NovelToon NovelToon
AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Lucinda de Vries mengira acara wisudanya akan menjadi hari kebahagiaannya sebagai sarjana kedokteran akan tetapi semua berakhir bencana karena dia harus menggantikan kakak kandungnya sendiri yang melarikan diri dari acara pernikahannya.
Dan Lucinda harus mau menggantikan posisi kakak perempuannya itu sebagai pengantin pengganti.

Bagaimana kelanjutan pernikahan Lucinda de Vries nantinya, bahagiakah dia ataukah dia harus menderita ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21 TERCEKATNYA LUCINDA

Lucinda de Vries berdiri tercekat di sisi samping meja konsul antik di dekat ruangan tengah.

Wajahnya tegang serta membeku pucat, sedangkan badannya gemetaran.

Lucinda menyembunyikan dirinya dari tangkapan kamera pengawas serta pengamatan panembahan Sugeng yang keluar dari ruangan tengah tadi.

Diam-diam Lucinda beringsut pelan lalu menjauh dari area ruangan tengah rumah mewah milik Kevin Jansen, untuk segera pergi dari tempat itu.

Lucinda mengendap-endap pelan saat dia berjalan pergi.

Dengan menggenggam erat-erat tas miliknya di kedua tangannya, dia berjalan menjauh dari ruangan tengah dimana Sugeng dan suster perawat Gina berada disana.

Lucinda berlari cepat menuju Lift yang ada di lantai utama dengan tergesa-gesa.

"KLING !"

Lift mulai perlahan-lahan naik ke lantai atas rumah mewah itu.

Sekitar sepuluh menit, Lift sampai di lantai ketiga, lantai teratas dari tingkatan tertinggi yang ada di rumah ini.

"KLIIING... !"

Pintu Lift terbuka dengan otomatis kemudian Lucinda keluar dari dalam Lift tersebut lalu dia berjalan menuju kamar Kevin.

Letak kamar Kevin Jansen atau biasa disebut dengan panggilan Raden Mas Ningrat Kevin Jansen berada di lantai ketiga, lantai paling atas dari rumah mewah ini serta dihubungkan dengan jalan koridor yang panjang serta sepi.

Tampak Lucinda sedang berjalan menelusuri jalan koridor di lantai tiga ini.

Lucinda mempercepat langkah kakinya saat dia melewati koridor sepi itu bahkan dia tergesa-gesa menuju kembali ke kamar Kevin Jansen, suaminya.

Pelan-pelan Lucinda mendorong pintu kamar Kevin yang dibukanya dengan kartu khusus otomatis.

"KRIEEEET... !"

Lucinda bergegas masuk ke dalam kamar Kevin yang sunyi lalu tak lupa dia mengunci kembali pintu kamar itu.

"Fuih... !"

Hela nafasnya ketika dia memasuki ruangan kamar tidur Kevin Jansen yang sepi.

Lucinda berdiri termenung tepat di depan pintu kamar yang terkunci itu sembari memikirkan pembicaraan yang baru saja didengarnya tadi.

"Saraswati telah kembali, dia tahu kapan dia harus bertindak tepat, kita tidak bisa membiarkan dia berkuasa lagi setelah sekian lama dia mengacuhkan rumah ini."

Kalimat yang didengar oleh Lucinda terngiang kembali di telinganya.

"Tapi dia masih nyonya besar dan permaisuri kerajaan Klinting kuning, kita tidak mungkin menyingkirkannya begitu saja, panembahan."

"Dia ancaman bagi kita untuk merebut kekayaan raden di kerajaan Klinting kuning, sepertinya dia merencanakan sesuatu disaat kedatangannya tadi."

"Dia benar-benara ibu tiri menyerupai nenek sihir, bagaimana dia tidak peduli pada Kevin Jansen meskipun dia hanya anak tiri, tapi seharusnya dia peduli pada raden."

