuatan terakhirnya, ia menekan simbol kuno di dinding es. Pintu rahasia terbuka, dan Elena terjatuh masuk ke dalam, sambil mendekap erat tubuh Vincent yang dingin.

Di belakang mereka, pintu es seketika tertutup rapat diikuti dengan suara gemuruh, dan menyisakan raungan Penjaga Es di luar sana.

kemudian, semuanya menjadi gelap.....

Apa yang terjadi pada Vincent dan Elena?

Bisakah mereka sampai ke ruang pemulihan itu? Dan Apakah Vincent bisa terselamatkan?

Nantikan kelanjutannya di bab berikutnya.

Bersambung.....

_____________________________________________

Informasi Sejarah Penjaga Es kuno

...Asal-Usul (Origin)...

The Ancient Ice bukanlah sebuah patung yang dibuat oleh tangan manusia atau dewa. Ia adalah manifestasi fisik yang terwujud dari kesadaran gletser itu sendiri.

Ribuan tahun yang lalu, saat dunia masih dipenuhi dengan energi spiritual elemen yang sangat berlimpah dan kaya dan elemen-elemen masih liar, sebuah anomali kosmik—sering disebut sebagai "Air Mata Bintang Beku"—jatuh di puncak gunung tertinggi. Energi murni ini meresap ke dalam inti es abadi di gunung tersebut.

Selama berabad-abad, energi itu tertidur, perlahan-lahan menyerap esensi dari setiap badai salju, setiap longsoran, dan keheningan mutlak di puncaknya. Ia tidak belajar tentang dunia luar, ia hanya belajar tentang kedinginan, kemurnian, dan keabadian.

Akhirnya, kesadaran ini membentuk tubuh untuk dirinya sendiri. Bukan dari daging atau batu, melainkan dari Kristal Es Murni—es yang telah terkompresi oleh waktu dan sihir.

...Kemampuan (Abilities)...

Penjaga ini adalah perwujudan dari musim dingin itu sendiri, dan kemampuannya mencerminkan kekuatan alam yang brutal dan tanpa ampun.

Tubuh Kristal Abadi: Fisiknya nyaris kebal terhadap serangan fisik. Panas ekstrem mungkin bisa melelehkannya, tetapi ia akan segera menarik uap air dan embun beku dari udara untuk meregenerasi kerusakannya seketika.

Tatapan Pembeku (The Azure Gaze): Mata biru yang bersinar itu bukanlah untuk melihat. Itu adalah proyektor energi murni. Siapapun yang bertatapan langsung dengan cahaya itu akan merasakan kehangatan di tubuhnya dihisap paksa, menyebabkan rasa dingin ekstrem yang instan dan dapat membuat orang lain membeku dalam hitungan detik.

Gema Glasial (Suara Menggelegar): Suaranya yang memecah keheningan badai adalah senjata utamanya. Itu adalah gelombang sonik yang kuat yang dapat: Membuat kristal es di sekitarnya beresonansi dan meledak seperti pecahan peluru. Memicu longsoran salju besar di seluruh sisi gunung.

Pengendali Badai (The Warden's Wrath): Dia tidak ada di dalam badai salju. Dia adalah badai salju. Ke mana pun dia melangkah, "whiteout" (badai kabut salju) akan mengikuti, membutakan musuh dan menurunkan suhu hingga di bawah titik beku yang paling ekstrem.

Langkah Sunyi: Meskipun raksasa, ia bisa "larut" menjadi badai salju dan muncul kembali di tempat lain di wilayahnya, membuatnya mustahil untuk dilacak atau disergap.

...Tujuan (Purpose)...

Penjaga Es Kuno memiliki satu tujuan tunggal yang tertanam dalam inti kristalnya: Menjaga Keseimbangan Es Abadi.

Dia adalah penjaga "Jantung Gletser" (The Glacier's Heart), sebuah gua es di inti gunung di mana "Air Mata Bintang Beku" yang asli tersimpan. Jantung Gletser ini berfungsi sebagai penyeimbang iklim kuno. Dan ini merupakan sebuah manik yang mengandung akumulasi Elemen murni di dalamnya sesuai dengan elemen masing-masing.

entitas ini, tidak peduli dengan kerajaan manusia, perang, atau emas. Dia hanya peduli pada panas atau element api, karena mereka berlawanan.

Apapun yang membawa "api" atau "kehangatan yang tidak alami" ke puncaknya—baik itu obor pendaki, sihir api, atau teknologi—dianggap sebagai ancaman langsung terhadap Jantung Gletser dan haru dimurnikan (dihancurkan/dibekukan).

...Kemunculan (Emergence)...