"Penyebab raden seperti itu juga karena Saraswati, dia menaruh racun dalam buah apel yang diberikan kepada Kevin sewaktu raden berulang tahun...''

Tiap kalimat dari percakapan yang baru didengarnya itu kembali terulang lagi di telinga Lucinda.

Tiba-tiba kepala Lucinda terasa berat, pusing bagaikan dihantam palu godam yang besar ke arah kepalanya berulang-ulangkali ketika dia teringat akan percakapan antara panembahan Sugeng dengan suster perawat Gina di ruangan tengah.

Lucinda terhuyung-huyung serta limbung seolah-olah tubuhnya berubah ringan.

"Aduh..., kepalaku pening dan berputar-putar... ?!'

Lucinda memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut keras.

"Aku pusing sekali... !"

Sambatnya dengan tubuh condong kian kemari.

"Kepalaku sakit... !"

Lucinda mengeluh kembali lalu terduduk di sofa panjang di ruangan kamar ini.

"Sial, aku kecapean..."

Lucinda merebahkan kepalanya ke atas bantalan sofa seraya berbaring lurus, dengan menghadap ke atas.

"Aku harus minum vitamin pemulihan agar kondisiku tetap terjaga penuh semangat..."

Lucinda merogoh saku bajunya tanpa berniat menggantinya setelah dia berpergian keluar rumah.

Cepat-cepat Lucinda menelan dua butir pil dari botol kecil yang ada di tangannya.

"GLEKH... !"

Lucinda menelan salivanya lalu menenggak sebotol air mineral yang baru dia beli dari bandara Rotterdam sebelum pulang tadi.

"Fuah, lega sekali... !"

Lucinda mengelap tetesan air mineral yang keluar dari sudut bibirnya.

Termenung sejenak lalu menoleh ke arah tempat pembaringan Kevin Jansen yang berbaring disana sendirian.

Lucinda mulai memikirkan isi pembicaraan antara panembahan Sugeng dan suster perawat Gina, mereka membicarakan suatu rahasia yang tak seharusnya Lucinda mendengarnya.

Suatu rahasia kejahatan yang mengejutkan Lucinda telak dan sulit baginya dia terima dengan akal sehatnya.

Lucinda beringsut pelan lalu duduk tegak di sofa panjang itu.

"Saraswati... ?"

Lucinda mengucapkan satu nama yang baru saja dia dengar dari ruangan tengah.

"Dia ibu tiri dari Kevin Jansen..."

Lucinda menoleh ke arah Kevin yang berbaring diam.

"Rupanya penyebab Kevin seperti itu adalah ibu tirinya yang telah tega menjahati dia, sehingga Kevin terbaring tidur seperti koma."

Lucinda menarik ujung mantelnya lalu melepaskannya dari tubuhnya.

"Tapi racun apakah yang Saraswati berikan kepada Kevin sampai-sampai Kevin tidak tersadar lagi selamanya ?"

Hati Lucinda tergerak untuk membantu Kevin, dia bergegas cepat menghampiri tempat pembaringan Kevin.

Disibaknya tirai yang ada di tempat tidur sehingga tertutup rapat lalu Lucinda berjalan mendekati ranjang sunyi di depannya.

"Kevin..."

Satu kata terucap lirih dari bibirnya yang merekah merah jambu.

"Apa kau mendengarkanku bicara padamu ?"

Lucinda mengarahkan telapak tangannya ke arah kening Kevin.

Mendadak Lucinda tersentak kaget, dia tak percaya kalau kening Kevin menjadi hangat ketika dia menyentuhnya.

"Kevin..., keningnya berubah hangat..."

Lucinda segera memeriksa denyut nadi Kevin dengan seksama.

"Denyut nadinya berdetak halus yang menandakan bahwa kondisinya sangat prima, tapi setelah sekian lamanya, bagaimana mungkin Kevin bisa bertahan seperti ini..."

Lucinda mengamati setiap alat medis yang terpasang pada tubuh Kevin.