Sang Penjaga 99% waktunya tertidur, diam dan tidak bergerak, sering disalahartikan sebagai formasi es yang aneh di puncak gunung. Namun, dia akan bangkit jika salah satu dari dua kondisi ini terpenuhi:

Pelanggaran Wilayah: Ketika seorang pendaki atau penyusup mendekati area Jantung Gletser.

Ancaman Panas: Ketika anomali sihir atau cuaca (seperti mantra api besar atau letusan gunung berapi di dekatnya) mengancam akan mencairkan es abadi.

Kemunculannya selalu didahului oleh "Keheningan Mematikan". Tiba-tiba, lolongan badai salju akan berhenti total. Udara menjadi diam, berat, dan sangat dingin.

Kemudian, dari dalam keheningan itu, dua cahaya biru akan menyala di kejauhan. Salju dan kristal es di tanah akan mulai bergetar, terbang, dan berkumpul, membentuk sosok sepuluh meter itu dalam hitungan detik. Dan saat itulah suaranya akan menggelegar untuk pertama kalinya, memecahkan keheningan yang baru saja ia ciptakan.

...Legenda (Legend)...

Di antara suku-suku yang hidup di lembah di bawah gunung, mereka tidak pernah menyebut namanya. Mereka hanya menyebutnya sebagai "Puncak yang Menghakimi".

Legenda Peringatan: "Jangan pernah menyalakan api di atas garis pohon terakhir. Api adalah kesombongan, dan Puncak akan menghukum kesombongan dengan keheningan abadi."

Legenda Asal Mula: "Mereka bilang Penjaga itu adalah air mata pertama dari langit yang jatuh ke bumi, membeku sebelum menyentuh tanah. Dia masih berduka atas kehangatan yang hilang, dan dia akan mengambil kehangatan dari siapa saja yang berani mendekatinya."

Legenda Ramalan: "Suatu hari, ketika dunia terbakar oleh keserakahan manusia, Jantung Gletser akan memanggil Penjaganya untuk turun ke lembah. Dia tidak akan lagi menjaga gunung, tetapi membawa Zaman Es baru ke seluruh dunia, untuk memurnikan dunia dengan badai salju."

sekian dan terimakasih.

1
Rina
semakin seru ya, semangat terus ya Author 🥺👍
Zan Apexion: Terimakasih, senang rasanya ada yang menyemangati.

saya akan semakin berusaha keras untuk bab berikutnya 🙏☺️
total 1 replies
Rina
Vincent 🥺🥹
Rina
wah, ada musuh baru
LibrarianAkasha
Lila ini gadis itu? yang di bab sebelumnya?
Zan Apexion: terimakasih atas dukungan dan saran nya, senang rasanya karya saya disukai.
total 12 replies
LibrarianAkasha
kuat juga gadis itu...
Zan Apexion: hehe, karena dia masih bocah, sedangkan gadis itu lebih tua darinya
(gadis yang dimaksud npc).
total 3 replies
LibrarianAkasha
Disini lain
Zan Apexion: maksudnya mereka berjalan di hutan baru Nemu sungai gtu hehe
total 1 replies
LibrarianAkasha
Gadis itu mencurigakan...
Rina
Seru banget, lanjut terus ya Author.

tetap semangat 👍
LibrarianAkasha
Cerita yang menarik
LibrarianAkasha: sama-sama
total 2 replies
LibrarianAkasha
rasanya seperti membaca ulang paragraf di atas... tapi tidak apa-apa. bisa dipahami
Zan Apexion: terimakasih
total 5 replies
LibrarianAkasha
woah! menarik!
Zan Apexion: terimakasih 🙏
total 1 replies
LibrarianAkasha
Spasinya thor
Zan Apexion: hehe sorry, ngantuk mungkin pas buatnya😄
total 1 replies
Rina
Wah, Terimakasih Author ada penjelasan lengkap tentang karakter dalam cerita.
/Smile/
Zan Apexion: Sama-sama, Senang bisa membantu 🙏☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Halo author! mau tanya, kata "Tiba-tiba, Saat dan Terjadi" di novel ini aku lihat kadang menggunakan kapital di awal kata, itu untuk penekanan?
Zan Apexion: Terimakasih sudah membaca dan juga dukungan nya.
total 4 replies
Natasya Eka dira
sangat bagus
Zan Apexion: Terimakasih, sudah mampir
total 1 replies
Natasya Eka dira
sangatttt bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih banyak🙏
total 1 replies
Natasya Eka dira
Sangat bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih ☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Oh! aku suka bagian ini... ceritanya terasa 'hidup' dipikiranku
Zan Apexion: terima kasih 🙏☺️
total 1 replies
Rina
wah, seru banget GK sabar nunggu kelanjutannya
Rina
Menarik
Zan Apexion: terimakasih sudah mampir, semoga dapat menghibur kamu.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!