"Jika benar dia diracun, seharusnya dia sudah tewas hari itu juga, hari dimana dia terkena racun, tapi kasus medis ini benar-benar misterius serta aneh sekali dan aku sangat penasaran dengan kasus Kevin..."

Lucinda meletakkan alat stetoskop miliknya yang dia masukkan ke dalam saku bajunya ke bagian tubuh Kevin Jansen.

Terlihat Lucinda sangat serius saat dia memeriksa Kevin.

"Kondisinya sangat sehat, racun macam apakah yang mengendap di tubuh Kevin Jansen sebenarnya ?"

Lucinda melakukan serangkaian pemeriksaan kembali pada Kevin.

"Aku belum mendapatkan hasil laboratorium tentang cairan dalam obat Kevin, sepertinya aku juga harus mengambil sampel darah Kevin lalu memeriksakannya ke laboratorium kampus."

Lucinda bergegas mengeluarkan jarum suntik dan jarum lanset miliknya dalam kotak medis.

Jari jemari tangan Lucinda bergerak cekatan saat dia memasukkan jarum suntik untuk pengambilan darah dari vena lebih banyak di tubuh Kevin yang terbaring diam.

Lucinda memasukkan sampel darah vena milik Kevin ke dalam tabung darah kemudian dia memasukkan jarum lanset untuk pengambilan darah kapiler dalam jumlah tertentu dari ujung jari Kevin untuk tes tertentu.

Seluruh tabung darah yang diambil dari tempat berbeda kemudian dimasukkan ke dalam tas khusus penyimpan tabung darah.

Lucinda menyelesaikan keahlian medisnya dengan begitu terampilnya sampai tuntas.

"Aku akan kembali ke laboratorium sekarang tapi aku juga tidak mungkin pergi lagi keluar rumah, sebaiknya aku menelpon Juwita agar dia datang kemari."

Lucinda menekan layar ponsel miliknya untuk menghubungi Juwita di tempat kerjanya yaitu laboratorium Universitas Leiden.

Panggilan telepon segera terjawab cepat, terdengar suara seseorang menyapa ramah dari balik telepon Lucinda.

Lucinda terlihat serius saat menelpon Juwita dan tak lama kemudian dia menutup panggilan teleponnya dan bergegas keluar dari area pembaringan Kevin.

"Sreeet... !"

Tirai tersibak cepat, bersamaan keluarnya Lucinda dari area Kevin berbaring di kamarnya.

Lucinda berjalan kembali ke arah sofa yang tersedia di ruangan kamar mewah itu sembari membawa tas jinjing yang selalu dibawanya kemanapun dia pergi.

1
Zeed
kayak triller gak sih
Zeed
misteri secret nih
Zeed
waduh konspirasi nih di kerajaan klinting kuning
Zeed
kakak rasa candu pa gimana nih kau chatarina 🤭
Zeed
dia dokter ya
Zeed
jadi bingung nih sama sikap lucinda kayak gak biasanya agak berubah nih
Zeed
lebih keji nih ibu tiri
Zeed
wah... wah... wah... bener ada ya ibu tiri kayak nenek sihir itu
Zeed
semangat thor 💪
Zeed
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zeed
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ghaltara
seram...
Reny Rizky Aryati, SE.: thriller...
total 1 replies
horse win
misteri nih semakin seru saja thor 💪
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍🎂👍👍👍
total 2 replies
horse win
wah wah wah pecundang datang nih
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
rupanya wasiat kakek ya, napa gak judulnya wasiat maut kakek saja tor 👍
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
sulit dibayangkan nih nikah ma pria sekaratul maut 😄
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂
total 2 replies
horse win
versi beda nih ma novel yang satunya ya thor, tapi mirip temanya pengantin pengganti
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
lanjut...
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
baru nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: dont worry, i am here 🎂
total 2 replies
Soraya
lanjut
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!